Gebrakan Pemimpin Bali

KOSTER Minta BPS Adakan Sensus Kebudayaan, Ini Urgent Bagi Bali !

Sehingga tahun 2026 sensus sudah bisa berjalan. Sensus Kebudayaan ini akan mendata kebudayaan berbentuk aset yang dijumlah dalam nominel.

ISTIMEWA
Perlu data akurat mengenai kebudayaan Bali, Gubernur Bali Wayan Koster, meminta Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, mengadakan sensus kebudayaan di Bali.  

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Perlu data akurat mengenai kebudayaan Bali, Gubernur Bali Wayan Koster, meminta Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, mengadakan sensus kebudayaan di Bali

Sensus Kebudayaan ini sudah dirancang mulai tahun ini, dan pembiayaannya masuk di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali perubahan.

Sehingga tahun 2026 sensus sudah bisa berjalan. Sensus Kebudayaan ini akan mendata kebudayaan berbentuk aset yang dijumlah dalam nominel.

Baca juga: 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah Termasuk Luh Sumantri Lebih dari 20 Tahun

Baca juga: IRT Taruh Narkoba di Meja Rias, Polisi Penangkap Ni Luh W Terima Penghargaan dari Kapolres Gianyar!

“Sangat urgent. Bali katanya pulau budaya. Budaya begitu kaya. Kalau diklasifikasi berapa banyak apa saja ragamnya kalau dihitung sebagai aset berapa nilai," jelasnya pada, pengukuhan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali oleh Gubernur Bali, Kamis 17 April 2025. 

Pada sambutannya disampaikan, sensus kebudayaan untuk data yang konkret tentang seni, budaya hingga keragaman hayati di Bali. Koster meminta kerjasama dengan BPS yang lebih berpengalaman dalam bidang penelitian statistik.

“Sensus tentang kebudayaan Bali supaya tahu seperti apa konkret kebudayaan di bali adatnya apa saja. Seni tari apa saja terus seni musik apa saja ada," imbuhnya. 

Koster berharap dengan adanya sensus kebudayaan, adanya data yang pasti dan akurat. Tidak lagi mengira-ngira maupun meraba-raba tentang jumlah warisan seni dan budaya Bali.

“Tahun 2026 sudah dilakukan sensus. Supaya bisa melihat wah begini Bali budayanya ternyata. Kalau sekarang masih besar, berapa  tinggi  badannya  berapa sih berat badannya," bebernya. 

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, mendukung adanya inisiatif dari Gubernur Bali. Bali memiliki keunikan dibandingkan daerah lainnya menjadi alasan adanya data konkret tentang kebudayaan di Bali.

“Satu hal yang sangat baik sekali. Kita paham bahwa bali ini unik. Bapak Gubernur sampaikan lagi ada kebutuhan spesifik dari Pemprov Bali untuk intervensi kebijakan mengembangkan ekonomi ke depan  mengembangkan sosial budaya ke depan. Ini harus berbasis data," ungkapnya. 

Bali menjadi satu-satunya provinsi menggelar sensus kebudayaan. Sudah menjadi kebutuhan spesifik Bali, BPS Bali  turut bekerja sama melaksanakan sensus tersebut.

Apalagi di Bali ada desa adat menjadi pilar penting dalam pelestarian kebudayaan Bali."Nasional tidak ada sensus kebudayaan itu. Tetapi karena kebutuhan spesifik Bali  kami layani melalui Kantor BPS Bali," ungkap Amalia. 

Diharapkan dengan sensus kebudayaan Bali, yang berjalan sukses dapat direplikasi provinsi lainnya.  Tentunya dengan pendataan budaya Bali memiliki keunikan  yang kuat tentang budaya.

"Ya. Ini bagus tidak ada provinsi lain ada keunikan yang kuat. Kalau sukses bisa replikasi provinsi lain," tutupnya. 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved