Virus Corona

Kematian Akibat Covid-19 di AS Diprediksi Akan Mencapai Puncaknya, Kematian Per Hari 2.000 Orang

Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus corona di AS - Kematian Akibat Covid-19 di AS Diprediksi Akan Mencapai Puncaknya, Kematian Per Hari 2.000 Orang

TRIBUN-BALI.COM - Fakta mencengangkan terjadi di Amerika Serikat (AS) terkait Covid-19.

Angka kematian di negeri Paman Sam mencapai 20.608 orang, sehingga negara adi daya itu menempati urutan pertama di dunia dalam jumlah korban meninggal.

Wyoming merupakan satu-satunya negara bagian di AS yang belum ada korban meninggal akibat Covid-19.

Menurut catatan Universitas Johns Hopkins, Sabtu (11/4/2020), setidaknya ada 529.740 orang positif Covid-19 di AS.

Angka kematian di AS bisa jadi merupakan pertanda pandemi ini akan segera mencapai puncaknya, mengingat kasus kematian per hari di AS sempat mencapai hampir 2.000 orang selama empat hari berturut-turut.

Italia melaporkan angka kematian tertinggi kedua di dunia, 19.468 orang, sedangkan Spanyol berada di urutan ketiga yaitu 16.535 orang.

Populasi masyarakat di AS sebanyak lima kali lipat dibandingkan jumlah populasi Italia, dan mendekati tujuh kali lipat dibandingkan Spanyol.

Ada penambahan 103 tentara AS di Kapal Induk Nuklir USS Theodore Roosevelt yang posititif Covid-19, sehingga total 550 orang.

Melalui pernyataan di situs miliknya, Sabtu, Angkatan Laut AS menyebutkan 92 persen dari anggota kru kapal telah menjalani tes.

Hasilnya 550 orang positif dan 3.673 lainnya negatif.

Menurutnya, 3.696 tentara telah dievakuasi ke daratan.

Para pakar kesehatan masyarakat telah memperingatkan kasus kematian yang terjadi di AS dapat melonjak hingga 200.000 orang pada musim panas, jika perintah berdiam di dalam rumah dicabut setelah 30 hari diberlakukan.

Perintah tersebut mulai diterapkan beberapa pekan belakangan ini di 42 dari 50 negara bagian di AS, dan bagaimanapun memberikan dampak ekonomi yang tidak ringan.

Sejumlah pakar ekonomi memperkirakan 20 juta orang kehilangan pekerjaannya per akhir bulan ini.

Secara global, kini virus corona telah menjangkiti lebih dari 1,7 juta orang dengan hampir 108 ribu kasus berujung pada kematian.

Presiden AS Donald Trump yakin betul hydroxychloroquine, obat yang saat ini digunakan untuk malaria, lupus dan rheumatoid arthritis, dapat mengobati Covid-19.

Para dokter, termasuk penasihat Trump sendiri, Dr Anthony Fauci, telah menekankan untuk mengetahui apakah suatu obat akan bekerja dan aman, harus dipelajari dalam uji klinis.

Mungkin berhasil, tetapi mungkin tidak.

Mungkin aman, tetapi juga bisa melukai pasien.

Sedangkan Prancis melaporkan jumlah orang yang telah meninggal melonjak 987 atau 8 persen menjadi 13.197 karena kematian di panti jompo membengkak.

Namun jumlah pasien yang berada di ruang perawatan intensif menurun karena efek karantina wilayah mulai terlihat.

Jumlah total infeksi Covid-19 di negara itu naik sebanyak 7.120 menjadi 124.869.

Kementerian Kesehatan Prancis membagi jumlah antara kasus di rumah sakit dan kasus di rumah jompo.

Jumlah orang yang meninggal di panti jompo naik 433 atau 10 persen menjadi 4.599, dan sekarang menjadi lebih dari sepertiga dari total korban.

Lebih dari 20 orang meninggal di sebuah panti jompo di Paris.

Pengurus panti jompo tersebut belum melaporkan jumlah kematian akibat virus corona kepada pemerintah, kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan.

Pejabat itu menambahkan, kasus kematian rumah sakit dan panti jompo tidak bisa begitu saja ditambahkan karena ada beberapa tumpang tindih, karena beberapa kasus yang dikon?rmasi di panti jompo termasuk dalam jumlah kasus dikonfirmasi dirumah sakit.

(cnn/dailymail/feb)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Di AS Kematian Akibat Covid-19 Diprediksi Akan Mencapai Puncak, Sempat Capai 2000 Nyawa Dalam Sehari

Berita Terkini