Berita Bali

Bali Urban Subway: China dan Korea Selatan Siap Pinjamkan Cuan, Biaya Lebih Mahal dari Whoosh

Menteri Perhubungan RI (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan dua negara besar Asia, Korea Selatan dan China, siap mendanai megaproyek Light Rail

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi LRT di Bali. Bali Urban Subway: China dan Korea Selatan Siap Pinjamkan Cuan, Biaya Lebih Mahal dari Whoosh 

Sedangkan PT Sinar Bali Bina Karya, kata Ari, adalah kontraktor lokal Bali penyedia ready mix dan precast terbaik di Bali sejak 1995.

“Pemilihan PT Sinar Bali sebagai kontraktor lokal juga merupakan realisasi komitmen Konsorsium PT SBDJ dan PT BIP untuk memberdayakan dan mengembangkan sumber daya manusia asli Bali,” jelasnya.

Bali Urban Subway akan dibangun dalam empat fase. Maisng-masing Fase Satu: Bandara I Gusti Ngurah Rai - Kuta Sentral Parkir - Seminyak - Berawa – Cemagi (sepanjang 16 km), Fase Dua: Bandara I Gusti Ngurah Rai - Jimbaran - Unud - Nusa Dua (sepanjang 13.5 km),  Fase Tiga: Kuta Sentral Parkir - Sesetan - Renon - Sanur (masih dalam tahap FS), dan   Fase Empat: Renon - Sukawati - Ubud (masih dalam tahap FS).

Ari Askhara mengatakan, pembangunan Fase Bandara Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir ditambah keseluruhan Fase 2 diharapkan dapat selesai pada akhir kuartal kedua tahun 2028.

“Untuk keseluruhan Fase 1 dan Fase 2 akan beroperasi penuh pada akhir 2031,” tegasnya.
Fase 1 diperkirakan akan lebih lambat dikarenakan kondisi bawah tanahnya adalah berbatu keras.

Baca juga: Pemprov Bali Hargai Kritik Jokowi! Pembangunan LRT/MRT Banyak Habiskan Anggaran

Sedangkan Fase 2 kondisi tanah adalah kapur atau alluvial sehingga akan lebih cepat dan mudah proses pengeborannya.

Total nilai investasi untuk kedua fase pertama mencapai USD 10.8 miliar dan untuk keseluruhan empat fase adalah USD 20 miliar.

Selain itu, Ari menambahkan, guna menjaga momentum harapan masyarakat Bali yang tinggi terhadap solusi kemacetan yang parah dan sudah di atas toleransi, pihaknya akan mendatangkan 10 Tunnel Boring Machine (TBM) untuk proyek ini yang sepenuhnya dibiayai oleh PT BIP sebagai partner investor.

Lebih Mahal dari Whoosh

Sebagai informasi, proyek pembangunan LRT atau Bali Urban Subway ini lebih mahal dari kereta cepat atau Whoosh Jakarta-Bandung.

Rinciannya, total biaya proyek pembangunan LRT Bali menelan dana mencapai Rp 316 triliun.

Sementara biaya pembangunan kereta cepat atau Whoosh Jakarta-Bandung hanya menghabiskan dana sebesar Rp 108,4 triliun.

Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, mengatakan proyek pembangunan transportasi umum ini merupakan proyek terbesar yang pertama kali di Indonesia tanpa menggunakan APBD dan APBN.

“Proyek ini investasi murni. Ini harus kita kawal bersama agar berjalan sesuai,” kata Mahendra Jaya.

Terkait pengawalan proyek Bali Urban Subway yang akan berlangsung pada tahun 2025 mendatang, Mahendra Jaya mengajak semua pihak mengawal proyek tersebut bersama. 

“Kita sama-sama kawal agar dapat terwujud, untuk mengatasi persoalan macet dari atau dan ke daerah tujuan wisata,” tandasnya. (zae)

>>> Baca berita terkait <<< 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved