Sudah Tergolong Wabah Penyakit, Dewan Usulkan Pemerintah Ganti Rugi Babi Mati di Bali

Penulis: Wema Satya Dinata
Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPRD Bali, I Nyoman Suyasa

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wakil Ketua DPRD Bali, I Nyoman Suyasa meminta Pemprov Bali untuk mengambil langkah cepat dan tepat dalam mengatasi wabah penyakit African Swine Fever (ASF) atau Demam babi Afrika yang telah membunuh ribuan babi di seluruh Bali.

“Kalau memang benar positif ada virus ASF, saya kira pemerintah daerah dalam hal ini gubernur melalui Dinas Peternakan harus melakukan langkah-langkah yang cepat dan tepat,” kata Suyasa saat ditemui di Kantor DPD Gerindra Bali, Kamis (6/2/2020).

Menurut Suyasa, para peternak yang mengalami kerugian akibat virus yang menyerang babi tersebut, pemerintah perlu memikirkan untuk memberikan ganti rugi kepada para peternak yang babinya sudah mati. 

Karena penyakit ini sudah mewabah maka sangat tepat pemerintah memberikan bantuan berupa dana ganti rugi kepada peternak-peternak yang terkena dampak dari wabah penyakit babi itu. 

Mengenai dananya, lanjut dia, pasti pemerintah memilikinya karena wabah virus demam babi ini sudah masuk kategori  bencana. 

Sedangkan kalau belum ukurannya tergolong bencana, berarti belum bisa diberikan ganti rugi.

“Kan kasian juga (peternak) itu karena wabah. Saya kira (ganti rugi) memungkinkan, ada lah (dana) itu kalau dalam konteksnya bencana. Ini kan termasuk,” jelas politisi Partai Gerindra ini

Di sisi lain, dalam pembibitan ulang nanti semua babi harus langsung divaksin.

Tambahnya, mungkin sementara  pemerintah harus mengambil langkah-langkah preventif yang tepat dan cepat. 

 
Sehingga jangan sampai Bali yang mengandalkan pariwisata kalau sampai informasi ini berkembang di luar bahwa benar ada virus babi sampai belum tertangani dan melebar kemana-mana.

Menurutnya, isu penyakit seperti ini sangat riskan, maka penanganannya harus cepat supaya tidak mempengaruhi pariwisata.

Dikatakannya rencana kampanye makan babi yang dilaksanakan pada Jumat (7/2/2020) adalah salah satu bentuk upaya pemerintah daerah untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa virus ASF ini tidak menular ke manusia sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Pada kesempatan yang sama Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gadjah mengaku khawatir terhadap virus ASF yang menyebabkan babi mati mendadak di Denpasar, apalagi saat ini menjelang Hari Raya Galungan yang identik dengan tradisi pemotongan babi.

“Kami juga khawatir dengan penyakit itu, apalagi sekarang menjelang Galungan. Secara pribadi kami sering memberikan daging babi kepada masyarakat. Ke depan masyarakat kami bebaskan untuk membeli babi masing-masing, dan kami hanya membayar saja. Karena kami khawatir nanti kalau ada kenapa-kenapa kami yang harus bertanggung jawab,” terangnya.

Pihaknya meminta kepada pemerintah agar penyakit ini segera cepat ditanggulangi, dicari penyebabnya seperti apa, dan semoga tidak mewabah berkepanjangan.

Ia pun merasa kasihan kepada para peternak babi yang mengalami kerugian atas musibah ini.

“Semoga ini dapat diatasi dengan cepat dan baik,” harap De Gadjah. (*) 

Berita Terkini