Berita Klungkung
Guyuran Hujan Iringi Kolosal 1.000 Topeng Sejuta Makna untuk Semesta di Klungkung
Karya tari kolosal bertajuk 1.000 Topeng Sejuta Makna untuk Semesta menjadi pembuka Festival Pendidikan 2025 di Klungkung.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Guyuran Hujan Iringi Kolosal 1.000 Topeng Sejuta Makna untuk Semesta di Klungkung
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Karya tari kolosal bertajuk 1.000 Topeng Sejuta Makna untuk Semesta menjadi pembuka Festival Pendidikan 2025 di Klungkung.
Meskipun diguyur hujan, ribuan siswa tetap antusias menampilkan karya seni yang menunjukan filosofi mendalam tentang hakikat pendidikan.
Lebih dari 1.000 pelajar dari jenjang PAUD, SD, hingga SMP di seluruh Klungkung akan dilibatkan untuk membawakan tari kolosal ini.
Baca juga: Festival Pendidikan di Klungkung Bali Ekspresikan Hasil Belajar Siswa, Dibuka Kolosal 1.000 Topeng
Mereka tidak hanya menyatukan gerakan, tapi juga menyatukan semangat sebagai generasi muda yang haus akan ilmu pengetahuan.
Meskipun itu, Alun-alun Ida Dewa Agung Jambe yang menjadi lokasi pementasan diguyur hujan.
“Tari ini bukan hanya soal estetika, tapi pesan kuat bahwa pendidikan adalah perjuangan bersama. Seperti para Dewa dan Asura yang bersatu demi Tirta Amerta, kita pun harus bergotong royong demi ilmu,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Klungkung, I Ketut Sujana.
Baca juga: BAKU Hantam Bule &Lokal di Area Parkir Club Uluwatu, Pelaku WNA Inggris & Korban Alami Sejumlah Luka
Kolosal 1000 Topeng Sejuta Makna untuk Semesta mengambil kisah klasik "Samudra Manthana".
Tari ini menafsirkan ulang legenda para Dewa dan Asura yang bekerja sama memutar gunung untuk mendapatkan Tirta Amerta atau air kehidupan abadi.
Dalam narasi yang dikemas secara visual melalui gerak, topeng, dan iringan musik tradisional, tari ini menjelma sebagai simbol pencarian ilmu dan upaya mencerdaskan bangsa.
Baca juga: Masyarakat Diimbau Melapor Jika Ada Aksi Premanisme di Klungkung, Termasuk Berkedok Ormas
Tari kolosal ini akan membuka rangkaian Festival Pendidikan 2025 yang berlangsung selama tiga hati, hingga Sabtu (17/5/2025).
Selama tiga hari, panggung utama akan diisi dengan berbagai kegiatan edukatif, termasuk lomba drumband, pentas seni siswa, dan jalan sehat bertajuk Gebyar PAUD.
Meski hanya berdurasi kurang dari satu jam, fragmen tari 1.000 Topeng Sejuta Makna menarik perhatian pengunjung.
Bukan sekadar tarian, tapi pernyataan bahwa pendidikan adalah warisan luhur, yang diperjuangkan bersama dengan semangat dan jiwa.
“Anak-anak kita tidak hanya menari. Mereka sedang menyampaikan pesan, bahwa ilmu pengetahuan adalah Tirta Amerta masa kini,” jelas Sujana.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.