Kunci Jawaban

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 129 130, Kurikulum Merdeka: Bentuk Tertib Sosial

Berikut kunci Jawaban dan pembahasan soal mapel IPS kelas 10 SMA halaman 129 130 Kurikulum Merdeka.

|
Foto Kolase Sampul Buku IPS Kelas 10
PELAJARAN IPS - Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 129 130, Kurikulum Merdeka: Bentuk Tertib Sosial 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berikut kunci Jawaban dan pembahasan soal mapel IPS kelas 10 SMA halaman 129 130 Kurikulum Merdeka.

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 129

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 130

Artikel ini akan memudahkanmu dalam mengerjakan soal-soal IPS.

Mengerjakan soal IPS SMA tak sulit lagi dengan ulasan ini.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 154 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: Hukum Bacaan Waqaf

Berikut kunci jawabannya yang berhasil dirangkum TribunBali.com dari berbagai sumber.

Pada bagian ini, membahas terkait materi Bentuk Tertib Sosial

Kunci Jawaban IPS Kelas 10

Simak kunci jawaban selengkapnya di sini.

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 129 130

Soal Halaman 129

Lembar Aktivitas 6

Petunjuk kerja:

• Kalian dapat melakukan pengamatan, mencari dari berbagai sumber, misalnya melalui buku, internet, koran, majalah dan melakukan wawancara untuk mengerjakan tugas ini.

• Salin dan gunakan kolom ini di buku tulis atau diketik.

• Kerjakan secara berkelompok dengan teman kalian untuk melakukan investigasi ini.

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 129

Tugas:

1. Temukan berbagai contoh bentuk tertib sosial dan penyimpangan sosial yang terdapat di masyarakat kalian.

Jawaban: Contoh perilaku tertib sosial:
- Mengikuti upacara bendera pada hari Senin.
- Membuang sampah pada tempat sampah.
- Mematuhi peraturan lalu lintas.
- Bergantian menjaga keamanan lingkungan dengan cara mengikuti ronda.

Contoh perilaku penyimpangan sosial:
- Penyalahgunaan narkoba.
- Melakukan kekerasan terhadap anak.
- Pencurian yang dilakukan orang banyak.
- Terorisme

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 132 133 134 135, Kurikulum Merdeka: Mengakhiri Segala Kemiskinan

2. Jelaskan, mengapa hal itu dapat terjadi?

Jawaban: Hal itu dapat terjadi karena ada beberapa faktor penyebab perilaku tertib sosial dan penyimpangan sosial di masyarakat, yaitu:

- Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin, dan kedudukan dalam keluarga. Faktor internal ini dapat mempengaruhi cara pandang, motivasi. dan sikap seseorang terhadap norma sosial yang berlaku.

- Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa. Faktor eksternal ini dapat memberikan pengaruh positif atau negatif terhadap perilaku seseorang dalam masyarakat.

- Perubahan nilai dan norma sosial, yaitu ketika terjadi pergeseran atau perbedaan antara nilai dan norma sosial yang lama dengan yang baru.

- Proses sosialisasi yang tidak sempurna, yaitu ketika individu tidak mendapatkan pembelajaran atau pengajaran yang baik tentang nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.

3. - Apabila itu contoh tertib sosial, tuliskan hal baik apa yang patut dijaga.
- Apabila itu contoh penyimpangan sosial, tuliskan solusi yang menurut kalian dapat mengatasi masalah tersebut.

Jawaban: Apabila itu contoh tertib sosial, hal baik yang patut dijaga adalah sebagai berikut: Rasa kebersamaan. Tertib sosial dapat memperkuat rasa kebersamaan diantara anggota masyarakat, karena mereka memiliki norma dan nilai yang sama dan saling mendukung.

- Kesejahteraan lingkungan. Tertib sosial dapat membuat lingkungan tetap aman, bersih, dan nyaman untuk ditinggali.

- Keadilan sosial. Tertib sosial dapat mengurangi kecemburuan sosial yang timbul akibat ketimpangan atau diskriminasi.

Apabila itu contoh penyimpangan sosial, solusi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:

- Memberikan penyuluhan. Penyuluhan adalah salah satu cara untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak negatif dari penyimpangan sosial'.

- Memberikan tindakan dan sanksi. Tindakan dan sanksi adalah salah satu cara untuk memberikan efek jera dan hukuman kepada pelaku penyimpangan sosial.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 154 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: Hukum Bacaan Waqaf

Soal Halaman 130

Pengayaan

Buatlah analisis lebih lanjut mengenai kekuatan dan kelemahan hipotesis kesatria, hipotesis waisya, dan hipotesis brahmana kemudian diskusikan sejauh mana peran aktif masyarakat Nusantara dalam proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu–Buddha pada masa tersebut

Kunci Jawaban IPS Kelas 10 Halaman 130

Analisis Hipotesis Penyebaran Agama Hindu-Buddha di Nusantara

Tiga hipotesis yang diajukan oleh para ilmuwan tentang penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara memberikan pandangan yang berbeda tentang siapa yang berperan dalam proses ini.

Masing-masing hipotesis memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri yang perlu dianalisis lebih lanjut.

1. Hipotesis Kesatria (R.C. Majumdar)

• Pendekatan Militer:

Hipotesis ini menekankan peran para prajurit atau kaum kesatria yang datang dari India dan membangun koloni-koloni di Nusantara.

Pendapat ini masuk akal dalam konteks sejarah karena banyak kerajaan-kerajaan awal di Nusantara, seperti Sriwijaya dan Majapahit, yang memiliki kedekatan dengan budaya militer.

• Koloni Kesatria:

Dalam sejarah dunia, seringkali penyebaran kebudayaan juga dilakukan oleh pasukan atau prajurit yang mendirikan koloni untuk mempertahankan wilayah atau pengaruh budaya mereka.

Kelemahan:

• Kurangnya Bukti Arkeologis:

Belum ditemukan bukti arkeologis yang cukup yang mendukung adanya koloni prajurit India di Nusantara.

Ini mengurangi kredibilitas hipotesis ini karena argumen utama berbasis pada spekulasi tanpa dukungan bukti konkret.

• Ketidakcocokan dengan Konteks Sosial Nusantara:

Masyarakat Nusantara pada saat itu lebih banyak dipengaruhi oleh interaksi sosial dan ekonomi daripada intervensi militer.

Hal ini membuat hipotesis ini kurang relevan jika dilihat dari aspek sosial dan budaya.

2. Hipotesis Waisya (N.J. Krom)

Kekuatan:

• Peran Pedagang:

Krom berpendapat bahwa golongan pedagang India yang menetap di Nusantara dan menikahi masyarakat lokal membawa pengaruh Hindu.

Ini lebih masuk akal karena pedagang sering menjadi jembatan budaya antara dua wilayah yang berbeda.

Para pedagang ini membawa serta praktik agama dan kebudayaan mereka ke dalam kehidupan masyarakat setempat.

• Keterkaitan dengan Ekonomi:

Hubungan perdagangan antara Nusantara dan India telah berlangsung lama, dan keberadaan pelabuhan-pelabuhan penting di sepanjang pesisir Nusantara menjadi pusat interaksi sosial dan ekonomi yang memungkinkan masuknya pengaruh budaya Hindu.

Kelemahan:

• Peran Terbatas dalam Penyebaran Agama:

Pedagang, meskipun membawa kebudayaan, mungkin tidak memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Hindu yang memerlukan pemahaman dan praktik yang mendalam.

Agama Hindu membutuhkan pemahaman filosofis dan ritual yang biasanya hanya dimiliki oleh golongan Brahmana, yang memiliki pengetahuan keagamaan lebih tinggi.

Kekuatan:

• Peran Agama dalam Penyebaran Budaya:

Van Leur dan Bosch berpendapat bahwa agama Hindu dan Buddha dibawa oleh para Brahmana, yang diundang oleh penguasa Nusantara.

Ini lebih realistis karena para Brahmana memiliki pengetahuan mendalam mengenai agama dan budaya India.

Mereka juga memiliki kapasitas untuk mempengaruhi penguasa dan masyarakat melalui upacara keagamaan dan ajaran filosofi yang mereka bawa.

• Arus Balik (Counter-Current):

F.D.K. Bosch mengajukan bahwa interaksi dengan biksu Buddha dari India dan proses "arus balik" memberikan kontribusi penting dalam menyebarkan agama dan kebudayaan.

Ini memberi pemahaman bahwa tidak hanya pengaruh dari luar, tetapi juga adaptasi dan pembelajaran dari masyarakat Nusantara yang membawa dampak signifikan.

Kelemahan:

• Keterbatasan Pengaruh Brahmana di Masyarakat Lokal: Meskipun Brahmana memiliki peran penting dalam penyebaran agama, masyarakat lokal mungkin merasa lebih dekat dengan pendekatan praktis yang ditawarkan oleh para pedagang atau bahkan pemimpin lokal yang sudah memiliki pengaruh.

Oleh karena itu, meskipun Brahmana memainkan peran kunci dalam penyebaran agama, mereka mungkin tidak menjadi satu-satunya penyebar budaya.

Peran Aktif Masyarakat Nusantara dalam Penyebaran Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha

Selain peran aktif para Brahmana, pedagang, dan kesatria, masyarakat Nusantara juga memiliki peran penting dalam proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha:

• Adaptasi dan Sinkretisme:

Masyarakat Nusantara tidak hanya menerima begitu saja pengaruh dari India, tetapi juga melakukan adaptasi dan sinkretisme dengan kebudayaan lokal.

Hal ini tercermin dalam banyaknya unsur Hindu-Buddha yang disesuaikan dengan tradisi dan kepercayaan asli masyarakat Nusantara.

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 9 Halaman 150 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 2: Tafakkur

• Penerimaan oleh Penguasa Lokal:

Para penguasa di Nusantara yang memiliki peran aktif dalam mengadopsi agama Hindu dan Buddha, kemudian mengundang Brahmana untuk melakukan upacara keagamaan dan mendirikan candi-candi.

Ini menunjukkan adanya inisiatif dari penguasa lokal untuk memperkenalkan agama dan budaya baru kepada rakyat mereka.

• Peran Penting Dalam Pendidikan dan Kebudayaan:

Proses belajar di India, terutama oleh para biksu dan pemuka agama, juga memungkinkan masyarakat Nusantara membawa kembali ajaran agama Hindu-Buddha ke tanah air mereka.

Ini menunjukkan peran aktif dari individu-individu yang belajar langsung di India dan kembali ke Nusantara untuk menyebarkan ajaran tersebut.

Ketiga hipotesis ini memberikan perspektif yang berbeda mengenai penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara.

Meskipun tidak ada satu teori yang sepenuhnya benar, kombinasi dari peran Brahmana, pedagang, dan kesatria kemungkinan besar memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang proses tersebut.

Yang pasti, masyarakat Nusantara berperan aktif dalam menerima, mengadaptasi, dan mengembangkan pengaruh agama dan kebudayaan tersebut sesuai dengan konteks lokal mereka.

Disclaimer: 

Itu dia kunci jawaban dan soal ulasan IPS kelas 10.

Pembahasan dan kunci jawaban ini hanya digunakan sebagai panduan belajar siswa.

Siswa diharapkan untuk mengerjakan soal terlebih dahulu secara mandiri. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved