Gempa Bumi Lombok

Sekda Gianyar Instruksikan Para Camat Data Kerusakan Akibat Gempa

Penulis: I Wayan Eri Gunarta
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah jurnalis tampak mengambil gambar di tempat jatuhnya genteng Matahari, Denpasar, Minggu (5/8/2018). Di karangasem, seorang penari mengalami patah tulang lantaran loncat dari panggung saat terjadi gempa.

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Pasca gempa bumi Minggu (5/8/2018) malam kemarin, Sekda Gianyar, Made Gde Wisnu Wijaya langsung menginstruksikan semua camat dan unsur Muspika se-Gianyar, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, untuk mendata kerusakan yang terjadi.

Setelah data terkumpul, ia juga menugaskan supaya BPBD Gianyar melakukan kajian terhadap kerusakan, agar pihaknya bisa mendistribusikan bantuan ke masyarakat.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Bali, jumlah kerusakan yang terjadi di Kabupaten Gianyar, akibat gempa 7 SR, Minggu (5/8/2018) malam, relatif banyak.

Kerusakan tersebar di setiap kecamatan di Gianyar.

Di Kecamatan Gianyar, gempa merobohkan tembok dapur di Desa Petak Kaja.

Di Blahbatuh, gempa merusak gelung agung Puri Agung Blahbatuh dan merobohkan pelaga Puri Kawan Belege.

Di Sukawati, gempa merobohkan pemedal Pura Alas Arum di Banjar Dangin Jalan, Desa Guwang.

Kerusakan terbanyak terjadi di Tegalalang, yakni terjadi di sembilan banjar.

Dari total kerusakan, dua kerusakan berupa tembok roboh, sementara sisanya berupa kerusakan pelinggih.

Selain itu, gempa juga telah merobohkan gapura, sanggah, dan candi bentar di Payangan.

Di Tampaksiring, kerusakan juga terjadi di tiga lokasi.

Adapun jenis kerusakan berupa angkul-angkul, pagar rumah, dan garase roboh.

Sementara di Ubud, kerusakan terjadi di dua lokasi, yakni kori agung Pura Desa Sayan dan tembok penyengker Puri Agunfg Peliatan roboh.

“Saya sudah komunikasi dengan para camat, agar sesegera mungkin bekerjasama dengan BPBD, dan mengikutsertakan unsur Muspika untuk bersama-sama mendata, terkait akibat bencana gempa. Siang ini saya tunggu datanya. Setelah data terkumpul, tugas BPBD adalah membuat kajian. Kalau kerusakannya sesuai regulasi bisa dibantu, ya kita akan bantu. Karena kita punya dana tak terduga, walau tak besar, tapi minimal dapat meringankan beban masyarakat,” ujar Wisnu, yang kini juga menjabat pelaksana harian (Plh) Bupati Gianyar.

Wisnu mengungkapkan, ketika gempa mengguncang Kabupaten Gianyar, banyak warga pesisir yang mengungsi ke Lapangan Astina Gianyar.

Hal tersebut dikarenakan saat gempa berakhir, air laut tiba-tiba surut.

“Memang air laut sempat surut. Tapi setelah saya berkomunikasi dengan para bendega, sebenarnya jam itu adalah jamnya air laut surut. Tapi karena ketakutan, jadi pikiran rasional masyarakat hilang, sehingga mereka memilih untuk mengungsi,” ujarnya. (*)

Berita Terkini