Berita Gianyar
Pendapatan Turun, Puluhan Sopir Angkot Gianyar Aman Datangi Dishub
Para sopir yang datang ini, datang dari hampir semua kecamatan di Kabupaten Gianyar, Bali.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sekitar 70an orang sopir angkutan siswa Gianyar Aman, mendatangi kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar, Bali, Kamis 13 Februari 2025 pagi.
Mereka menanyakan terkait turunnya pendapatan per hari sejak awal tahun 2025.
Sementara di sisi lain, trip atau trayek mereka sejak awal tahun ini mengalami peningkatan.
"Jauh sekali dari tahun dulu dengan tahun sekarang. Sekarang trip tambah tapi gaji turun. Dulu tripnya dua kali, pagi dan siang, sekarang tetap double trip tapi pendapatan menurun," ujar seorang sopir, Wayan Artana sopir yang melayani angkutan gratis siswa SMP Negeri 3 Tampaksiring.
Baca juga: Program Angkutan Siswa Kekurangan Angkot, Dishub Gianyar Harapkan Partisipasi Warga
Para sopir yang datang ini, datang dari hampir semua kecamatan di Kabupaten Gianyar, Bali.
Mereka pun diterima langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, I Made Arianta. Pertemuan berlangsung cair.
Kadishub Gianyar, I Made Arianta usai bertemu dengan perwakilan sopir mengatakan, kedatangan para sopir tersebut untuk audensi terkait pendapatan.
Dia pun menjelaskan kronologi pendapatan sejumlah sopir ini mengalami 'penurunan' di awal tahun 2025.
Kata dia, hal tersebut dikarenakan pihaknya melakukan perubahan terhadap sistem pembayaran Biaya Operasional Kendaraan (BOK).
Tahun lalu, pembayaran masih menerapkan BOK dua kali, yakni pagi dan sore, sehingga bagi kendaraan yang melayani dua kali, maka mereka mendapatkan dua kali BOK.
Adapun item dalam BOK ini terdiri dari gaji, Samsat, BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan, bensin dan biaya servis kendaraan dan sebagainya.
"Jadi, tahun sebelumnya sopir yang melayani pagi dan sore mereka menerima BOK dua kali lipat," ujarnya.
Di tahun 2024, kata Arianta, sejumlah sopir yang melayani SMP Negeri 2 Payangan dan SMP Negeri 3 Payangan mendatangi dirinya.
Mereka mendatangi dirinya karena income mereka kecil sebab hanya melayani trip pagi.
Belum lagi, karena BOK dua kali itu, pada tahun 2022 sempat ada temuan sebesar Rp 1,9 miliar dan pihak rekanan harus mengembalikan dana sebesar Rp 600 juta lebih.
Maka di tahun 2025 ini, dirinya pun mengubah pembayaran BOK agar tidak ada temuan dan ketimpangan penghasilan yang terlalu jauh.
"Tahun lalu kesenjangan sangat jauh. Dulu BOK dirancang 2 kali, pagi sore. Jadi yang dapat 2 sesi, dapat BOK dua kali lipat. Dan itu pun pernah menjadi temuan, sampai harus mengembalikan dana ke negara sebesar Rp 600an juta. Bercermin dari hal ini, kami lakukan kajian, sehingga di tahun 2025 BOK menjadi 1,5 sesi. Karena inilah, pendapatan yang kemarin 2 sesi itu menurun. Terkait ini, harusnya mereka menanyakan ke DAMRI karena mereka berada di bawah DAMRI. Namun kita tidak yakin DAMRI bisa memberikan penjelasan yang mudah dipahami para sopir, sehingga kami dengan senang hati memberikan penjelasan pada mereka, supaya persoalan ini tak berlarut-larut," ujar Arianta.
Arianta mengungkapkan, sejak kebijakan BOK 1,5 ini diterapkan, ada 109 orang sopir yang pendapatannya mengalami peningkatan dan 113 orang sopir menurun.
Namun Arianta menegaskan, penurunan tidak signifikan, dan jumlah pendapatan sopir yang turun ini rata-rata tetap lebih tinggi dari yang mengalami kenaikan.
"Sejak penerapan sistem ini, dulu yang tripnya satu sesi dapat Rp 160 ribu per hari, sekarang menjadi Rp 210 per hari. Dulu yang 2 sesi, contohnya ada yang dapat Rp 320 ribu sekarang setelah pola dirasionalisasi agar gak ada kesenjangan, mereka dapatnya 280 ribu. Jadi, sekarang tidak terlalu jauh jomblangnya," ujarnya.
Terkait trip sopir yang mengalami peningkatan di tengah turunnya pendapatan, Arianta mengatakan, sejak tahun 2025 ini pihaknya memang melakukan peningkatan layanan dengan mengintensifkan penggunaan armada. Yakni, dari melayani 21 sekolah sekarang 27 sekolah.
"Jadi memang dengan kebijakan ini sopir semakin capek, uang BBM yang diberikan hanya habis untuk BBM. Namun dengan hal ini sekolah yang dilayani bertambah, dulu di 2021 hanya melayani 21 sekolah sekarang jadi 27 sekolah atau semua SMP Negeri di Gianyar sudah dilayani. Saat ini jumlah trayek dari 168 menjadi 181," ujarnya.
Terkait hal ini, dirinya pun akan merancang kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan para sopir.
Namun tidak dalam bentuk meningkatkan gaji, melainkan dalam bentuk insentif.
"Kami akan rancang dalam bentuk insentif, namun masih dikaji, mudah-mudahan tidak ada regulasi yang menghalangi," ujarnya.
Cara lain agar para sopir ini tidak 'capek', dirinya berharap warga di Kabupaten Gianyar untuk ikut bergabung sebagai penyedia angkot.
Di tahun ini, kebutuhan angkot untuk menyukseskan program angkutan gratis untuk siswa sebanyak 369 armada.
Namun armada yang ada baru 288 yang sudah beroperasi dan 23 armada dalam proses pendaftaran.
"Kami pastikan, penghasilan sebagai sopir angkot dalam program ini sangat menjanjikan. Rata-rata per sopir itu dapat penghasilan Rp 224 ribu per hari," tandasnya. (*)
Kumpulan Artikel Gianyar
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/Puluhan-sopir-angkot-Gianyar-Aman-datangi-Dishub-Gianyar-Bali.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.