Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 15 22, Tugas: Pemberontakan DI/TII

Berikut kunci Jawaban dan pembahasan soal mapel sejarah kelas 12 SMA halaman 15 22, Tugas.

Kemdikbud
Cover Buku Sejarah Kelas 12 - Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 15 22, Tugas: Pemberontakan DI/TII 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berikut kunci Jawaban dan pembahasan soal mapel sejarah kelas 12 SMA halaman 15 22, Tugas.

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 15

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 22

Artikel ini akan memudahkanmu dalam mengerjakan soal- soal sejarah.

Mengerjakan soal sejarah SMA tak sulit lagi dengan ulasan ini

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 3 13, BAB 1: Kondisi Indonesia di Masa Awal Revolusi

Berikut kunci jawaban mapel sejarah kelas 12 yang berhasil dirangkum TribunBali dari berbagai sumber,

Di halaman ini, siswa diminta menjawab pertanyaan tentang materi Tindakan Pemerintah Meredamkan Pemberontakan DI/TII,

Ini kunci jawaban dan pembahasan soal lengkapnya.

Cek ulasan selengkapnya di sini.

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 15 22

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 29

Latih Uji Kompetensi

1. Tuliskan contoh konflik di Indonesia yang berkait dengan vested interest, yang terjadi antara tahun 1948-1965. Jelaskan!

Jawaban:

Konflik di Indonesia yang berkait dengan vested interest yang terjadi antara tahun 1958-1965 di antaranya:

- Pemberontakan APRA, bertujuan agar keberadaan negara pasundan dipertahankan sekaligus menjadikan APRA sebagai tentara negara federal di Jawa Barat.

- Peristiwa Andi Aziz, bertujuan agar hanya KNIL yang dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur.

- Pemberontakan Republik Maluku Selatan, bertujuan ingin memisahkan diri dari RI dan menggantinya dengan RMS.

2. Jelaskan perbedaan latar belakang terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dengan DI/TII Aceh!

Jawaban:

DI/TII di Jawa Barat dilatarbelakangi oleh kekecewaan Kartosuwiryo terhadap perjanjian Renville.

Baca juga: Kunci Jawaban Ekonomi Kelas 11 Halaman 191 192, Kurikulum Merdeka: Kebijakan Atasi Inflasi

Sementara itu, DI/TII di Aceh dilatarbelakangi oleh kekecewaan Daud Beureueh terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang menggabungkan Aceh ke dalam Provinsi Sumatra Utara saat peralihan dari pemerintahan RIS menuju NKRI.

3. Jelaskan, mengapa sebagian pasukan KNIL tidak mau bergabung ke dalam APRIS sesuai dengan keputusan yang diambil dalam perundingan KMB!

Jawaban:

Sebagian pasukan KNIL tidak mau bergabung ke dalam APRIS karena merasa akan dianggap sebagai pengkhianat yang pernah melawan pemerintah republik Indonesia semasa revolusi.

4. Tuliskan pendapat kamu mengenai persamaan atau perbedaan antara latar belakang terjadinya aneka pemberontakan pada periode 1948-1965, dengan beberapa konflik pusat – daerah pada masa sekarang!

Jawaban:

Perbedaan:

1. Latar belakang pemberontakan periode 1948-1965:

- Dapat terjadi karena faktor eksternal sepertih pengaruh komunis dari Uni Soviet (PKI Madiun) dan bentuk negara federal oleh Belanda (Pemberontakan APRA).

- Erat kaitannya dengan mengubah ideologi dan dasar hukum negara (Pemberontakan DI/TII).

- Rakyat belum percaya sepenuhnya pada pemerintah.

2. Latar Belakang konflik pusat-daerah masa sekarang:

- Erat kaitannya dengan penuntutuan keadilan dan kesejahteraan masyarakat

- Terjadi karena faktor internal negara, seperti hukum yang berlaku kurang tegas.

Persamaan:

Alasan melakukan pemberontakan/konflik masih berkaitan dengan ideologi, kepentingan, dan sistem pemerintahan.

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Indonesia Kelas 11 Halaman 188 200, Latihan: Kebijakan Politik Etis

5. Tuliskan 5 (lima) hikmah yang bisa diambil dari pergolakan yang pernah terjadi di Indonesia pada periode 1948-1965!

Jawaban:

- Percaya pada pemerintah dan tidak memaksakan kehendak sendiri.

- Perjuangan dan tekad yang besar sangat diperlukan untuk mewujudkan keinginan yang tinggi.

- Pentingnya rasa persatuan dan kesatuan, serta rasa cinta terhadap nusa dan bangsa Indonesia.

- Bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah, tidak mengambil tindakan sendiri.

- Menyaring segala informasi yang didapat.

Soal Halaman 15

Perhatikan gambar di atas! Carilah informasi mengenai tokoh- tokoh pemberontakan DI/TII dalam gambar tersebut.

Jelaskan pula secara tertulis, tindakan apa yang dilakukan oleh Pemerintah untuk memadamkan pemberontakan DI/TII, dan apa akibat yang ditimbulkan oleh pemberontakan tersebut yang berkait dengan penderitaan rakyat!

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 15

1.  S.M Kartosoewirjo

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (7 Januari 1905 – 5 September 1962) adalah seorang tokoh Islam Indonesia yang mendirikan gerakan Darul Islam dari tahun 1949 hingga tahun 1962.

S.M Kartosoewirjo berjuang di Darul Islam dengan tujuan mendirikan Negara Islam Indonesia berdasarkan hukum syariah. 

Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, Kartosoewirjo dicap sebagai seorang pemberontak.

Hal ini karena ia memimpin pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII) melawan pemerintah Indonesia.

Uniknya, Kartosoewirjo merupakan teman akrab Soekarno dan Musso sewaktu masih tinggal bersama di rumah HOS Cokroaminoto.

Tanggal 7 Agustus 1949, Ia resmi memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII). Dimana bagian NII ini meliputi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh. 

Negara Islam Indonesia bentukannya kemudian resmi mengobarkan pemberontakan yang kemudian dikenal dengan nama Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia).

Di Jawa Barat, pemberontakan DI/TII dipimpin sendiri oleh Kartosuwiryo. Di Sulawesi Selatan, Pemberontakan DI/TII sendiri dipimpin oleh Kahar Muzakkar. Sementara di Aceh, dipimpin oleh Daud Beureueh.

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 193 194 Kurikulum Merdeka: Asesmen

2. Amir Fatah

Amir Fatah bernama lengkap Amir Fatah Wijaya Kusumah, adalah salah satu pimpinan Hizbullah Fisabilillah di daerah Besuki, Jawa Timur sebelum bergolaknya pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah.

Peranan Amir Fatah dalam masa-masa awal gerakan DI/TII Jawa Tengah ini sangatlah menonjol.

Gerakan DI/Tll Amir Fatah muncul setelah Agresi Militer Belanda II, yang ditandai dengan diproklamasikannya NII di desa Pengarasan, tanggal 28 April 1949. 

Gerakan ini didukung oleh Laskar Hisbullah dan Majelis Islam (MI), yang merupakan pendukung inti gerakan, serta massa rakyat yang mayoritas terdiri dari para petani pedesaan.

Dibawah kepemimpinan Amir Fatah, sampai dengan tahun akhir tahun 1950, Gerakan DI/TII mengalami perkembangan yang cukup pesat.

3. Abdul Kahar Muzakkar

Abdul Kahar Muzakkar atau Abdul Qahhar Mudzakkar, (24 Maret 1921 – 3 Februari 1965) (nama kecilnya La Domeng), adalah pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi.

Kahar Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Mualimin Solo, sebuah sekolah guru yang juga milik Muhammadiyah.  menyelesaikan pendidikan di Standarschool milik Muhammadiyah dan lulus pada 1935.

Pada awal tahun 1950, dia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Tenggara dan mendirikan Tentara Islam Indonesia (TII),

Gerkaan yang dipimpin Kahar emudian bergabung dengan Darul Islam (DI). Di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Pada tanggal 3 Februari 1965, melalui Operasi Tumpas yang dipimpin langsung oleh Jenderal M. Jusuf, Kahar Muzakkar dinyatakan tertembak mati.

Kahar tertembak dalam pertempuran antara pasukan TNI dari satuan Divisi Siliwangi Kujang I 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di Lasolo.

 4. Ibnu Hajar

Ibnu Hajar alias Haderi bin Umar alias Angli (19 April 1920 – 22 Maret 1965) adalah seorang bekas Letnan Dua Tentara Nasional Indonesia.

Ibnu Hajar kemudian memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagian DI/TII Kartosuwiryo. 

Dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat Yang Tertindas, Ibnu Hajar menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan.

Ibnu Hajar juga melakukan tindakan-tindakan pengacauan pada bulan Oktober 1950.

Sebelum menjadi bagian DI/TII Ibnu Hajar merupakan mantan Letnan Dua TNI di ALRI Divisi IV tahun 19 April 1920 – 22 Maret 1965.

Tahun 1949 pemerintah melaksanakan program reorganisasi divisi TNI dan ALRI IV.

Dampak dari kebijakan ini menyebabkan anggota-anggota yang tidak memenuhi syarat diberhentikan dari TNI.

Kebijakan reorganisasi divis TNI dan ALRI IV menimbulkan kekecewaan pasukan gerilyawan salah satunya Ibnu Hajar.

Ibnu Hajar kemudian membentuk gerakan yang diberi nama Kesatuan Rakyat Jang Tertindas (KRJT).

 Demi memperkuat kedudukan KRJT Ibnu Hajar meminta bantuan kepada Kahar Muzakar dan Kartosuwirjo.

Kemudian Ibnu Hajar bergabung dengan Negara Islam Indonesia sekaligus diangkat menjadi Panglima TII di wilayah Kalimantan. 

5. Daud Beureuh

 Teungku Muhammad Daud Beureueh (23 September 1896 – 10 Juni 1987) [atau bertepatan dengan 10 Zulhijjah 1316 Hijriah.

Pria yang akrab disapa Ayah Daud adalah mantan Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo dan pejuang kemerdekaan Indonesia.

 Ia merupakan tokoh kontroversial yang populer di kalangan masyarakat Aceh. Ia melakukan pemberontakan kepada pemerintah dengan mendirikan NII.

Pendirian NII sendiri akibat Soekarno yang melanggar perjanjian dengan rakyat Aceh dan ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno.

Di Masa revolusi Teungku Muhammad Daud Beureueh muncul sebagai tokoh utama yang mendirikan Masyumi di Aceh pada tahun 1946.

Pada 8 Oktober 1951, Tgk Muhammad Daod Beureueh, mengirim sepucuk surat kecaman kepada Presiden Sukarno. 

Karena beredar kabar bahwa dia bersama orang-orang dari Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) akan ditangkap dengan tuduhan menyimpan senjata gelap.

Daud aktif memimpin umatnya berperang melawan penjajah Belanda. Ketika Indonesia telah merdeka dan mencoba menahan masuknya pasukan asing, ia ditunjuk Soekarno sebagai gubemur militer untuk wilayah Aceh.

Pemberontakan Aceh berawal dari penolakan Daud Beureuh atas rencana Jakarta menggabungkan Aceh dengan Sumatera Utara ke dalam satu provinsi.

Karena tidak berhasil meneapai kesepakatan dengan Soekamo, tahun 1953 ia memproklamasikan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia pimpinan S.M. Kartosoewirjo.

Upaya Pemerintah memadamkan pemberontakan DI/TII

Pemerintah bertindak tegas dalam menghadapi Pemberontakan DI/TII, namun menghadapi beberapa kendala sebagai berikut:

1. DI/TII didukung oleh orang-orang Belanda yang beberapa di antaranya merupakan pemilik perkebunan, bahkan ada tentara Belanda yang membantu DI/TII dalam pertempuran.

2. DI/TII dibantu oleh pendukung Negara Pasundan yang dibuat oleh Belanda dan pada saat itu dipimpin oleh Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema, yang tidak ingin bergabung kembali dengan Republik Indonesia.

3. DI/TII mengambil posisi pertahanan di pegunungan yang sangat ideal untuk melakukan perang gerilya, karena mereka juga telah mengenal medan dengan baik. DI/TII berbaur dan bergerak secara diam-diam dengan leluasa di kalangan penduduk.

4. Situasi politik nasional yang tidak menentu dan sikap beberapa golongan politik yang malah mempersulit upaya pemilihan keamanan.

Walaupun menghadapi berbagai kendala, namun pemerintah tetap bertindak menumpas Pemberontakan DI/TII dengan mengirimkan kemballi pasukan TNI dari Divisi Siliwangi ke Jawa Barat.

Divisi Siliwangi melancarkan operasi Bratayudha dan Pagar Betis serta bekerja sama dengan rakyat untuk menumpas pemberontakan DI/TII.

Kartosoewirjo dan beberapa pengawalnya akhirnya tertangkap oleh TNI pada tanggal 4 Juni 1962 di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat oleh Divisi SIliwangi dalam operasi Bratayudha yang sedang dilancarkan oleh Divisi Siliwangi.

Mahkamah Angkatan Darat menjatuhkan hukuman mati kepada Kartosoewirdjo dan setelah itu Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dapat dihancurkan.

Akibat pemberontakan DI/TII ini, rakyat banyak yang mengalami penderitaan akibat teror.

Pasukan DI/TII tidak segan mengancam, menyiksa dan merampas harta benda rakyat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan gerakan mereka.

Mereka juga merusak dan membakar rumah rakyat serta membongkar jalan dan jalur kereta api hingga menghambat mobilisasi sehari-hari masyarakat.

Soal Halaman 22

Tugas

Buatlah kelompok yang terdiri atas 2-3 orang, kemudian buatlah rangkuman mengenai “konflik dan pergolakan yang berkait dengan ideologi”.

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 Halaman 22

Konflik merupakan perselisihan yang terjadi antara dua pihak maupun lebih. Telah terjadi berbagai peristiwa pergolakan di dalam negeri selama mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Ada banyak penyebab dari terjadinya konflik. Salah satunya adalah konflik yang diakibatkan oleh adanya perbedaan ideologi dari masyarakat serta pemimpin pemerintahan.

Setelah kemerdekaan, aliran politik di Indonesia terbagi menjadi nasionalis serta radikalis.

Masing-masing kelompok organisasi maupun pemerintahan saling bersaing dalam mengusung ideologi yang dianutnya.

Beberapa konflik yang terjadi akibat perbedaan ideologi antara lain:

Pemberontakan PKI di Madiun: Terjadi akibat adanya kekecewaan pada hasil perjanjian Renville.

Pemberontakan DI/TII: Terjadi akibat Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo menginginkan dirinya menjadi seorang imam atau pemimpin dalam negara buatannya yang berbasis agama Islam, yakni Negara Islam Indonesia (NII).

Perisitiwa G30S/PKI: Terjadi akibat munculnya isu mengenai Dewan Jenderal yang akan menggulingkan pemerintahan Ir. Soekarno. Puncak dari konflik G30S/PKI ini adalah dengan terbunuhnya 7 orang dewan jenderal.

Disclaimer: 

Itu dia kunci jawaban dan soal ulasan sejarah kelas 12.

Pembahasan dan kunci jawaban ini hanya digunakan sebagai panduan belajar siswa.

Siswa diharapkan untuk mengerjakan soal terlebih dahulu secara mandiri.  


 


 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved