Tragedi di Jembatan Bangkung

Tragedi Ulah Pati Jembatan Bangkung Masih Membekas, PJ Gubernur Himbau Dinsos Fasilitasi Panti Anak

Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menyoroti kasus bunuh diri yang dilakukan kakak beradik di Jembatan Plaga, Petang, Badung, Minggu (26/5).

istimewa
Selamat Jalan Ketut Sutama dan Putu Yasa, 2 Jenazah Berpelukan di Jembatan Bangkung Badung 

Dijelaskannya, pemuda yang bunuh diri itu berinisial Ketut S (23) asal Banjar Dinas Rendetin, Kubutambahan, Singaraja. Namun adiknya belum diketahui identitasnya, namun diperkirakan berumur 4 atau 5 tahun.

Keprihatinan Pj Gubernur Bali disampaikan melalui bantuan uang tunai Rp 5 juta yang diberikan melalui petugas Dinas Sosial Provinsi Bali di rumah duka di Banjar Dinas Rendetin, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Senin (27/5).

Kepala Dinas Sosial Buleleng, I Putu Kariaman mengatakan, bantuan ini diberikan Pj Gubernur Bali untuk membantu biaya upacara pitra yadnya kedua almarhum.

Serta untuk membantu kakak almarhum, yang dalam kondisi disabilitas fisik dan mental.

"Kami mendampingi Dinsos Provinsi menyerahkan bantuan langsung tunai dari Pj Gubernur Bali Rp 5 juta. Bantuan diserahkan kepada keluarga almarhum untuk membantu biaya keperluan upakara dan kakaknya yang kondisinya mengalami disabilitas," ujarnya.

Sementara itu, anak kandung Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta disebut-sebut akan mengadopsi Luh Somotini, kakak pertama dari dua korban ulah pati di Jembatan Bangkung.

Perbekel Desa Bontihing I Gede Pawata, Senin (27/5) mengatakan, kabar rencana anak Giri Prasta untuk mengadopsi Luh Somotini ini diterima oleh Kelian Banjar Dinas Rendetin, I Made Artana.

Adopsi ini dilakukan sebagai rasa empati mengingat Somotini mengalami disabilitas fisik dan mental. Sementara kedua orangtuanya telah lama meninggal dunia.

Baca juga: PASCA Marak Aksi Ulah Pati, BPBD Badung Rancang Antisipasi, Akan Pasang Jaring di Jembatan Bangkung

Selama ini, kebutuhan sehari-hari Somotini dipenuhi oleh adik ketiganya, Ketut S (23). Sementara adik keduanya telah menikah.

Namun sayang, Ketut S yang semula menjadi tulang punggung keluarga kini telah tiada. Ketut S memutuskan mengakhiri hidupnya dengan mengajak adik bungsunya Putu YSD (5), di Jembatan Bangkung, Desa Pelaga.

Namun Pawata mengaku belum mengetahui secara pasti siapa yang mengadopsi Somotini, mengingat Giri Prasta dikaruniai tiga orang anak, masing-masing bernama Diana Prasta, Bima Nata dan Sundari Dewi.

Pawata menyebut saat ini dirinya akan berdiskusi terlebih dahulu dengan keluarga besar almarhum, apakah mengizinkan Somotini untuk diadopsi oleh anak Giri Prasta atau tidak.

"Kami komunikasikan dulu dengan keluarga almarhum. Jika sudah ada kesepakatan, akan kami sampaikan ke anaknya Giri Prasta. Belum tau juga anaknya yang mana yang akan mengadopsi Somotini. Adopsi dalam artian akan dipenuhi kebutuhan sehari-harinya atau seperti apa, ini akan kami pertanyakan lagi," katanya.

Pihak keluarga menduga Ketut S nekat mengajak adik bungsunya mengakhiri hidup karena permasalahan ekonomi. Kakak ipar almarhum, Ni Luh Resmini (27) mengatakan, Ketut S merupakan sosok yang pendiam.

Sehari-hari ia hanya menghabiskan waktu di rumah sederhana yang terletak di tengah perkebunan Banjar Dinas Rendetin, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved