bisnis
Pendapatan Premi Tumbuh 2 Digit, Perusahaan Reasuransi Bukukan Pertumbuhan Kinerja di 2024
Direktur Utama Maipark, Kocu Andre Hutagalung mengatakan, pendapatan premi perusahaan tercatat Rp 350 miliar pada 2024 lalu.
TRIBUN-BALI.COM - Sejumlah perusahaan reasuransi di Indonesia mencatat pertumbuhan kinerja positif di sepanjang tahun 2024. PT Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark) misalnya, yang mencatat kinerja positif pada pendapatan premi dan klaim yang telah dibayarkan di sepanjang tahun 2024.
Direktur Utama Maipark, Kocu Andre Hutagalung mengatakan, pendapatan premi perusahaan tercatat Rp 350 miliar pada 2024 lalu. Ia mengklaim nilai tersebut tumbuh sebanyak dua digit.
“Sedangkan klaim yang telah dibayarkan di sepanjang 2024 senilai Rp 8 miliar. Nilai tersebut meningkat sekitar 6 persen secara year on year (YoY) atau tahunan,” kata Kocu, Kamis (23/1).
Adapun, di sepanjang tahun 2025 ini, Reasuransi Maipark telah menyusun sejumlah strategi untuk mengoptimalkan kinerjanya. Di antaranya, meningkatkan kualitas analisis risiko, mengembangkan produk reasuransi yang inovatif, dan berencana untuk memperkuat kemitraan strategis dengan berbagai pihak.
Selain itu, Maipark juga berupaya untuk meningkatkan edukasi dan pelatihan bagi mitra asuransinya dan berinvestasi dalam teknologi digital.
Baca juga: MIMPI Jadi Kenyataan, Bus Trans Metro Dewata Kembali Beroperasi Juli 2025, Simak Beritanya
Baca juga: KOSTER-GIRI Menuju Pelantikan Jadi Gubernur Bali & Wakil Gubernur Bali, Rumah Jabatan Diperbaiki
“Dengan strategi ini, perusahaan berupaya untuk bertahan dalam kondisi pasar yang menantang, tapi juga tumbuh dan berkontribusi secara signifikan dalam industri reasuransi kebencanaan di Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatat pendapatan premi bruto Rp 3,29 triliun atau meningkat 13% secara YoY.
Property & Engineering Group Head Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) Aris Karyadi mengungkapkan, peningkatan ini mencerminkan kinerja yang solid di tengah dinamika pasar reasuransi yang menantang.
“Di sisi lain, klaim yang dibayarkan perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 32% secara YoY dengan total klaim sebesar Rp 1,54 triliun,” kata Aris, Kamis (23/1).
Aris menilai, saat ini Indonesia menghadapi tantangan risiko perubahan iklim hingga ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi. Ini berdampak pada hardening market yang saat ini masih terkonsentrasi pada beberapa lini usaha. Misalnya, marine hull, properti dan reasuransi bencana alam.
Namun, Aris menilai terdapat beberapa faktor pendukung yang dapat membantu menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya prospek pertumbuhan ekonomi dan investasi infrastruktur yang menciptakan peluang meningkatnya kebutuhan reasuransi.
Dengan begitu, Tugure optimistis bisa mengejar target premi yang dipatok senilai Rp 3,6 triliun di sepanjang tahun 202 ini. Target ini naik 12?ri capaian tahun 2024. (kontan)
Dinamika Pasar Makin Kompleks
Berdasarkan data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan adanya penurunan pendapatan premi serta klaim pada perusahaan reasuransi hingga November 2024.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, pendapatan premi perusahaan reasuransi mencapai Rp 25,12 triliun hingga November 2024 atau mengalami penurunan sebesar 5,41% YoY.
Kemudian, klaim juga terkontraksi turun 5,2% secara YoY menjadi Rp 13,03 triliun. Sedangkan total aset reasuransi masih tumbuh 6,25% secara YoY.
“Perusahaan reasuransi tengah menghadapi tantangan mencakup dinamika pasar yang semakin kompleks, terutama terkait hardening market dan keterbatasan kapasitas reasuransi domestik," kata Ogi dalam lembar jawaban tertulis OJK, Rabu (22/1).
Sebagai informasi, hardening market merupakan kondisi atau fenomena yang diyakini dapat memicu penurunan kinerja industri asuransi dan reasuransi. Fenomena itu salah satunya bisa menyebabkan industri melakukan penyesuaian tarif premi.
Ogi menilai, fenomena hardening market ini masih terjadi di sektor seperti properti dan engineering. Sementara itu kapasitas reasuransi dalam negeri juga tebilang masih terbatas untuk menampung risiko-risiko yang besar sehingga harus mengandalkan reasuransi luar negeri. (kontan)
Inisiatif Strategis Telkom Solution, Komitmen Sebagai Digital Transformation Enabler |
![]() |
---|
USUNG 4 Pilar Strategis, Telkom Indonesia AI Center of Excellence Hadir Sebagai Enabler Ekosistem AI |
![]() |
---|
PMI Manufaktur Indonesia Kembali Ekspansi |
![]() |
---|
PENGGUNA QRIS Tap Tembus 47,8 Juta, ASPI Catat 39,9 Juta Merchant Menerima QRIS, BI Pengguna Tumbuh! |
![]() |
---|
Setyanto Hantoro Ungkapkan Komitmen Danantara, untuk Jadikan Indonesia Pusat Data Regional di Batic |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.