MPLS di Bali
SD Negeri 4 Sambirenteng Buleleng Tak Satupun Dapat Murid Baru
Tahun ajaran baru 2025/2026 telah dimulai pada Senin (21/7/2025). Sejumlah sekolah pun mulai menyambut kedatangan murid baru.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
SD Negeri 4 Sambirenteng Buleleng Tak Satupun Dapat Murid Baru
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Tahun ajaran baru 2025/2026 telah dimulai pada Senin (21/7/2025).
Sejumlah sekolah pun mulai menyambut kedatangan murid baru.
Namun hal ini tidak berlaku di SD Negeri 4 Sambirenteng.
Baca juga: MPLS SMP di Denpasar Bali Tekankan Pendidikan Karakter, Pencegahan Kekerasan hingga Bijak Bermedsos
Sekolah yang berlokasi di Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula ini tak mendapat satupun murid baru.
Mirisnya dari kelas II hingga kelas VI hanya terdapat 32 siswa saja.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 4 Sambirenteng, Ni Made Suasmini saat dikonfirmasi membenarkan jika sekolah yang dia pimpin tidak mendapat siswa baru.
Baca juga: Sapa Siswa SLB Negeri 2 Saat MPLS, Antari Jaya Negara Tekankan Pentingnya Menabung Sejak Dini
Ia mengaku penurunan jumlah siswa baru bahkan sudah terjadi sejak delapan tahun belakangan.
"Sejak delapan tahun belakangan, memang muridnya semakin sedikit."
"Tahun lalu saja, kami hanya terima pendaftar empat orang, tapi dipindahkan satu orang, sehingga sisa tiga orang saja murid barunya," ucap Suasmini.
Menurut Suasmini, ada sejumlah faktor yang menyebabkan SD Negeri 4 Sambirenteng tidak mendapat siswa baru.
Baca juga: Wanti-Wanti Tidak Ada Perpeloncoan, Dinas Pendidikan Akan Sambangi Sekolah Saat MPLS
Mulai dari sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Ia mencontohkan plafon bangunan ruang kelas rusak. Selain itu atap perpustakaan belum lama ini juga roboh.
"Kami juga tidak punya sarana pendukung seperti chromebook," sebutnya.
Soal kerusakan bangunan, kata Suasmini belum ada tindak lanjut dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng.
Baca juga: Ikuti MPLS, Jurusan Bisnis Digital Jadi Favorit! SMKN 1 Negara Terima 412 Siswa Baru untuk 3 Jurusan
Sebab pihaknya belum sempat koordinasi dengan dinas.
"Kita belum sempat berkoodinasi dengan Dinas. Namun BPBD sudah memberikan bantuan terpal terkait bangunan perpustakaan yang roboh," ucapnya.
Alasan lain yang disinyalir juga menjadi penyebab turunnya siswa baru di SDN 4 Sambirenteng, karena keberadaan sekolah ini bersebelahan dengan SD Negeri 3 Sambirenteng.
Yang mana hanya dipisahkan tembok saja.
Suasmini mengaku pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menarik perhatian masyarakat dan calon siswa.
Misalnya melakukan melakukan promosi online melalui media sosial.
"Tak hanya itu, kami juga pernah bekerja sama dengan yayasan, untuk mengadakan pelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas III hingga VI, serta lomba-lomba yang dilaksanakan di sekolah ini," ungkapnya.
Kondisi minimnya siswa berdampak pada dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) yang diterima.
Berdasarkan informasi, sekolah ini hanya menerima Rp40 juta lebih.
Tentu dana tersebut kurang untuk biaya operasional sekolah.
Tak jarang guru-guru terpaksa harus patungan untuk membiayai sejumlah kegiatan di sekolah.
"Misalnya honor bagi pegawai TU, ini kami bantu patungan. Jika ada perpisahan siswa, kami juga talangi bersama-sama. begitu juga saat Piodalan ataupun pecaruan. Kami menalangi dengan patungan," tandasnya.
Di sisi lain, kabar ihwal SD Negeri 4 Sambirenteng yang tidak mendapat siswa baru tahun ini sudah diketahui Disdikpora Buleleng.
Plt Kepala Disdikpora Buleleng, Dewa Made Sudiarta menilai kondisi ini karena jumlah anak yang sekolah di jenjang SD berkurang di tahun sebelumnya.
Menindaklanjuti hal ini, pihaknya menyebut akan melakukan evaluasi. Sedangkan kemungkinan untuk melakukan regrouping, akan dilakukan kajian lebih lanjut.
"Kami akan kaji dan evaluasi. Tentu ini perlu diskusi dengan pihak sekolah, komite, untuk mencari solusi terbaik."
"Sehingga anak-anak di sekitar Sambirenteng tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak," jelasnya.
Terkait evaluasi, imbuhnya, pihaknya akan melakukan berbagai upaya.
Mulai dari perbaikan sarana prasarana, meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan, termasuk juga memaksimalkan layanan sekolah. Khususnya peningkatkan mutu dan kompetensi anak-anak.
Saran Jadi Sekolah Widyalaya
Sementara Anggota Komisi II DPRD Buleleng, Dewa Komang Yudi Astara mengetahui kondisi SD Negeri 4 Sambirenteng saat reses dengan guru-guru di Kecamatan Tejakula beberapa waktu lalu.
Menurut Politisi asal Desa Tejakula ini, kondisi yang dialami SD Negeri 4 Sambirenteng tidak bisa diselesaikan dengan cara regrouping semata. Ia justru menyarankan agar sekolah ini menjadi Sekolah Widyalaya.
"Keunggulan dari sekolah-sekolah di wilayah Widyalaya sangat baik, terutama dalam hal kurikulum yang lebih baik dan penguatan nilai agama."
"Selain itu, sumber pembiayaan untuk perbaikan gedung dan fasilitas dapat dioptimalkan melalui APBN," ujarnya. (*)
Berita lainnya di MPLS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.