Kunci Jawaban
Jawaban Soal PAI Kelas 9 Semester 2 Halaman 258 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 11
Simak nih, inilah jawaban soal PAI kelas 9 Semester 2 Halaman 258 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 11 tentang hikmah Daulah Syafawi dan Mughal.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Simak nih, inilah jawaban soal PAI kelas 9 Semester 2 Halaman 258 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 11 tentang hikmah Daulah Syafawi dan Mughal.
Kali ini kita akan membahas soal pada Bab 10 yang berjudul Mengapresiasi Peradaban pada Masa Syafawi dan India Mughal pada kegiatan siswa Aktivitas 11 tentang hikmah Daulah Syafawi dan Mughal.
Siswa diharapkan untuk mengerjakan soal yang ada di buku PAI kelas 9 Semester 2 halaman 258 Kurikulum Merdeka secara mandiri.
Kunci jawaban PAI kelas 9 halaman 258 Kurikulum Merdeka hanya untuk orang tua atau wali dalam membimbing siswa menjawab pertanyaan.
Berikut jawaban dan pembahasan soal PAI kelas 9 halaman 258 Kurikulum Merdeka sesuai dengan buku siswa Pendidikan Agama Islam edisi tahun 2022.
Baca juga: Jawaban Soal PAI Kelas 9 Semester 2 Halaman 255 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 10
Aktivitas 11
Setelah mempelajari materi hikmah dari Sejarah Daulah Syafawi di Persia dan Mughal di India, renungkan pertanyaan berikut, dan tuliskan jawabannya dengan sejujurnya!
1. Perilaku apa saja yang selalu kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari? Apa alasannya?
2. Perilaku mana yang kadang-kadang dilakukan, kadang-kadang juga belum dilakukan? Apa alasannya?
3. Perilaku mana yang belum pernah kalian lakukan? Apa alasannya?
4. Apa yang akan dilakukan terhadap kebiasaan kalian tersebut, setelah mempelajari materi ini
Jawaban:
Jawaban dapat bervariasi sesuai dengan kreativitas dan pengalaman masing-masing siswa, berikut ini adalah alternatif jawaban yang dapat digunakan:
1. Perilaku apa saja yang selalu kalian lakukan dalam kehidupan sehari-hari? Apa alasannya?
Jawaban:
Beberapa perilaku yang selalu saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Membantu orang lain, baik itu teman, keluarga, atau orang di sekitar saya.
Saya percaya bahwa tolong-menolong adalah prinsip yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.
Seperti yang diajarkan dalam sejarah peradaban Islam, termasuk masa Daulah Syafawi dan Mughal, di mana pemimpin-pemimpin mereka sering menunjukkan sikap peduli terhadap masyarakat.
Berbicara dengan sopan kepada orang lain.
Saya selalu berusaha menjaga ucapan dan cara berbicara, karena saya ingin menghormati orang lain dan menciptakan hubungan yang baik, seperti halnya sikap toleransi yang diterapkan oleh para pemimpin pada masa tersebut.
Baca juga: Jawaban Soal PAI Kelas 9 Semester 2 Halaman 255 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 9
2. Perilaku mana yang kadang-kadang dilakukan, kadang-kadang juga belum dilakukan? Apa alasannya?
Jawaban:
Perilaku yang kadang-kadang saya lakukan adalah:
Berbagi pengetahuan atau membantu teman belajar. Kadang-kadang saya melakukannya, terutama ketika teman membutuhkan bantuan dalam memahami pelajaran.
Namun, kadang-kadang saya juga merasa malas atau terburu-buru dengan pekerjaan saya sendiri.
Saya sadar bahwa berbagi ilmu itu sangat penting, seperti yang dicontohkan oleh para ilmuwan di zaman Daulah Mughal yang sering berbagi pengetahuan.
Menjaga kebersihan lingkungan. Saya berusaha menjaga kebersihan di sekitar saya, tetapi terkadang saya masih kurang konsisten.
Misalnya, ada kalanya saya terlalu sibuk atau tidak sadar bahwa ada sampah di sekitar saya.
Padahal, kebersihan adalah bagian dari etika yang sangat dihargai dalam peradaban Islam, yang mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan sebagai bagian dari iman.
Baca juga: Jawaban Soal PAI Kelas 9 Semester 2 Halaman 251 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 8
3. Perilaku mana yang belum pernah kalian lakukan? Apa alasannya?
Jawaban:
Perilaku yang belum pernah saya lakukan adalah:
Memberikan bantuan besar kepada yang membutuhkan, seperti menyumbang untuk pembangunan masjid atau rumah yatim.
Alasan saya belum melakukannya adalah karena saya merasa belum memiliki cukup uang atau waktu untuk terlibat dalam kegiatan sosial seperti itu.
Namun, saya mengakui bahwa kontribusi terhadap masyarakat sangat penting, seperti yang dicontohkan oleh para pemimpin dan rakyat pada masa Daulah Syafawi dan Mughal, yang selalu berusaha memberi manfaat bagi umat.
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial besar atau dakwah yang melibatkan banyak orang.
Saya merasa belum memiliki keberanian atau waktu untuk melakukannya, tetapi saya tahu bahwa ini adalah bentuk kontribusi untuk memperbaiki masyarakat, sebagaimana yang dilakukan oleh pemimpin besar di masa lalu.
4. Apa yang akan dilakukan terhadap kebiasaan kalian tersebut, setelah mempelajari materi ini?
Jawaban:
Setelah mempelajari materi ini, saya akan berusaha untuk:
Meningkatkan kepedulian terhadap sesama, seperti yang dicontohkan oleh kepemimpinan di masa Daulah Mughal yang penuh dengan toleransi dan perhatian terhadap rakyat.
Saya akan lebih rajin membantu teman atau orang lain yang membutuhkan, serta berbagi pengetahuan dengan lebih giat.
Menjadi lebih konsisten dalam menjaga kebersihan, karena kebersihan adalah sebagian dari iman, dan itu penting dalam kehidupan sehari-hari.
Saya akan berusaha menjaga kebersihan di lingkungan saya dan mengingatkan teman-teman untuk juga melakukannya.
Berusaha lebih aktif dalam membantu kegiatan sosial atau memberikan kontribusi bagi masyarakat, walaupun dalam bentuk yang kecil.
Saya akan mencari kesempatan untuk menyumbangkan tenaga atau waktu dalam kegiatan yang bermanfaat untuk orang banyak, sebagai bentuk kontribusi untuk kemajuan umat, sebagaimana yang ditunjukkan dalam sejarah peradaban Islam.
Lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam semua perilaku yang saya lakukan, karena saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan membawa dampak positif bagi lingkungan saya, sesuai dengan contoh teladan yang saya pelajari dari sejarah Daulah Syafawi dan Mughal.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari terjadinya kemunduran Daulah Mughal adalah dikarenakan lemahnya kompetensi dan kepemimpinan penguasa.
Sehingga, hal ini menimbulkan perebutan kekuasaan, kebijakan politik yang tidak tepat dan menjadi bumerang bagi pemerintahan, tumbuhnya fanatisme, sampai terjadi disintegrasi bangsa.
Hal tersebut menjadi pembelajaran bagi kita bahwa dalam memimpin diperlukan kompetensi dari seorang pemimpin.
Maju mundurnya sebuah pemerintahan akan banyak ditentukan juga oleh kemampuan pemimpin dalam menentukan kebijakan, dalam menangani masalah-masalah.
Untuk peradaban Islam yang lebih maju, dibutuhkan generasi yang cerdas dan berkualitas.
Oleh karenanya, kalian harus mengasah jiwa kepemimpinan kalian, mengasah jiwa peduli kalian, mengasah daya kritis kalian.
Sehingga, mampu memberikan gagasan untuk pemecahan atas permasalahan yang dihadapi.
Rasulullah saw. bersabda bahwa setiap orang adalah pemimpin, akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang dipimpinnya.
Demikian jawaban soal PAI kelas 9 Semester 2 halaman 258 Kurikulum Merdeka, kegiatan siswa Aktivitas 11: hikmah Daulah Syafawi dan Mughal sesuai dengan buku siswa PAI edisi tahun 2022.
Disclaimer
Kunci jawaban diatas bersifat alternatif jawaban sehingga para siswa bisa memberikan eksplorasi jawaban lain.
Kunci jawaban soal diatas bisa saja berbeda sesuai dengan pemahaman tenaga pengajar atau murid. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.