Serda Gede Didin Meninggal
KABAR DUKA! Serda Gede Didin Meninggal Saat Tugas di Papua, Klaim Ditembak OPM Dibantah TNI
Di media sosial tersebar nama dan foto Serda Gede Didin Saputra yang dilaporkan meninggal dunia.
TRIBUN-BALI.COM - Kabar duka datang dari Tanah Papua.
Seorang anggota TNI AD Serda Gede Didin Saputra dilaporkan meninggal saat bertugas di Sorong, Papua Barat.
Yang menjadi sorotan, penyebab meninggalnya Serda Gede Didin Saputra masih simpang siur.
Serda Gede Didin merupakan anggota Yonif 762/VYS yang berada di Kodam XVIII/Kasuari, Papua Barat.
Didin dilaporkan meninggal dunia pada tanggal 7 Juli 2024.
Beredar kemudian informasi bahwa Serda Gede Didin meninggal karena ditembak Organisasi Papua Merdeka (OPM), prajurit TNI meninggal akibat baku tembak di Intan Jaya, Papua Tengah, pada Jumat 12 Juli 2024.
Hal ini disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom. Dalam pesannya, ia mengungkapkan bahwa telah terjadi kontak tembak di Intan Jaya.
Sebby kemudian meneruskan pesan terkait adanya anggota TNI yang diklaim menjadi korban ke awak media di Jakarta.
Baca juga: Nyawa Serda Hasy Kaunang Melayang di Jalanan, Cincin Tunangan Masih Melingkar di Jari Manis
Di media sosial tersebar nama dan foto Serda Gede Didin Saputra yang dilaporkan meninggal dunia.
Namun Kodam XVII/Cenderawasih membantah informasi yang menyebutkan Serda Gede Didin meninggal karena ditembak OPM.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan pada waktu itu tidak ada kontak tembak di Intan Jaya antara aparat keamanan dan OPM.
"Bahwa pemberitaan tersebut adalah tidak benar dan hoaks karena di lokasi dan waktu yang dimaksud tersebut tidak ada kontak tembak," kata Candra.
Ia menjelaskan nama dan foto yang beredar di media sosial adalah anggota bernama Serda Gede Didin Saputra.
Menurut keterangan Kapendam Candra, Serda Gede Didin meninggal karena sakit.
Disebutkan almarhum menderita sakit infeksi hati dan empedu dan meninggal saat dirawat di RSUD Sorong.
"Setelah dilakukan konfirmasi di lapangan bahwa almarhum atas nama Serda Gede Didin Saputra, anggota Yonif 762 meninggal dunia pada tanggal 7 Juli 2024 karena sakit infeksi hati dan empedu di RSUD Sorong Papua Barat," jelasnya.
Tiga Anggota OPM Tewas di Puncak Jaya
Sementara itu, situasi di Kabupaten Puncak Jaya kembali dilaporkan mencekam dan memanas.
Tiga orang warga Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, dilaporkan tewas ditembak pada Selasa (16/7/2024) malam.
Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, mereka yang meninggal yakni Sonda Wanimbo (33), Yotenus Wonda (41), Dominus Wonda (36).
Ketiganya diduga ditembak aparat keamanan lantaran diduga sebagai anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Menurut informasi di lapangan, penembakan terjadi ketika pimpinan TPNPB-OPM Teranus Enumbi serta anggotanya berada di Kios Mutiara Hitam, Kampung Karubate, Distrik Muara pada pukul 20.12 WIT
Di waktu bersamaan, tim gabungan dari Satgas Yonif 753/AVT, Satgas Elang IV, melaksanakan Patroli berkendara dengan menggunakan tiga mobil Strada mengarah ke Kampung Karobate.
Tim gabungan berhenti setelah melihat adanya keramaian di depan kios tersebut.
Mereka melihat kelompok Teranus Enumbi dan anak buahnya sedang berada di depan kios itu.
Aparat yang bermaksud menuju kios, lalu berpapasan dengan seorang dari anggota TPNPB keluar dari kios.
Tiba-tiba orang tersebut berteriak dan mengeluarkan satu pucuk laras pendek, sehingga tim gabungan melumpuhkannya.
Lalu terdengar suara letusan pistol dari dalam kios.
Aparat gabungan langsung bergegas ke dalam kios hingga mengarahkan tembakan mengenai satu orang lainnya.
Sementara, empat orang lainnya mendobrak pintu belakang kios.
