MotoGP

Gaji Kecil dan Pride Tinggi yang Buat Jorge Martin Enggan Bergabung Tim Satelit Ducati

Salah satu berita mengejutkan tahun ini adalah keputusan Jorge Martín untuk meninggalkan Ducati dan bergabung dengan Aprilia.

Radek Mica / AFP
Jorge Martin yang Sempat Memimpin Jalannya Balapan, di Belakangnya ada Miguel Oliveira dan Francesco Bagnaia di MotoGP Jerman 2024 - Gaji Kecil dan Pride Tinggi yang Buat Jorge Martin Enggan Bergabung Tim Satelit Ducati 

TRIBUN-BALI.COM – Dalam dunia balap MotoGP, perubahan tim selalu menjadi topik yang hangat diperbincangkan.

Salah satu berita mengejutkan tahun ini adalah keputusan Jorge Martín untuk meninggalkan Ducati dan bergabung dengan Aprilia.

Keputusan ini memicu berbagai spekulasi dan analisis dari berbagai kalangan, termasuk dari mantan pembalap dan komentator ternama.

Neil Hodgson, seorang yang masih erat kaitannya dengan brand Borgo Panigale, memberikan pandangannya pasca Grand Prix Jerman.

Menurut Hodgson, Martín sebenarnya bisa tetap bersama Ducati, terutama di tim VR46 atau Gresini dengan sepeda motor pabrikan.

"Ducati dengan senang hati akan mempertahankannya," kata Hodgson.

Namun, Martín memilih untuk tidak mengambil opsi ini. "Dia adalah pria yang bangga," tambahnya.

Keputusan ini menimbulkan pertanyaan tentang motivasi Martín.

Apakah uang menjadi faktor utama?

Jorge Martin Sebelum Melakukan Sesi Latihan MotoGP Jerman 2024
Jorge Martin Sebelum Melakukan Sesi Latihan MotoGP Jerman 2024 (Radek Mica / AFP)

Baca juga: Live Stream MotoGP Red Bull Ring Austria, Paruh Pertama Spektakuler Pecco Bagnaia, Posisi 1 Klasemen

Baca juga: Jadwal Terbaru MotoGP Austria, Rumor Keraguan Tentang Performa Marquez di Ducati 2025

Hodgson mengakui bahwa uang memainkan peran besar dalam olahraga ini.

Sebagai pembalap pabrikan untuk Aprilia, Martín diperkirakan akan menerima gaji dasar sebesar £5 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan £1,5 juta sebagai pembalap satelit.

"Dia menginginkan kontrak pabrikan yang layak," ungkap Hodgson.

Selama analisis ini, Sylvain Guintoli, mantan pembalap Prancis dan komentator Kejuaraan Dunia, turut memberikan pendapatnya.

Menurut Guintoli, karakter seorang pembalap sangat mempengaruhi keputusan mereka.

"Beberapa pembalap membutuhkan pengakuan lebih dari yang lain," katanya.

Guintoli percaya bahwa Martín tidak ingin menjadi pilihan kedua di Ducati.

"Ini adalah masalah ego, tapi kadang ego dan kepercayaan diri yang membuat perbedaan dalam cara berkendara," jelasnya.

Guintoli yakin bahwa Martín bisa membuat perbedaan di manapun dia berada.

"Dia berada di puncak permainannya sekarang. Dia telah banyak belajar selama bertahun-tahun dan kini menjadi paket lengkap," katanya.

Namun, keputusan Martín untuk pindah ke Aprilia tetap dianggap berisiko.

"Dia belum pernah menguji motor Aprilia, sementara Ducati GP24 adalah motor yang dominan," tambahnya.

Meski begitu, Guintoli optimis bahwa Martín bisa memenangkan balapan bersama Aprilia tahun depan.

"Tentu saja dia bisa," katanya.

Sebagai penutup, Hodgson menyatakan bahwa tahun depan akan menjadi momen penentuan bagi Aprilia.

"Kita akan melihat seberapa bagus Aprilia sebenarnya," katanya.

Hodgson menyoroti bahwa Aleix Espargaro dan Maverick Viñales belum konsisten menunjukkan performa luar biasa.

"Namun, dengan Martín, kita akan menemukan jawabannya, karena dia adalah pembalap sejati," tutupnya.

Dengan segala analisis dan spekulasi ini, keputusan Martín untuk bergabung dengan Aprilia tentu menjadi topik menarik yang akan terus dibicarakan hingga musim depan dimulai.

Akankah ia membawa Aprilia menuju kejayaan?

Hanya waktu yang akan menjawab.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved