Sponsored Content

Harapan Pulih dari Stroke Lebih Optimal dengan Neurorestorasi di Mayapada Hospital Surabaya

Neurorestorasi ini telah dipraktikan di Tahir Neuroscience Center yang ada di seluruh unit Mayapada Hospital

freepik
Ilustrasi stroke - Harapan Pulih dari Stroke Lebih Optimal dengan Neurorestorasi di Mayapada Hospital Surabaya 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Stroke merupakan penyakit dengan risiko kecacatan sementara maupun permanen. 

Otomatis, kualitas hidup penderita stroke juga akan semakin menurun. 

Bila sudah begini, penderita stroke perlu mendapat perawatan intensif dari dokter.

Seiring berkembangnya teknologi medis, harapan pulih dari stroke kini dapat ditingkatkan.

Baca juga: Cek Penyebab Pusing Berkepanjangan dengan DSA Cerebral di Mayapada Hospital Surabaya

Salah satunya dengan program Neurorestorasi yang ada di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital, sebagai layanan komprehensif dan modern untuk menangani masalah saraf dan otak. 

Apakah Anda pernah mendengar Neurorestorasi?

Disampaikan Dokter Spesialis Neurologi Konsultan Neurorestorasi di Mayapada Hospital Surabaya, dr. Deby Wahyuning Hadi, Sp.N, Subsp.NRE (K), program Neurorestorasi dilakukan sebagai terapi pemulihan (rehabilitasi) untuk mengembalikan fungsi otak semaksimal mungkin, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Neurorestorasi adalah salah satu cabang ilmu saraf yang fokus pada perbaikan struktur serta fungsi saraf akibat kerusakan dari penyakit-penyakit saraf tertentu, termasuk salah satunya adalah stroke. Fase pemulihan ini umumnya berlangsung mulai dari 2 minggu sampai dengan 6 bulan pasca-stroke dan merupakan fase penting untuk pemulihan fungsional.” jelas dr. Deby.

Ya, Neurorestorasi ini telah dipraktikan di Tahir Neuroscience Center yang ada di seluruh unit Mayapada Hospital untuk memberikan manfaat pemulihan yang signifikan bagi pasien stroke.

Program ini dilakukan oleh tim dokter Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital yang berpengalaman sehingga perawatan berjalan tepat sasaran untuk pemulihan pasien dari stroke.

Tak hanya bermanfaat untuk kasus stroke, Neurorestorasi juga dapat dilakukan oleh penderita Parkinson, kasus tumor dan infeksi pada otak dan saraf, bahkan kasus trauma atau kecelakaan. 

“Neurorestorasi menjadi salah satu metode terapi yang membawa harapan bagi pasien untuk mengurangi risiko kecacatan dan gejala sisa pasca penyakit-penyakit pada otak dan saraf.” tambah dr. Deby.

Dokter Deby lanjut menjelaskan bahwa salah satu terapi untuk mendukung neurorestorasi, terutama untuk pemulihan fungsi saraf, adalah terapi Neuromodulasi yang dilakukan dengan bantuan beberapa alat untuk menstimulasi otak dengan merangsang ataupun menghambat kerja dari sel-sel otak dan saraf. 

Misalnya, alat Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) yang menggunakan gelombang elektromagnetik atau alat Transcranial Direct Current Stimulation (TDCS) yang menggunakan arus listrik berdaya lemah.

“TDS dan TDCS adalah tindakan non invasif (non bedah), tanpa harus ada kontak langsung dengan otak, tidak memerlukan pembiusan, serta aman dan nyaman bagi pasien karena tidak menimbulkan nyeri. Namun perlu diingat bahwa neuromodulasi dengan alat TMS dan TDCS merupakan terapi tambahan dan bukan sebagai terapi utama pengganti obat,” ujar Dokter Deby.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved