TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Kecelakaan di Jalur Nasional Denpasar-Gilimanuk, Bali, kembali terjadi, Selasa malam (24/12/2019) sekitar pukul 23.00 Wita, tepatnya di kawasan Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali.
Akibat peristiwa tabrakan antara bus pariwisata dengan mobil pick up itu, satu orang meninggal dunia.
Kasatlantas Polres Jembrana, IPTU Shinta Ayu Pramesti mengatakan, kecelakaan di Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk itu terjadi tepat di KM 106-107, Dusun Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Kecelakaan tersebut antara Bus Hino NoPol AA 1632 DA yang dikemudikan Giyono (41) asal Karanganyar Jawa Tengah dengan mobil pick up, yang dikemudikan Abdullah (40), asal Situbondo, Jawa Timur.
"Dari tabrakan itu satu pengemudi mobil pick up meninggal dunia karena mengalami luka cukup parah di bagian wajah dan dada. Meninggal dunia di TKP," ucapnya Rabu (25/12/2019).
Shinta menuturkan, kejadian bermula ketika bus Hino bergerak dari arah timur (Denpasar) menuju ke barat (Gilimanuk). Kondisi di lapangan pada malam hari itu, sekitar pukul 23.00 Wita tak berhujan. Jalan tanjakan juga beraspal baik.
Hanya saja, kondisi jalan di Tuwed memang gelap, tanpa lampu penerangan jalan di sisi selatan dan utara jalan.
"Bus Hino mendahului kendaraan minibus yang tak dikenal. Kemudian masuk jalur kanan. Pada saat bersamaan dari arah sebaliknya melaju kendaraan pick up sehingga terjadi tabrakan," jelasnya.
Shinta menjelaskan mobil pick up memuat lombok dari Situbondo. Namun tidak diketahui akan dibawa kemana. Kemungkinan ke daerah Denpasar atau Tabanan.
Bus hino itu memuat 50 orang yang akan berwisata dari Bali menuju Solo, Jawa Tengah.
"Semua penumpang selamat dan sudah balik perjalanan ke Solo," ujarnya.
Akibat kejadian lakalantas ini, kemacetan panjang tak bisa dihindari. Kemacetan mulai dari Tuwed hingga ke beberapa desa di sekitarnya.
Kemacetan panjang itu terjadi di dua arah, baik dari arah Denpasar-Gilimanuk, maupun arah sebaliknya.
Beberapa warga terpaksa menggunakan jalur alternatif. Sedangkan, yang sudah terlanjur terjebak macet, terpaksa menunggu sampai pukul 00.45 Wita hingga evakuasi kendaraan baru rampung dilakukan.
Seperti yang disampaikan warga Jembrana, Gus Tu. Saat ia pulang dari arah Gilimanuk menuju ke rumahnya di Kecamatan Jembrana, ia harus berputar arah atau memilih jalur utara.
"Bahkan dua arah macetnya. Maka saya memutar melewati jalur Utara dari Palasari itu sampai keluar di jembatan duplikasi Tukadaya. Jadi lewat jalan kecil-kecil," jelasnya.
IPTU Shinta Ayu Pramesti mengatakan pihaknya sudah melakukan penyidikan baik terhadap sopir bus maupun saksi penumpang yang merupakan ketua rombongan yakni Ninuk Harsini.
Atas kejadian ini, sopir bus hino sudah resmi dijadikan tersangka. "Ya sudah resmi menjadi tersangka," tegasnya.
Shinta menambahkan, untuk kejadian lakalantas selama tahun 2019 ini, ada sekitar 208 kejadian dengan rincian, korban meninggal dunia akibat kecelakaan sekitar 52 orang.
Sedangkan luka berat ada sekitar 4 orang. Dan yang mengalami luka ringan ada sekitar 236 orang.
Angka kecelakaan ini naik lebih dari 50 persen dibanding tahun 2018 lalu. Pada tahun 2018, ada sekitar 117 kejadian lakalantas di Jembrana.
Jumlah korban meninggal dunia ada sekitar 51 orang. Tidak ada korban mengalami luka berat. Sedangkan untuk luka ringan ada sekitar 123 korban.
"Berdasarkan data naik. Maka kami selalu mengimbau untuk berhati-hati. Apalagi, akhir tahun tentu traffic meningkat. Maka pengguna harus selalu waspada dan berhati-hati," bebernya. (ang)