Jawaban Soal IPS Kelas 7 Semester 2 Halaman 229 Kurikulum Merdeka, Lembar Aktivitas 11

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Simak nih, di bawah ini jawaban soal IPS kelas 7 Semester 2 Halaman 229 Kurikulum Merdeka, Lembar Aktivitas 11 tentang masalah sosial budaya akibat deforestasi.

Kali ini kita akan membahas soal bab Tema ke 04 yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat pada, kegiatan siswa Lembar Aktivitas 11 tentang masalah sosial budaya akibat deforestasi.

Siswa diharapkan untuk mengerjakan soal yang ada di buku IPS kelas 7 Semester 2 halaman 229 Kurikulum Merdeka secara mandiri.

Kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 229 Kurikulum Merdeka hanya untuk orang tua atau wali dalam membimbing siswa menjawab pertanyaan.

Berikut jawaban dan pembahasan soal IPS kelas 7 halaman 229 Kurikulum Merdeka sesuai dengan buku siswa Bahasa Indonesia edisi tahun 2021.

Baca juga: Jawaban Soal IPS Kelas 7 Semester 2 Halaman 225 Kurikulum Merdeka, Lembar Aktivitas 10

Lembar Aktivitas 11

Aktivitas Individu

Sebutkan masalah sosial budaya yang dapat timbul akibat alih fungsi hutan (deforestasi)!

Jawaban:

Jawaban dapat bervariasi sesuai dengan data dan kreativitas masing-masing siswa, berikut alternatif jawaban yang dapat digunakan:

Masalah sosial budaya yang dapat timbul akibat alih fungsi hutan, yaitu:

- Turunnya keanekaragaman hayati baik flora atau fauna yang ada di area hutan tersebut. Risiko kepunahan tidak bisa dihindarkan apalagi jika deforestasi berjalan cukup massif.

Baca juga: Jawaban Soal IPS Kelas 7 Semester 2 Halaman 222 Kurikulum Merdeka, Lembar Aktivitas 9

- Hilangnya kawasan konservasi dan juga budaya. Hutan yang rusak bisa jadi merupakan hutan adat yang memiliki nilai budaya dan kesakralan.

- Adanya perubahan siklus air di bumi sebab hutan merupakan sumber dari uap air yang nantinya akan menjadi awan dan hujan.

- Memicu terjadinya bencana alam seperti terjadinya tanah longsor atau banjir.

Jadi, masalah sosial budaya yang dapat timbul akibat alih fungsi hutan (deforestasi) yaitu turunnya keanekaragaman hayati flora dan fauna, hilangnya kawasan konservasi dan juga budaya, adanya perubahan siklus air di bumi, dan memicu terjadinya bencana alam.

Sebab hilangnya pepohonan yang ada di dalam hutan dapat memicu berbagai bencana alam, berkurangnya flora dan fauna, dan hilangnya kawasan konservasi dan juga budaya.

Apa Itu Deforestasi?

Deforestasi atau perambahan hutan adalah fenomena yang masih terjadi hingga saat ini.

Alih fungsi lahan yang semula peruntukannya merupakan daerah resapan air, berubah menjadi lahan perkebunan sawit yang meningkatkan besaran aliran permukaan atau run off.

Akibatnya banjir dan kekeringan terjadi silih berganti di seluruh penjuru negeri. Alih fungsi lahan juga terjadi di area pertanian.

Lahan pertanian berupa sawah yang cenderung memiliki harga yang rendah selanjutnya banyak dibeli dan diburu untuk dijadikan lahan perumahan.

Baca juga: Jawaban Soal IPS Kelas 7 Semester 2 Halaman 221 Kurikulum Merdeka, Lembar Aktivitas 8

Padahal kita masih mengandalkan hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti beras, sayur-sayuran, kacang kacangan dan rempah-rempah.

Jika hal tersebut dibiarkan saja maka kedaulatan pangan negara dapat terancam.

Jumlah penduduk yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, tidak diiringi dengan penambahan luas lahan.

Jumlah penduduk yang meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan, dan papan.

Lahan permukiman untuk tinggal semakin banyak dicari, perkebunan-perkebunan untuk komoditas pangan turut ditingkatkan.

Akibatnya terjadi peningkatan angka alih fungsi lahan dari tahun ke tahun, yang semula hutan menjadi menjadi lahan untuk pertanian, perkebunan, industri, dan permukiman.

Demikian jawaban soal IPS kelas 7 Semester 2 halaman 229 Kurikulum Merdeka, kegiatan siswa Lembar Aktivitas 11: masalah sosial budaya akibat deforestasi sesuai dengan buku siswa IPS edisi tahun 2021.

Disclaimer

Kunci jawaban diatas bersifat alternatif jawaban sehingga para siswa bisa memberikan eksplorasi jawaban lain.

Kunci jawaban soal diatas bisa saja berbeda sesuai dengan pemahaman tenaga pengajar atau murid. (*)