Kunci Jawaban
Jawaban Soal PAI Kelas 7 Semester 2 Halaman 212 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 9.7
di bawah ini jawaban soal PAI kelas 7 Semester 2 Halaman 212 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 9.7 tentang perbedaan haji, umrah dan dam.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Simak nih, di bawah ini jawaban soal PAI kelas 7 Semester 2 Halaman 212 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 9.7 tentang perbedaan haji, umrah dan dam.
Kali ini kita akan membahas soal pada Bab 9 yang berjudul Rukhṣah: Kemudahan Dari Allah Swt dalam Beribadah kepada-Nya pada kegiatan siswa Aktivitas 9.7 tentang perbedaan haji, umrah dan dam.
Siswa diharapkan untuk mengerjakan soal yang ada di buku PAI kelas 7 Semester 2 halaman 212 Kurikulum Merdeka secara mandiri.
Kunci jawaban PAI kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka hanya untuk orang tua atau wali dalam membimbing siswa menjawab pertanyaan.
Berikut jawaban dan pembahasan soal PAI kelas 7 halaman 212 Kurikulum Merdeka sesuai dengan buku siswa Pendidikan Agama Islam edisi tahun 2021.
Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 77 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 7: Etika Komunikasi Menurut Islam
Aktivitas 9.7
Untuk memperkuat pemahaman kalian tentang haji. Cari dan tuliskan perbedaan haji dan umrah, dam, dan melempar jumrah Jawaban ditulis pada buku tugas.
Jawaban:
Jawaban dapat bervariasi sesuai dengan kreativitas dan informasi yang didapatkan oleh masing-masing siswa, berikut alternatif jawaban yang dapat digunakan:
Haji dan umrah
Haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat Islam yang mampu, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah.
Haji memiliki lebih banyak ritual dan rukun dibandingkan umrah, serta memiliki waktu pelaksanaan yang lebih terbatas.
Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 73 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 6: Sikap Terhadap Postingan Hoaks
Dam
Dam adalah denda yang harus dibayarkan jika kewajiban haji atau umrah tidak dilakukan, tetapi rangkaian ritual manasiknya masih bisa dilanjutkan.
Melempar jumrah
Melempar jumrah merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang dilakukan di Mina. Ibadah umrah tidak termasuk rangkaian melempar jumrah.
Berikut perbedaan haji dan umrah secara detail:
Rukun
Rukun haji meliputi niat ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sai, dan memotong rambut. Rukun umrah meliputi niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut.
Waktu pelaksanaan
Haji dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu mulai awal bulan Syawal hingga subuh hari raya Idul Adha. Umrah bisa dilakukan kapan saja.
Lokasi pelaksanaan
Haji dilaksanakan di Makkah dan di luar Makkah, seperti wukuf di Arafah, melempar jumrah di Mina, dan menginap di Muzdalifah. Umrah dilaksanakan di Makkah dan Madinah.
Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 71 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 5: Tokoh Idola Etika Komunikasi
Kondisi yang dimudahkan dalam haji.
Ibadah haji memiliki merupakan napak tilas sejarah Nabi Ibrahim a.s. dan keluarganya di masa lalu. Semua ritual ibadah haji memiliki hikmah. Haji mabrur merupakan harapan semua jamaah haji.
Mereka berupaya mengubah tingkah laku menjadi lebih baik, setelah kembali ke daerah asalnya. Ibadah haji terkesan berat untuk dilaksanakan.
Namun di dalamnya, dapat ditemukan keringanan. Berikut ini adalah beberapa keringanan pada ibadah haji dan umrah.
a. Ibadah Haji Diperuntukkan Hanya Bagi Orang yang Mampu
Ibadah haji merupakan rukun Islam, yang pelaksanaannya tidak diwajibkan kecuali hanya kepada mereka yang mampu. Allah Swt. mewajibkan ibadah ini hanya kepada mereka yang mampu untuk berangkat haji.
b. Haji Dilaksanakan Sekali Seumur Hidup
Ibadah haji diwajibkan hanya sekali dalam seumur hidup. Apabila akan melaksanakan ibadah haji lagi maka hukumnya sudah tidak wajib lagi.
c. Pelaksanaan Ibadah Haji Boleh Ditunda Meski Sudah Mampu
Seseorang sudah masuk dalam kategori mampu akan tetapi belum melaksanakan ibadah haji, hal ini diperbolehkan.
Rasulullah saw. Pada saat turunnya ayat tentang haji tahun keenam hijriyah, tetapi Rasulullah saw. baru melaksanakan ibadah haji pada tahun kesepuluh Hijriyah.
Pada situasi Pandemi Covid-19 ini, ibadah haji dapat ditunda, walaupun sudah ada ketentuan untuk berangkat. Hal ini dilakukan untuk kemaslahatan umat.
d. Cara Melaksanakan Ibadah Haji Boleh Memilih Tamattu’, Qirān atau Ifrād
Ibadah haji dipandang berat karena harus meninggalkan tanah air dalam jarak yang jauh dengan waktu yang lama. Akan tetapi di balik itu terdapat kemudahan yang diperoleh.
Tata cara pelaksanaan ibadah haji memberikan pilihan dan keringanan bagi jamaah haji, yaitu:
1) Ifrād, yaitu haji dikerjakan terlebih dahulu, kemudian umrah.
2) Tamattu’, yaitu umrah dikerjakan terlebih dahulu, kemudian haji.
3) Qirān, yaitu haji dan umrah dilaksanakan secara bersamaan.
e. Pelaksanaan Ibadah Haji Boleh Dikerjakan Orang Lain
Kalian sering mendengar istilah badal hajiataual-hājj ‘an al-ghair, melakukan ibadah haji untuk orang lain.
Ibadah yang bisa diwakilkan oleh orang lain umumnya adalah ibadah yang bersifat muamalah atau setidaknya bernuansa materi.
Ibadah haji bisa diwakilkan meski orangnya masih hidup, misalnya karena sudah tua atau dalam keadaan sakit. Ibadah haji itu dikerjakan oleh orang lain yang mewakilinya.
Melontar jumrah itu pun bisa diwakilkan orang lain, kecuali wukuf di Arafah yang memang harus dikerjakan sendiri.
f. Pembayaran Dam Boleh Digantikan dengan Puasa
Pembayaran dam dalam ibadah haji dengan menyembelih kambing dapat diganti dengan puasa 3 hari di tanah suci dan 7 hari di tanah air.
Orang yang melaksanakan tamattu’ dan qirān terkena kewajiban membayar dam.
Namun walaupun tidak punya uang untuk menyembelih kambing, dendanya dapat diganti dengan berpuasa 3 hari di tanah suci, dan 7 hari setelah kembali ke tanah air.
g. Tidak Bermalam di Mina
Bermalam di Mina untuk melontar jumrah bukan termasuk rukun haji melainkan wajib haji.
Melontar jumrah boleh tidak dikerjakan asalkan membayar dam. Nabi saw. memberikan banyak keringanan kepada para sahabat yang tidak bisa ikut bermalam di Mina atau di Muzdalifah.
Bahkan yang rukun sekalipun yaitu wukuf di Arafah pada tanggal sembilan Dzulhijjah itu pun tidak harus dilakukan sejak pagi sampai malam.
Yang penting seseorang sudah berada di Arafah walaupun hanya sesaat, sudah dianggap sah. Nabi saw. pernah bersabda bahwa haji itu adalah berada di Arafah.
Orang yang sedang sakit parah tetap bisa dianggap sudah berhaji asalkan sempat singgah di Arafah walaupun hanya sekedar beberapa menit, lalu dikembalikan lagi ke rumah sakit.
h. Ibadah Lain yang Berpahala Setara dengan Melaksanakan Ibadah Haji
Allah Swt. melimpahkan kasih sayang dengan memberikan pahala yang berlipat ganda. Allah Swt. juga menyediakan pahala yang besar untuk ibadah yang terlihat kecil dan mudah.
Orang yang belum mampu mengerjakan haji, namun beramal dengan ikhlas dan istiqāmah, akan diberi pahala setara ibadah haji. Apa saja ibadah tersebut?
Salat berjamaah, selain diberi pahala 27 derajat, juga diberikan pahala ibadah haji apabila dilakukan secara istiqāmah.
Orang yang istiqāmah melaksanakan shalat dhuha diberikan pahala pula seperti ibadah umrah.
Demikian jawaban soal PAI kelas 7 Semester 2 halaman 212 Kurikulum Merdeka, kegiatan siswa Aktivitas 9.7: perbedaan haji, umrah dan dam sesuai dengan buku siswa PAI edisi tahun 2021.
Disclaimer
Kunci jawaban diatas bersifat alternatif jawaban sehingga para siswa bisa memberikan eksplorasi jawaban lain.
Kunci jawaban soal diatas bisa saja berbeda sesuai dengan pemahaman tenaga pengajar atau murid. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.