Thailand Dijuluki Negeri Gajah Putih, Begini Catatan Sejarahnya

Editor: DionDBPutra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gajah

TRIBUN-BALI.COM– Negara Thailand memiliki julukan sebagai Negeri Gajah Putih. Hal itu karena gajah, terutama gajah putih merupakan hewan nasional Thailand.

Gajah dalam bahasa Thailand disebut sebagai Chang. Salah satu alasan utama ditetapkannya gajah sebagai simbol negara Thailand tidak lepas dari budaya masyarakat setempat.

Mereka mengagumi kekuatan, daya tahan, dan umur panjang gajah yang luar biasa. Sementara itu, gajah putih juga merupakan simbol Kerajaan di Thailand.

Menurut tradisi Buddha, pada malam kelahiran Sang Buddha, ibunya bermimpi diberi bunga teratai oleh seekor gajah putih. Hewan itu pun menjadi sangat dihormati.

Baca: BREAKING NEWS: Dua Tahanan Polresta Denpasar Kabur, Diduga Gunakan Ilmu ini

Baca: Ramalan Zodiak Minggu 7 April 2019, Virgo Pengeluaran Lagi Tinggi, Libra Penuh Gejolak

Baca: Pemburu Gelap Ditemukan Hanya Sisa Tulang Belulang, Diduga Diinjak Gajah Kemudian Dimakan Singa

Gajah putih bahkan menjadi simbol pada bendera Siam sampai awal tahun 1900-an. Karena hewan ini langka, mereka pun hanya digunakan untuk tugas kerajaan saja.

Gajah putih pun menjadi hadiah yang berharga pada masa kerajaan dahulu. Raja-raja Thailand akan menawarkan gajah putih.

Sejarah Gajah di Thailand Gajah sebagai simbol nasional negara Thailand juga tidak bisa dilepaskan dari sejarahnya.

Sejak tahun 1500-an, masyarakat Thailand telah memanfaatkan ukuran dan kekuatan gajah sebagai kendaraan perang melawan Burma, Melayu, dan Khmer untuk melindungi kerajaan. Pemanfaatan gajah bukan hanya untuk urusan perang.

Mereka juga dipekerjakan di seluruh negeri untuk meringankan beban selama beberapa generasi.

Biasanya gajah dimanfaatkan untuk mengangkut kayu jati dari kawasan penebangan di hutan lebat sebelah utara.

Gajah itu mulai dilatih sejak usia 10 tahun sebelum benar-benar mulai dipakai untuk bekerja.

Gajah akan tetap bisa bekerja dan dimanfaatkan sampai sekitar usia 60 tahun.

Meski masyarakat Thailand akrab dengan gajah, jumlah mereka semakin menurun dari sekitar 100.000 menjadi hanya kurang-lebih 5.000 ekor sejak awal abad ke-20.

Hal itu karena gajah tidak lagi digunakan untuk aktivitas penerbangan yang dilarang pada tahun 1989. Gajah pun mulai dialihkan ke sektor pariwisata.

Gajah yang semula membawa kayu, kini mengangkut wisatawan dan melakukan perjalanan melalui hutan, atau tampil memukau di depan wisatawan.

Halaman
12

Berita Terkini