TRIBUN BALI/NIKEN WRESTHI KM
Lebih Ramping - Tempat untuk nano-SIM hanya berupa kerangka lempengan aluminium tipis sehingga bisa menghemat ruang pada ponsel untuk mendapatkan ukuran ponsel yang lebih ramping.
Efisiensi fisik di dunia gadget ternyata tak hanya dipenuhi lewat desain ponsel pintar yang semakin ramping. Ukuran kartu pengenal pengguna jasa telekomunikasi atau biasa disebut kartu Subsriber Identity Module (SIM) pun turut merampingkan ukuran fisiknya.
TRIBUN-BALI.COM - PADA kemunculan awalnya, kartu SIM disediakan dalam ukuran yang lebih besar, yakni rata-rata 25.00 mm x 15.00 mm x 0.76 mm.
Sebut Sales Customer, salah satu produsen ponsel pintar, Samsung, Indah Yusi, ukuran inilah yang saat ini masih populer di pasaran Indonesia.
“Yang seperti kebanyakan ponsel sekarang, yang ada komponen kuning, kemudian ada bagian luarnya lagi, itu namanya SIM card,” tutur perempuan yang akrab disapa Indah ini di Erafone, Jalan Teuku Umar, Denpasar.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, ukuran kartu SIM pun makin meramping. Ada pula yang disebut micro-SIM bahkan nano-SIM.
Micro-SIM memiliki ukuran lebih kecil, yakni rata-rata 15.00 mm x 12.00 mm x 0.76 mm.
Pada micro-SIM, hanya tertinggal sedikit ruang di sekitar komponen berwarna kuning yang berfungsi menyambungkan sistem ponsel dengan penyedia jaringan telekomunikasi.
Micro-SIM ini mulai populer digunakan pada tahun. Setelah micro-SIM, dikenal pula kartu yang lebih mini lagi, yakni nano-SIM. Ukurannya sekitar 12.3 mm x 8.8 mm x 0.67 mm.
Tak seperti SIM card maupun micro-SIM card, nano-SIM hanya menyisakan komponen kuning pada kartu yang memang merupakan komponen utama kartu.
“Pada nano-SIM Cuma tinggal bagian kuningnya saja, tapi memang bagian terpenting kartu SIM Cuma kuning itu saja, komponen itu nantinya yang terbaca sistem,” tutur Indah.
Perubahan ukuran ini tidak mempengaruhi kinerja kartu pada umumnya. Kartu masih memiliki performa yang sama dalam menyimpan informasi secara digital.
Fungsi pereduksian ukuran kartu hanya berimbas pada desain ponsel yang turut ramping. “Nggak ada perbedaannya, bentuk yang lebih kecil, tujuannya agar ponselnya bsia ikut-ikutan tipis dan ramping,” ujarnya.
Teknologi nano-SIM ini pertama kali diterapkan di Indonesia pada 2012 lalu. Ponsel pintar pertama yang menerapkannya adalah iPhone 5.
Sedangkan untuk tahun 2015 ini, pengguna gadget bisa menemukan ponsel pintar yang menggunakan nano-SIM pada Samsung Galaxy A-series, yakni A5 dan A3.
Kedua ponsel ini terbilang cukup tipis dengan ketebalan hanya mencapai 6,7 dan 6,9mm. (niken wresthi km)