Berita Bali
Bali Urban Subway: China dan Korea Selatan Siap Pinjamkan Cuan, Biaya Lebih Mahal dari Whoosh
Menteri Perhubungan RI (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan dua negara besar Asia, Korea Selatan dan China, siap mendanai megaproyek Light Rail
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA- Menteri Perhubungan RI (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan dua negara besar Asia, Korea Selatan dan China, siap mendanai megaproyek Light Rail Transit (LRT) di Bali atau yang disebut Bali Urban Subway. Korsel dan China diklaim bakal memberikan pinjaman dana segar.
Menhub Budi Karya mengingatkan, LRT atau Bali Urban Subway ini merupakan megaproyek jangka panjang sehingga membutuhkan dana besar.
Bali Urban Subway ini merupakan kereta bawah tanah yang juga disertai koridor modern.
Baca juga: Korsel & China Siapkan Dana Pinjaman untuk LRT Bali, Biaya Lebih Mahal dari Woosh Jakarta-Bandung
“Saya mengingatkan bahwa proyek angkutan massal perkotaan itu adalah proyek yang jangka panjang dan membutuhkan dana yang banyak. Oleh karena itu saya mengajak pemerintah daerah untuk mengundang investor sebanyak mungkin,” ujar Budi Karya usai menghadiri Asia Pacific Air Transport Forum di Nusa Dua, Badung, Selasa (17/9).
Ia mengungkapkan bahwa sudah ada dua investor asing yang ingin memberikan dukungan dana terhadap megaproyek Bali Urban Subway ini.
“Sebenarnya Korea Selatan sudah memberikan suatu dukungan berupa loan ke sini, saya menganjurkan agar tawaran itu diambil. Bahkan China juga ingin membantu karena tanpa dukungan dari partner internasional tidak mudah untuk melakukannya,” paparnya.
Menhub Budi Karya juga mengingatkan, proyek LRT ini harus terintegrasi sehingga nantinya bisa berfungsi secara maksimal.
“Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan bahwa apabila kita membuat satu inisiatif angkutan massal perkotaan itu harus integrated,” ujarnya.
Baca juga: Sorotan Pembangunan LRT di Bali: Ini Total Investasi, Fase 1 Bandara-Cemagi, Fase 2 Bandara-Nusa Dua
Integrated, kata Budi Karya, artinya LRT untuk di bawah tanah itu tidak bisa dipisahkan dengan Transit Oriented Development atau TOD.
“TOD tidak bisa dipisahkan dengan LRT itu sendiri sehingga integrated. Kalau itu dibuat terpisah maka ada hal-hal yang akan menjadi masalah di kemudian hari,” katanya memberi pesan.
Sebelumnya, PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) bersama PT Bumi Indah Prima (BIP) telah melakukan upacara Ngeruwak atau peletakan batu pertama sebagai tanda awal dimulainya megaproyek Bali Urban Subway di Sentral Parkir Kuta, Kuta, Badung, pada Rabu Wage 4 September 2024 pagi.
Proyek Bali Urban Subway ini terwujud atas inisiasi Pemprov Bali yang kemudian ditindaklanjuti oleh PT SBDJ yang berkolaborasi dengan PT BIP untuk membangun sarana angkutan umum massal berbasis kereta di Pulau Bali.
Dalam pelaksanaannya, PT SBDJ telah menetapkan PT Indotek sebagai kontraktor utama bersama China Railway Construction Corporation (CRCC) yang akan bekerja sama dengan kontraktor lokal PT Sinar Bali Bina Karya (Sinar Bali).
Direktur Utama PT SBDJ, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara menjelaskan pemilihan kontraktor untuk proyek kereta bawah tanah ini.
“Kami melihat Indotek mempunyai kemampuan teknis yang mumpuni untuk mengerjakan proyek sebesar ini. Sedangkan CRCC kami pilih karena memang mempunyai reputasi sebagai kontraktor transportasi kereta global yang memiliki pengalaman membangun 200.000 km di lebih 100 negara,” katanya.
| Dari Bali Wamenkes Beber Kans Indonesia Memimpin Industri Vaksin Dunia, Tantangan Ada di Harga Jual |
|
|---|
| DPRD Bali Setujui Tambahan Penyertaan Modal Rp 900 Miliar untuk PKB di Klungkung, Ini Alasannya! |
|
|---|
| Tumbuhkan Semangat Baru, YKAI Bali Ajak Anak-Anak Berwisata ke Marine Safari Bali |
|
|---|
| DRIVER Wajib KTP dan Nopol Bali, Giri Prasta Ungkap Sanksi Bagi Pelanggar, Bakal Ada Sweeping? |
|
|---|
| SAH! Driver Pariwisata Wajib KTP Bali dan Plat DK, DPRD & Pemprov Sepakati Perda ASK Pariwisata ! |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.