Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - “Saya selalu mengedepankan protokol kesehatan dari Pemerintah Pusat kepada masyarakat Badung, kenapa? karena ini NKRI. Dan saya minta physcal distancing dan social distancing dijaga dengan baik semestinya,” kata Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta pada kesempatan penanaman pohon tabebuya secara simbolis di Tukad Mati, Badung, Bali, Jumat (19/6/2020).
Karena kami di Pemerintah Kabupaten Badung tanggap darurat, gotong royong, gerak cepat dan tepat sasaran itu sudah berjalan hingga saat ini pada masa pandemi Covid-19.
“Saya kira tidak perlu saya sampaikan lagi (protokol kesehatan apa saja) karena kesadaran masyarakat badung tidak di komandoi pun oleh Giri Prasta pun kesadarannya sudah luar biasa,” ungkapnya.
Tinggal kami membenahi dari sisi ekonomi dan kami harus gerakkan ekonomi kerakyatan.
• Ini 5 Zodiak yang Suka Berdebat Soal Apapun, Punya Kecenderungan untuk Memulai Perseteruan
• Bisa karena Radang, 7 Penyebab Sakit Tenggorokan dan Cara Mengatasi
• Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, Hujan Ringan hingga Sedang di Beberapa Wilayah di Bali
“Astungkara ekonomi mulai sekarang ini UMKM-UMKM di Kabupaten Badung semampunya kami, akan kami biayai. Akan kita biayai untuk menggerakkan roda ekonomi sehingga kabupaten badung betul-betul bisa up untuk masalah new normal ini,” tambah Bupati Badung.
Untuk wacana new normal atau tatanan kehidupan baru di pariwisata pelan-pelan menjadi budaya pola hidup itu yang semestinya dilakukan nanti.
Seperti pakai masker, social distancing, jaga kesehatan dengan pola hidup bersih, selalu bawa hand sanitizer.
“Dan ini harus kita lakukan dengan baik sekarang ini kita tekankan pelan-pelan,” tambah Giri Prasta.
“Saya tekankan dengan tatanan budaya pola hidup baru saya sudah siapkan dari awal dan kedepan ini masyarakat kuta dan legian harus jadi tuan dirumahnya sendiri. Ini komitmen saya,” sambungnya.
Nantinya untuk meningkatkan taraf perekonomian kami akan jadikan rumah-rumah penduduk jadi desa wisata.
Rumah-rumah penduduk akan kita fasilitasi seperti hotel bintang lima.
Sehingga tamu yang datang ke Legian atau ke Kuta ada sebagian yang tidur di rumah penduduk dia bayar ke penduduk.
Sistem sudah kami miliki.
“Dana kita di Kabupaten Badung masih 500 miliar. Apakah dana itu digunakan? Tentu dipergunakan untuk warga Badung dan kami harus menjaga karena keseimbangan kesehatan dengan ekonomi rata. Kita harus jaga bersama-sama karena sehat itu penting setelah itu berbicara tentang tatanan ekonomi karena sehat dan ekonomi ini bagi saya itu berhimpitan sekali harus sama-sama kita jaga dengan baik,” tuturnya.
Saat disinggung kapan pariwisata akan mulai dibuka kembali?
Giri Prasta menyampaikan pihaknya di Pemerintahan sudah siap menyambut tatanan baru pariwisata di Badung, Bali.
“Kami amat sangat siap sekali. Kami siap menyambut new normal ini sehingga kapan harinya, jam nya kapan kita Badung sudah siap,” tegas Bupati Badung.
Ia mengaku, pihaknya selalu melakukan komunikasi dengan pihak-pihak hotel yang ada di wilayah Badung meskipun okupansi mereka dibawah 10 persen atau bahkan tidak ada tamu sekali pun dan merumahkan karyawannya.
Mereka (pihak hotel) selalu menjaga kebersihan hotel dengan baik ditengah pandemi Covid-19 tujuannya tak lain agar begitu pariwisata Bali kembali dibuka mereka siap menerima kunjungan tamu untuk menginap.
Kemudian muncul pertanyaan tempat wisata mana yang akan pertama dibuka di Badung dengan tatanan kehidupan baru?
Giri Prasta mengatakan itu akan dilihat dari kesiapan dibawah yang disurvei oleh tim yang telah dibentuk olehnya.
“Untuk masalah obyek wisata itu kita sudah bentuk tim verifikasi. Kita verifikasi dulu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang ada. Mana yang pertama akan di buka? Nanti akan kita lihat kesiapannya dulu nanti setelah tim verifikasi turun ke lapangan laporan dari mereka baru setelah itu akan bisa. Kesiapan dulu yang dibawah,” papar Giri Prasta.
Menurutnya promosi pariwisata tentu membutuhkan sentuhan untuk menarik minat wisatawan berkunjung kesini.
Tetapi itu tidak akan cepat prosesnya, mungkin tiga bulan, atau enam bulan bahkan bisa setahun atau dua tahun nanti baru kunjungan akan bisa kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.
“Untuk di internal lokal saya kira tidak lebih dari tiga bulan sudah bisa sekali kunjungan wisatawan lokal kesini,” tambahnya.(*).