5 Kunci Jawaban PKN Pendidikan Pancasila Kelas 10 Kurikulum Merdeka Hal 158, 159, Identitas Budaya.

TRIBUN-BALI.COM – Simak 5 soal dan kunci jawaban, PKN Pendidikan Pancasila kelas 10 kurikulum merdeka halaman 158, 159.

Ada soal tentang asal-usul semboyan bhinneka tunggal ika, Pembangunan ekonomi, Landasan konstitusional, makhluk sosial, dan identitas budaya

Perlu diketahui bahwa kunci jawaban ini bersifat alternatif, jadi para siswa mungkin punya jawaban yang berbeda-beda. 

Setiap soal-soal dibawah ini dilengkapi dengan kunci jawaban.

Soal-soal pada kunci jawaban ini sesuai dengan buku Pendidikan Pancasila kelas 10kurikulum merdeka halaman 158, 159.

Penjelasan mendetail disertakan dalam pembahasan kunci jawaban berikut.

Berikut kunci jawaban beserta pembahasannya, pelajaran Pendidikan Pancasila kelas 10 kurikulum merdeka halaman 158, 159.

Baca juga: 8 Kunci Jawaban PKN Pendidikan Pancasila Kelas 10 Kurikulum Merdeka Hal 147, 157, Rakyat

Baca juga: 5 Kunci Jawaban PKN Pendidikan Pancasila Kelas 10 Kurikulum Merdeka Hal 146, 147, Gotong Royong.

Asesmen Sumatif Bab 3

Penilaian 1

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang pada satu pilihan jawaban yang benar!

1. Perhatikan pilihan berikut!

1) Kitab Negarakertagama

2) Kitab Sutasoma

3) Mpu Prapanca

4) Mpu Tantular

5) Kerajaan Majapahit

6) Kerajaan Singosari

Berdasarkan pilihan di atas, asal-usul semboyan bhinneka tunggal ika berdasarkan asal kitab, penulis, dan kerajaan ditunjukkan pada nomor …..

A. 1), 3), 5)

B. 1), 4), 5)

C. 2), 3), 6)

D. 2), 4), 5)

E. 2), 4), 6)

Jawaban:

B. 1), 4), 5)

Pembahasan:

Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" berasal dari Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular.

Kitab ini termasuk dalam sastra Majapahit yang mencerminkan keberagaman dan toleransi dalam masyarakat Majapahit, yang pada saat itu dipimpin oleh Kerajaan Majapahit.

Kitab Negarakertagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca, adalah karya sastra yang menggambarkan kebesaran Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Singosari, meskipun terkait dengan sejarah Majapahit, tidak secara langsung terkait dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".

2. Pembangunan ekonomi diarahkan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari masyarakat, rakyat merupakan subjek dalam pembangunan yang berarti …..

A. tujuan yang hendak dicapai dalam setiap tahapan pembangunan

B. sarana yang dibutuhkan dalam proses pembangunan

C. sebagai bahan untuk menjalankan proses produksi

D. sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan perekonomian

E. aktor atau pelaku yang menentukan sifat atau corak perekonomian

Jawaban:

E. aktor atau pelaku yang menentukan sifat atau corak perekonomian

Pembahasan:

Rakyat sebagai subjek dalam pembangunan berarti bahwa mereka adalah aktor atau pelaku utama dalam menentukan sifat atau corak perekonomian.

Dalam konteks ini, rakyat memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang mengarah pada masyarakat adil dan makmur.

Sebagai tambahan, rakyat juga dapat dianggap sebagai tujuan yang hendak dicapai dalam setiap tahapan pembangunan (A), karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Namun, dalam konteks pilihan yang lebih tepat dalam konteks pertanyaan ini, jawabannya adalah E.

3. Landasan konstitusional dari perekonomian merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan yaitu Pasal …..

A. 33 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

B. 33 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945

C. 33 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945

D. 34 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

E. 34 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945

Jawaban:

A. 33 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

Pembahasan:

Pasal 33 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.

Pasal ini merupakan landasan konstitusional bagi perekonomian Indonesia yang menekankan pentingnya kerjasama dan solidaritas dalam pengelolaan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan bersama.

4. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri.

Manusia senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Hal ini menjadi fitrah manusia.

Oleh karena itu, dalam kehidupan masyarakat diperlukan adanya…

A. tenggang rasa

B. gotong royong

C. komunikasi

D. saling menghormati

E. kontrak sosial

Jawaban:

B. gotong royong

Pembahasan:

Gotong royong adalah sikap saling membantu dan bekerja sama yang merupakan bagian dari fitrah manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam konteks kehidupan sosial, gotong royong menjadi penting karena manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan serta kerjasama dari orang lain.

Tenggang rasa (A), komunikasi (C), saling menghormati (D), dan kontrak sosial (E) juga penting dalam kehidupan masyarakat, namun gotong royong lebih mencerminkan sikap saling membantu dan bekerja sama yang merupakan konsep yang sangat mendasar dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Sebagai identitas budaya bangsa Indonesia, tradisi gotong royong sarat dengan nilai-nilai luhur.

Berikut ini nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi gotong royong, kecuali…

A. menguatkan solidaritas sosial

B. sikap kebersamaan

C. saling menolong

D. menghargai perbedaan

E. menguatkan sikap individualisme

Jawaban:

E. menguatkan sikap individualisme

Pembahasan:

Tradisi gotong royong dalam budaya Indonesia mengandung nilai-nilai luhur seperti menguatkan solidaritas sosial, sikap kebersamaan, saling menolong, dan menghargai perbedaan.

Namun, tradisi gotong royong tidak menguatkan sikap individualisme, melainkan lebih menekankan pentingnya kerjasama dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama.

(*)