Laporan Wartawan Tribun Bali, M Firdian Sani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebentar lagi seluruh umat muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Namun tahun ini pelaksanaan ibadah bulan suci Ramadan sedikit berbeda.
Pasalnya dunia sedang dilanda pandemi Covid-19, pemerintah pun telah menganjurkan bekerja, belajar dan beribadah di rumah.
Di bulan suci Ramadan, biasanya umat muslim melakukan tarawih di masjid.
Sesuai arahan pemerintah, Ketua MUI Kota Denpasar KH Saifudin Zaini mengatakan pelaksanaan tarawih tahun ini menyesuaikan kondisi saat ini.
"Majelis Ulama Indonesia Kota Denpasar bergaris lurus dengan edaran Menteri Agama nomor 6 tahun 2020 bahwa umat Islam seluruh Indonesia termasuk Denpasar agar menghindari kegiatan ibadah Ramadan yang melibatkan berkumpulnya orang banyak," katanya saat dihubungi Tribun Bali.
Ia menambahkan, salat tarawih di rumah bersama keluarga menjadi solusi membantu mengurangi penyebaran Covid-19 agar terhindar dari bahaya virus itu.
"Meliputi salat Jumat dan tarawih, dengan alasan udzur syar'i, maka tidak dilaksanakan di masjid tetapi dilaksanakan di rumah masing-masing. Insya Allah pahalanya sama, karena tarawih di rumah dalam rangka menghindari bahaya yang lebih besar, yaitu tersebarnya virus Corona," sambungnya.
Lalu bagaimana dengan tadarus Al-Quran?
KH Saifudin mengungkapkan, pelaksanaan tadarus Al-Quran boleh dilakukan di rumah masing-masing ataupun di dalam masjid.
Jika dilaksanakan di dalam masjid, maka ada beberapa syarat yang harus dituruti, seperti jumlah terbatas, tidak boleh menggunakan pengeras suara, dan menjaga kebersihan.
"Tadarus Al-Quran hingga 5 - 10 orang di rumah kediaman masing-masing tidak mengapa, jika harus dilakukan di rumah ibadah maka jangan sampai mengganggu lingkungan, misalnya dengan suara tidak kedengaran dari luar pintu tertutup, menjaga jarak masuk - keluar masjid, mencuci tangan dengan sabun terlebih bagi para penjaga masjid yang tentu mereka bisa beribadah salat di masjid yang dijaga," ucapnya.
Pengeras suara tidak dianjurkan karena ditakutkan akan membuat kesan ramai di masjid.
Begitu juga dengan aturan jumlah jemaah dan menjaga kebersihan merupakan cara memotong rantai persebaran Covid-19.
Meski keadaan seperti itu, KH Saifudin berpesan agar masyarakat muslim Bali tetap semangat menyambut dan melaksanakan bulan suci Ramadan tahun ini.
"Kami mengimbau kepada masyarakat muslim di Bali umumnya, dan Denpasar khususnya, agar pertama jangan kendor alias harus tetap semangat menghidupkan bulan Ramadan dengan menguatkan keluarga sebagai unit terkecil untuk memakmurkan Ramadan dengan buka dan sahur senantiasa bersama-sama salat tarawih berjamaah di rumah masing-masing," jelasnya.
Saat beribadah di rumah, tak lupa juga ia mengingatkan untuk memberikan kesempatan bagi anak laki-laki mereka menjadi imam dan memperdalam terjemahan ayat suci Al-Quran.
"Jangan lupa memberdayakan putra laki-laki yang sudah bisa menjadi imam agar diberi kesempatan menjadi imam salat, lanjut pada keluarga jika memungkinkan salah satu membedah buku atau memperdalam terjemahan ayat Al-Quran berikut dengan kandungan hukum dan ajaran nilai sosialnya," urainya.
(*)