Berita Badung

NGABEN Bikul Kembali Dirancang, Upaya Pemkab Badung Usir Hama Secara Niskala, Terakhir Pada 2020

Sudarwitha menambahkan, tahapan pelaksanaan upacara akan melibatkan seluruh pasedahan (wilayah subak).

Istimewa
BERI KETERANGAN - Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha 

TRIBUN-BALI.COM - Hama tikus tidak henti-hentinya menyerang tanaman padi para petani di Badung. Meski sudah sempat ditangkap dan dibersihkan namun hama tikus dinilai masih terus ada.

Melihat kondisi itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung melalui Dinas Kebudayaan berencana kembali menggelar kembali tradisi Ngaben Bikul atau ngaben tikus pada tahun 2026 mendatang.

Tradisi ini merupakan bagian dari upaya niskala dalam dunia pertanian untuk menetralisir hama, khususnya tikus yang kerap merusak lahan pertanian dan perkebunan.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gde Eka Sudarwitha tidak menampik hal tersebut. Pihaknya mengaku jika ngaben bikul merupakan bentuk yadnya utama dalam konteks pertanian. 

Baca juga: GARAP Air Terjun Buatan Sepanjang 60 M, Seniman Bali Ketut Putrayasa Kembali Hadirkan Karya Ikonik

Baca juga: IMBAU Swasta Hingga Perbankan Bangun Teba Modern, Upaya Pemkot Denpasar Atasi Masalah Sampah

"Dalam upacara ini, hama yang disimbolisasikan dengan tikus akan diupacarai layaknya prosesi ngaben manusia, dengan harapan agar keberadaannya tidak lagi mengganggu aktivitas pertanian dan perkebunan," ujarnya, Minggu (24/8).

Disebutkan tikus yang menjadi simbolisasi itu akan disomia atau dinetralisir, dengan harapan agar kembali ke habitatnya dan tidak mengganggu di areal pertanian atau perkebunan.

Sudarwitha menambahkan, tahapan pelaksanaan upacara akan melibatkan seluruh pasedahan (wilayah subak).

Masing-masing pasedahan akan mencari dan membawa tikus dari wilayahnya untuk kemudian dipralina (dibakar) dalam upacara ngaben bikul

"Selain tikus asli, akan ada pula simbolisasi tikus melalui warna-warna tertentu yang juga akan diupacarai," bebernya.

Mantan Camat Petang itu mengatakan Proses ngaben bikul rencananya akan dipusatkan di Pantai Seseh. Namun tirta (air suci) dari upacara ini nanti akan dipercikkan ke seluruh areal persawahan dan perkebunan di Kabupaten Badung.

Pihaknya mengakui jika Badung pernah melaksanakan upacara ngaben bikul pada tahun 2020 silam. Kini, sesuai arahan Bupati Badung akan digelar kembali pada tahun 2026.

"Tidak menutup kemungkinan akan dilakukan secara rutin dan berkala, semisal lima tahun sekali, tergantung kebutuhan. Namun saat ini sedang kami bahas dari sisi penganggaran dan dari serta waktu pelaksanaan," imbuhnya. (gus)

Disinggung Bupati Adi Arnawa

Sebelumnya, ngaben bikul itu sempat disinggung oleh Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa saat menghadiri rangkaian Karya Pujawali Nyatur di Pura Ulun Swi, Subak Balangan, Desa Kuwum, pada Sukra Umanis Wuku Klawu, Jumat (22/8) lalu. 

"Terkait dengan kondisi Subak yang diserang hama tikus, pada tahun 2026 akan dilaksanakan ngaben tikus seperti yang pernah dilakukan beberapa tahun silam yang bertujuan untuk memohon keselamatan di wilayah persubakan di Badung," ujar Bupati kepada kelian subak di Badung

Untuk diketahui upacara ngaben bikul atau tikus dengan menggunakan sarwa prteteka sempat dilakukan pemerintah Kabupaten Badung pada tahun 2020 silam.  

Pengabenan sendiri di puput atau di pimpin oleh Ida Pendanda Gede Putra Kekeran Pemaron dari Gria Agung Mandara Munggu di pantai Seseh, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi Badung. (gus)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved