WIKI BALI

TRIBUN WIKI - Berikut 28 Lontar yang Membahas Tentang Leak dan Ajaran Kawisesan di Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi lontar.,

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kawisesan merupakan ajaran tentang kesaktian atau ilmu gaib yang masih dipercaya hingga kini di Bali.

Untuk menjadi seorang balian atau dukun seseorang harus memiliki ilmu kawisesan ini.

Selain itu di Bali juga ada yang disebut leak.

Walaupun tak banyak orang yang bisa menjumpai wujud leak, tapi kebanyakan orang percaya bahwa ilmu leak itu ada.

Dalam buku Leak Ngamah Leak karangan I Wayan Yendra (Mangku Alit Pakandelan) pada halaman 55 disebutkan terdapat empat cara orang bisa mendapatkan ilmu pangeleakan.

“Pertama, dengan cara meminjam sabuk pangleakan pada bapak, ibu, kakek, nenek, kumpi, saudara, teman, dan sebagainya. Maka dengan menggunakan sabuk itu, anada akan bisa ngeleak,” tulis Yendra dalam buku itu.

Selain itu, cara kedua yaitu dengan jalan membeli pada seorang balian pangiwa.

Ketiga dengan cara berguru pada balian pangiwa atau orang yang bisa ngeleak.

Baca: Mulai Leak Hingga Pengasih-asih, Inilah Imu Magis Yang Masih Dipercaya Ada di Bali

Baca: Ngereh, Tahapan Berubah Wujud Leak, Ketahui Juga Sarana Penangkeb hingga Cetik

Dan yang keempat yaitu dengan cara belajar sendiri dari lontar atau buku tentang pangeleakan.

Selain itu, dalam wayang Cenk Blonk yang berjudul Ludra Murti dengan dalang I Wayan Nardayana juga dikatakan oleh tokoh Tualen ada empat jenis pangeleakan.

Pangeleakan jenis pertama disebut pangeleakan dewa, yaitu pangeleakan anugrah Dewa karena melakukan tapa semadhi.

Yang kedua pangeleakan melajah, yang didapat melalui proses pembelajaran dengan mempelajari tutur aji ugig, dharma weci, atau berguru.

Selanjutnya ada pangeleakan keturunan, di mana saat orang yang bisa ngeleak, saat akan meninggal ilmunya berpindah kepada keluarga yang menungguinya.

Selanjutnya ada pangeleakan dengan membeli pada balian atau dukun.

Sementara itu, dalam buku Jejak Bhairawa di Pulau Bali karya Jiwa Atmaja halaman 95, dikatakan: beberapa balian yang bersedia memberi sedikit keterangan hanya mengatakan, kalau mau belajar leak datang saja ke kuburan pada tengah malam yang pekat.

Baca: Astrid Si Ratu Ular Pemain Utama Film Leak (Penangkeb), Dijauhi Karena Memerankan Leak

Baca: Dikenal Sejak Lama di Bali, Inilah Cara Yang Masih Dipercaya Untuk Mendapatkan Ilmu Leak

Lebih lanjut dikatakan, paling baik adalah ketika tengah malam bulan mati, hari Kajeng Kliwon dengan membawa sanggah cucuk yang ditancapkan di tanah kuburan.

Sementara itu, dalam catatan yang dimiliki oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kertha Bhuana, dari Gria Batur Giri Murti, Glogor, Denpasar, disebutkan beberapa tingkatan ilmu leak  dan jenis perubahannya.

Leak tingkat pertama atau tingkat paling rendah wujudnya berupa bojog atau kera abu-abu.

Pada tingkatan yang kedua wujudnya berupa kambing.

Setelah itu pada tingkatan yang ketiga akan menjadi bangkal atau bangkung.

Tingkat empat perubahannya adalah menjadi ular, sepeda motor, dan mobil.

Tingkat lima berubah menjadi gegendu.

Saat mencapai tingkatan keenam akan menjadi bade, serta ayam putih.

Berwujud bojog putih atau kera putih pada tingkatan ketujuh.

Saat mencapai tingkat kedelapan menjadi rarung, waringin sungsang (beringin terbalik), dan anjing kurus.

Pada tingkatan kesembilan menjadi kasa dan jaka punggul.

Leak pada tingkatan kesepuluh akan menjadi rangda.

Baca: Kisah Tragis Anak Albino di Afrika, Dianggap Bertuah Hingga Bagian Tubuhnya Diburu untuk Ilmu Hitam

Baca: Ilmu Pengetahuan Rahasia, Shang Nyang Aji Kreket Penangkal Ilmu Hitam

Di Bali ada beberapa lontar yang digunakan pedoman dalam belajar ilmu kawisesan maupun ilmu pangeleakan.

Namun ada pula yang hanya membahas tentang leak tanpa membahas cara atau pedoman untuk menjadi leak.

Berikut beberapa lontar yang memuat tentang ajaran kawisesan, pangeleakan, baik yang membahas tentang cara maupun hanya membahas tentang keberadaan ilmu tersebut yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Ini hanya sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang jenis lontar.

1. Lontar Durga Bhairawa

Lontar ini ditulis ditulis oleh I Gede Basur yang dikenal sebagai tokoh sakti yang memiliki ilmu pangeleakan pada zaman Raja Udayana abad ke-16.

Lontar ini memuat tentang teknik-teknik ngereh atau berubah wujud menjadi leak.

2. Lontar Ratuning Kawisesan

Lontar ini juga ditulis oleh I Gede Basur.

3. Lontar Sudamala

4. Lontar Siwa Tantra

5. Lontar Canting Mas

6. Lontar Pengerehan

7. Lontar Panglukuhan Dasaksara

8. Lontar Ratuning Kawisesan

Baca: Kisah Mengerikan Pria yang Semasa Hidupnya Belajar Ilmu Hitam, Jenazahnya Bangkit Kembali Lalu

Baca: Ada Ilmu Hitam Menyerang Penari Rejang Ratu Segara yang Kerahuan? Ini Penjelasannya

9. Lontar Cambra Berag

10. Lontar Sampian Emas
11. Lontar Jung Biru

12. Lontar Aji Pengeleakan

Lontar ini secara garis besarnya, menguraikan tentang jenis leak semisal Cambra Berag, Maduri Reges, Brahma Maya Murti yang bertangan delapan ribu, berkaki seribu.

13. Lontar Tantra Bhairawa 

14. Lontar Kanda Pat

15. Lontar Tanting Rat

16. Lontar Kawisesan

17. Lontar Cukil Daki

18. Lontar Durga Purnama Tatwa

19. Lontar Aji Wegig

20. Lontar Aji Pengiwa

21. Lontar Tutur Pangiwa

22. Lontar Durga Purana Tatwa

23. Lontar Usada Kayuktian

24. Lontar Pangejukan Leak

25. Lontar Panestian

26. Lontar Kaputusan Punggung Tiwa

27. Lontar Kawisesan Pudak Sategal

28. Lontar Pangraksa Jiwa. (*)

Berita Terkini