Aparat lalu berupaya menangkapnya hingga mengeluarkan tembakan dan mengenai satu orang lainnya di samping kios
Berselang beberapa waktu, aparat keamanan dari Polres Puncak Jaya menuju lokasi kejadian untuk membantu pengamanan serta mengevakuasi mayat ketiga korban.
Polisi tiba dengan menggunakan mobil truk dan dua Strada.
Jenazah ketiga korban dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya untuk dilakukan indentifikasi.
Situasi di Mulia yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya mencekam. Aparat keamanan dalam posisi siaga
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengeluarkan keterangan resminya atas penembakan yang menewaskan tiga orang di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, tersebut.
Pihaknya menegaskan tiga orang tewas dalam operasi penegakan hukum itu adalah bagian dari gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Berikut bunyi pernyataan resmi Kodam XVII/Cenderawasih yang diterima Tribun-Papua.com, Rabu (17/7/2024):
Gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) selalu membuat teror, baik menyerang menembak masyarakat sipil dan aparat keamanan TNI-Polri.
OPM juga kerap merusak dan membakar fasilitas umum dan milik warga maupun sarana prasarana lainnya di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Upaya penindakan terhadap kelompok ini terus dilakukan, alhasil pada, Selasa (16/7/2024) tiga anggota OPM berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan Satgas Yonif RK 753/AVT.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan penindakan terhadap gerombolan OPM ini diawali dengan terdeteksi keberadaan salah satu OPM Teranus Enumbi.
Kelompok Teranus Enumbi terdeteksi bersama beberapa anggotanya memasuki pemukiman warga di kampung Karubate, Distrik Muara dengan membawa senjata api.
Mendengar informasi itu, aparat langsung respon cepat aparat melakukan penindakan terhadap gerombolan OPM tersebut.
"Ketika ditangkap gerombolan OPM ini melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan ke aparat sehingga aparat melumpuhkan dan menembak gerombolan tersebut," kata Candra.
Ia mengatakan, tindakan dilakukan aparat mengakibatkan 3 orang anggota OPM meninggal dunia masing-masing berinisial SW (33), YW (41), DW (36).
"Aparat amankan 1 pucuk pistol rakitan serta bendera bintang kejora, sedangkan Teranus Enumbi berhasil lolos melarikan diri," tuturnya.
Menurutnya, anggota OPM pimpinan Teranus Enumbi ini dikenal kejam dan sadis menyerang, menembak, dan membunuh masyarakat sipil dan aparat keamanan.
"Jadi Teranus Enumbi sendiri telah masuk dalam DPO Kepolisian terkait tindak pidana penyerangan aparat keamanan pada tahun 2018," jelasnya.
Lanjut Letkol Inf Candra Kurniawan bahwa, sejumlah aksi kekejaman dilakukan kelompok ini diantaranya, 19 Juni 2024 menyerang dan menembak tukang ojek Husen (39), 31 Mei 2024 menyerang dan menembak warga sipil Prasetyo (33).
Selanjutnya, 30 Mei 2024 menyerang dan menembak tukang ojek Jainul (44), dan 19 Maret 2024 menyerang, menembak dan membacok 2 orang aparat keamanan Sertu Ismunandar dan Serka Salim.
"Aparat TNI-Polri akan terus berupaya menjaga stabilitas wilayah dengan terus melindungi dan melayani masyarakat. Sekaligus penegakan hukum tetap ditegakkan, khususnya dari gangguan OPM," tutup Candra.
Akibat dilumpuhkannya tiga anggota OPM tersebut kini situasi Kabupaten Puncak Jaya kian mencekam di mana, warga tak terima dengan aksi tersebut membakar sejumlah kendaraan dinas milik aparat dan pemda setempat. (*)
Dokter Alit Tunggu Hasil Patologi Anatomi, Forensik RSUP Prof Ngoerah Autopsi Jenazah Serda Didin |
![]() |
---|
JENAZAH Serda Didin Diautopsi di Forensik RSUP Prof Ngoerah, Menanti Pemeriksaan Patologi Anatomi |
![]() |
---|
Ayah Terpukul Kematian Serda Gede Didin, Ungkap Perjalanan Putranya Jadi Prajurit TNI AD |
![]() |
---|
Keluarga Gede Didin Temukan Kejanggalan, Sudiasa Terpukul: Berangkat Sehat Pulang Jadi Mayat |
![]() |
---|
Kematian Janggal Serda Gede Saputra di Papua Resmi Dilaporkan Keluarga, Ini Respon Kodam Udayana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.