Kasus Bunuh Diri di Bali

Kronologi Tewasnya Dosen Undiknas, Video Call Istri Bilang Mau Bunuh Diri, hingga Hal Ini Terungkap

Penulis: Putu Supartika
Editor: Rizki Laelani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah dosen Undiknas, I Nyoman Ngurah Suwarnatha dikremasi di Krematorium Cekomaria Denpasar, Minggu (10/11/2019). Jenazah diberangkatkan dari kamar jenazah RSUP Sanglah sekitar pukul 11.30 Wita.

Kronologi Tewasnya Dosen Undiknas, Video Call Istri Mau Bunuh Diri, Kaki Menyentuh Lantai hing Didobrak 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jenazah dosen Undiknas, I Nyoman Ngurah Suwarnatha dikremasi di Krematorium Cekomaria Denpasar, Minggu (10/11/2019).

Berikut kronologi I Nyoman Ngurah Suwarnatha tewas tergantung di dalam kamar seorang diri.

1. Sekitar pukul 20.00 WITA, Rabu (6/11/2019), Nyatakan Niat Bunuh Diri

Mendiang I Nyoman Ngurah Suwarnatha menghubingi istrinya Maharatu Giri Pratiwi.

Saat itu, I Nyoman Ngurah Suwarnatha bersama istrinya dan memberi tahu akan bunuh diri.

Maharatu Giri Pratiwi yang sedang di Tabanan sontak panik dengan kabar tersebut.

Kasat Reskrim Polres Badung AKP Laurens Rajamangapul Haselo mengatakan, sang istri yang bernama Maharatu Giri Pratiwi (31) beberapa hari terakhir tidur di rumah asalnya yakni di Tabanan.

Saat menginap di Tabanan korban yang merupakan suaminya itu menelrpon sang istri pada Rabu (6/11/2019).

Hanya saja saat menelpon, korban mengaku ingin bunuh diri.

“Sebelum meninggal, sang istri sempat ditelpon pukul 20.00 Wita dimana saat Video Call korban tinggal sendirian di TKP sedangkan Istri korban tinggal di Tabanan karena anaknya sekolah di Tabanan,” katanya AKP Laurens Sabtu (9/11/2019)

2. Kamis (7/11/2019), Istri Hubungi Kerabat di Denpasar

Mendengar, sang suami ingin gantung diri, lanjut Laurens menceritakan sang istri pun menghubungi paman korban I Nyoman Tilem Darmawan, (48) yang beralamat di Desa Dauh Puri Kangin, Denpasar Barat.

Tak hanya itu, Sang istri juga menghubungi anak dari paman korban dan meminta untuk melihat suaminya di rumah di Kerobokan Kaja.

“Sang istri ini menceritakan bahwa bahwa suaminya ingin gantung diri. Ia pun tidak mengetahui apa penyebabnya lantaran sang istri di Tabanan. Namun tujuannya menghubungi paman dan ponakannya sendiri untuk mengecek kondisi sang suami,” jelasnya.

Kemudian pada Kamis (7/11/2019) anak paman I Nyoman Ngurah Suwarnatha, I Md Pande Sedana Merta memberitahu ayahnya, bahwa istri I Nyoman Ngurah Suwarnatha menghubunginya, dan meminta tolong untuk melihat I Nyoman Ngurah Suwarnatha ke rumahnya.

“Jadi pesan sang istri diteruskan oleh Pande ke ayahnya. Yang intinya meminta bantuan agar melihat I Nyoman Ngurah Suwarnatha,” katanya.

3. Jumat (8/11/2019), Baru Dicek Kebenarannya

Hingga keesokan harinya Jumat (8/11/2019), Nyoman Tilem bersama Maharatu Giri Pratiwi langsung ke TKP untuk melihat kondisi korban.

Saat itu I Nyoman Ngurah Suwarnatha tinggal sendiri dan mengaku akan melakukan percobaan bunuh diri.

Saat di TKP, Maharatu Giri Pratiwi memberi tahu Nyoman Tilem, jika terjadi apa-apa jangan sampai memegang sesuatu di rumahnya lantaran saat itu pintu keadaan terkunci.

“Sang istri dan keluarganya sudah curiga. Saat itu, pintu terkunci, hingga kedua saksi dan warga sekitar masuk ke TKP dengan mendobrak pintu. Saat ditobrak kondisi korban sudah meninggal dengan tergantung di depan kamar mandi,” jelasnya.

4. Kaki Menyentuh Lantai
Lebih lanjut dijelaskan, dari hasil olah TKP tubuh korban membengkak dan mengelupas semua.

“Saat itu, kaki korban menyentuh lantai, pada anus mengeluarkan kotoran, kelamin mengeluarkan sperma, lidah menjulur, mata mendelik. dan tidak ada kekerasan di tubuh korban. Sehingga korban pun dibawa oleh Ambulance BPBD Badung menuju RSUP Sanglah,”pungkasnya

5. Dikermasi Minggu (10/11/2019)

Jenazah dosen Undiknas, I Nyoman Ngurah Suwarnatha dikremasi di Krematorium Cekomaria Denpasar, Minggu (10/11/2019).

Jenazah diberangkatkan dari kamar jenazah RSUP Sanglah sekitar pukul 11.30 Wita.
Puluhan kerabat ikut menjemput mengantarkan jenazah menuju ke krematorium.

Sejak pukul 10.30 Wita, satu persatu kerat korban datang ke RSUP Sanglah.

Mereka kebanyakan menggunakan pakaian serba hitam sebagai tanda ikut berbelasungkawa. (agus/suprtika)

Berita Terkini