Penusukan di Denpasar
Respon Keluarga Kadek Parwata atas Penangkapan Mas Pras Pelaku Penusukan di Jalan Nangka Utara
Kakak pertama Kadek Parwata, Gede Dana Putra, mengungkapkan harapannya agar hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM – Penangkapan Bastomi Prasetiawan alias Mas Pras, pelaku penusukan yang menewaskan Kadek Parwata di Jalan Nangka Utara, Denpasar, Bali membawa sedikit kelegaan bagi pihak keluarga korban.
Namun, kesedihan masih menyelimuti mereka karena kehilangan sosok yang dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan ramah.
Keluarga Minta Hukuman Setimpal
Kakak pertama Kadek Parwata, Gede Dana Putra, mengungkapkan harapannya agar hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya.

“Kita sedih kehilangan saudara, kita tidak tahu apa motif pelaku. Kadek juga sama pelaku tidak saling kenal, kalau boleh setimpal lah, dihukum seberat-beratnya dengan apa yang dilakukan,” ungkap Gede Dana.
Menurutnya, keluarga tidak memiliki niatan untuk bertemu dengan pelaku karena masih dalam suasana berduka.
Selain itu, mereka tidak mengenal latar belakang pelaku maupun hubungannya dengan Kadek.
Baca juga: RUTE Pelarian Mas Pras Pelaku Penusukan: Terdeteksi di Banyuwangi, Kabur ke Surabaya Karena Viral
“Kalau dari keluarga belum menerima vonis (ancaman hukuman,-red) seperti itu, vonis (ancaman hukuman,-red) kan sementara, kalau bisa kami sekeluarga minta hukum setimpal,” tegasnya.
Upacara Pengabenan Direncanakan Tahun Depan
Jenazah Kadek Parwata telah dikuburkan oleh pihak keluarga, dan rencananya akan dilakukan upacara pengabenan tahun depan.
Selain itu, keluarga juga akan melakukan upacara nunas baos setelah 11 hari penguburan untuk mencari petunjuk mengenai kepergian Kadek Parwata.
“Kami ingin tahu apakah Kadek meninggalnya memang harus seperti itu dan apa yang diinginkannya,” kata Gede Dana.
Kadek Dikenal Sebagai Sosok Bertanggung Jawab
Sebelum kejadian tragis tersebut, Kadek tengah melayat ke rumah temannya yang sedang berduka.
Menurut keluarga, tidak ada firasat buruk sebelum kepergiannya.
“Saat berangkat, Kadek berjalan seperti biasa dan berpamitan seperti hari-hari sebelumnya. Tapi pagi sekitar jam 2, istri Kadek mendapat kabar bahwa Kadek sudah tidak ada,” cerita Gede Dana.

Kadek Parwata bekerja sebagai cleaning service di Petitenget dan sudah menetap di tempat kerja yang sama sejak sebelum pandemi.
“Kadek orangnya ramah, tekun, dan bertanggung jawab. Dia adalah tulang punggung keluarga, membantu anak keponakan, bapak, dan orang tua,” kenang sang kakak.
Bantuan Warga Akan Digunakan untuk Pendidikan Anak Kadek
Kadek meninggalkan istri dan dua anak perempuan yang masih kecil.
Anak pertamanya saat ini duduk di bangku kelas IV SD, sedangkan anak keduanya masih TK.
Pihak keluarga berencana menggunakan donasi yang diberikan oleh warga untuk biaya pengabenan dan pendidikan anak-anak Kadek di masa depan.
“Tujuan keluarga semua memang untuk anak-anaknya, dan ada juga untuk upacara ngaben. Sisa dari upacara nanti kami buat deposito untuk sekolah anak-anaknya,” tutup Gede Dana.
Dengan adanya penangkapan pelaku, keluarga berharap keadilan benar-benar ditegakkan sehingga tragedi serupa tidak terulang lagi di masa depan.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.