Berita Badung

Menparekraf: Dana Abadi Pariwisata Diambil dari Devisa, Tidak Bebankan Masyarakat

Menparekraf: Dana Abadi Pariwisata Diambil dari Devisa, Tidak Bebankan Masyarakat

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Menparekraf Sandiaga Uno saat memberikan keterangan menanggapi monopoli konser Taylor Swift di Singapura. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Wacana pemerintah melakukan retribusi untuk Dana Abadi Pariwisata dibebankan kepada wisatawan melalui tiket pesawat terus di bahas lintas Kementerian/Lembaga terkait.

"Jadi setelah rapat 25 April 2024 kemarin ini akan dibahas kembali," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Sabtu 27 April 2024 di Poltekpar Bali. 

"Tapi posisi Kemenparekraf adalah mendorong bahwa dana pariwisata ini sumbernya dari dana pemerintah yang didapatkan dari devisa pariwisata yang ada di posisi 15 miliar USD lebih," sambungnya. 

Baca juga: Penyelenggaraan WWF ke-10 di Bali Bermanfaat Besar Bagi Keberlanjutan Sektor Parekraf

Ia berharap tahun ini mudah-mudahan targetnya dapat tercapai diatas dari perkiraan kita. 


Dari penyisihan devisa ini, Menparekraf Sandiaga menyampaikan tentunya tidak akan membebankan wisatawan terutama wisatawan domestik, karena walaupun dibebankan kepada wisatawan mancanegara, seperti Bali ini yang sudah membebankan nanti kalau ada tambahan lagi pasti akan berat bagi wisman untuk datang ke Indonesia. 

Baca juga: Proses Evakuasi Pohon Keramat Tumbang di Bangli Diperkirakan Butuh Waktu Dua Hari

"Dari Kemenparekraf sudah jelas posisinya kita menginginkan ini berkelanjutan (pariwisata berkualitas) , dan tidak membebankan terutama wisatawan nusantara," imbuh Menparekraf Sandiaga.

Sebelumnya, pemerintah saat ini sedang dilakukan penyusunan rancangan peraturan tentang Dana Abadi Pariwisata Berkualitas, yang melibatkan berbagai Kementerian dan Lembaga.

Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo RM. Manuhutu menerangkan, wacana pengembangan pariwisata berkualitas melalui partisipasi aktif berbagai pihak terkait masih dalam tahap kajian awal dan diskusi yang melibatkan berbagai sektor. 

Kajian tersebut tentunya mempertimbangkan berbagai faktor, seperti dampak ekonomi dan sosial. 

Selain itu, kajian turut mempertimbangkan upaya untuk mendukung peningkatan target pergerakan wisatawan nusantara. 

“Berbagai kebijakan terkait pariwisata berkualitas bertujuan untuk memberikan manfaat signifikan yang dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat. Upaya ini sekaligus mendukung Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved