Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Argawa
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Ombak tampak tenang, suasa semakin ramai ketika penitia menyuguhkan lagu-lagu reggae dan live musik dari beberapa penyayi lokal.
Ada yang ikut bernyanyi sambil berjoged. Ada juga yang masih asik bermain ombak dan papan surfingnya.
Seorang peserta kegiatan, Aden (10) mengatakan, sangat senang dapat bermain air dan belajar surfing.
"Senang bermain air dan belajar surfing," ujarnya. Acara yang digelar Berawa Board Rider (komunitas surfing Pantai Berawa) ini disambut baik Ketua Yayasan Peduli Autisme Bali, Ketut Yogaster Susena.
Ia mengatakan acara yang melibatkan 25 anak-anak Sekolah Belajar Autis Sarwahita serangkaian dengan hari jadi yayasan. "Ini adalah yang pertama kali kami mengajak siswa untuk belajar surfing," ujarnya.
Acara yang berlangsung dari pukul 13.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita, berlangsung seru dan menghibur anak-anak yang ikut di dalamnya.
"Saya Ana umur 12 tahun," celetuk seorang peserta ketika ditanya komentar oleh pengunjung pantai.
Ada juga kegiatan mewarnai papan surfing yang nantinya akan dilelang, bermain musik jiambe, selanjutnya diisi kegiatan bermain surfing dibantu oleh komunitas surfing Berawa Board Rider.
Selain kegiatan tersebut, Yayasan Peduli Autisme Bali juga membuka stand yang menjual pernak-pernik seperti gelang, kalung, bando, dan baju yang dihasilkan oleh siswa Sekolah Belajar Autis Sarwahita.
"Harga pernak-pernik mulai dari Rp5 Ribu hingga 25 Ribu. Untuk kaos lukis Rp 65 Ribu, dan keset Rp 65 Ribu," ujar Marai Urpa (37) penjaga stand di Pantai Berawa.
Wanita tamantan Univestitas Muhamadyah Malang Jurusan Psikologi itu mengatakan barang-barang yang dijualnya merupakan kerajinan yang dihasilkan oleh siswa Sekolah Rumah Belajar Autis Sarwahita.
"Kami mengajarkannya saat ekstrakulikuler sekolah, memang awalnya tidak mudah. Namun, setelah diberikan contoh mereka pun bisa," ujarnya yang merupakan penanggung jawab terapis individual di sekolah tersebut.
Sementra dari pendiri yayasan Peduli Autisme Bali Inayah wiartati (49) mengharapkan dengan acara seperti itu akan semakin membuka hati dan pikiran masyarakat tentang autisme.
"Terutama untuk orang tua yang memiliki anak autis, bisa dilatih dan diarahkan agar menjadi lebih baik," katanya yang juga memiliki putra autis dan bersekolah di SMAN 3 Denpasar. (*)