TRIBUN-BALI.COM - Selain mencukupkan kebutuhannya, orangtua juga harus memperhatikan tumbuh kembang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan buah hati menjadi hal yang penting untuk diperhatikan orang tua.
Terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Periode ini disebut juga sebagai window of opportunity, di mana anak sedang berada dalam masa emas pertumbuhannya.
Sehingga, masa ini sangat berpengaruh bagi masa depan anak.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, dr Catharine Mayung Sambo, Sp.A (K) menjelaskan, pemenuhan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan akan membuat anak tumbuh dan belajar menjadi lebih baik secara fisik, emosi, maupun kecerdasan.
• Gelar Pernikahan Pasca Pandemi, Bagaimana Mengatur Keuangannya?
• Promo JSM Indomaret Hanya 3 Hari & Promo JSM Alfamart 26 Juni-2 Juli 2020, Diskon Beras hingga Susu
• Jenis Depresi dan Gejalanya, Penderita Psikotik Selalu Merasa Diawasi
"Periode ini sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari, baik secara tumbuh kembang di usia selanjutnya, bahkan ketika nanti dewasa," ujarnya dalam webinar RSPI: Pertumbuhan & Perkembangan Balita, Rabu (24/6/2020).
Ia menjelaskan, periode 1.000 hari pertama kehidupan dimulai sejak janin pertama kali berada di kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Pada masa setelah kandungan, orangtua perlu menerapkan pola asuh responsif dengan memenuhi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak yaitu asuh, asih, asah.
Dengan demikian, tumbuh kembang anak bisa optimal.
Asuh adalah pemenuhan kebutuhan fisik anak.
Ini mencakup pemenuhan nutrisi, imunisasi, pakaian, tempat tinggal, dan layanan kesehatan pada anak.
• Ramalan Zodiak Cinta 27 Juni 2020, Romansa Baru Membuat Pisces Ceria, Libra Berhati-hatilah
• Jangan Dibuang, Makan Apel beserta Kulitnya Punya Banyak Khasiat untuk Tubuh
• Ada Ulasan Seni Rupa dan Kota, Ini Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Edisi 27 Juni 2020
dr Catharine mengatakan, terkait layanan kesehatan, orangtua harus sigap dalam memutuskan apakah perlu untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan atau melakukan perawatan di rumah.
Terlebih ditengah masa pandemi.
"Penting untuk orangtua untuk kenali kapan harus segera ke rumah sakit, dan kapan masih bisa manajemen sakit itu sendiri," katanya.
Asih adalah pemenuhan kebutuhan anak akan emosi atau kasih sayang.
Ini mencakup rasa aman, harga diri, kebebasan, dan rasa sukses ketika anak berhasil melakukan sesuatu yang baik.
Terkait rasa sukses, ia mencontoh, ketika orangtua meminta tolong pada anak untuk membuang sampah pada tempatnya dan anak berhasil melakukannya, maka orangtua perlu mengapresiasinya.
"Ketika berhasil menuntaskan, itu jangan lupa dipasresiasi.
Tidak perlu dikatakan 'wah kamu emang paling jago', tapi bisa sekedar tanda kalau itu sudah benar dan itu berhasil, kemudian katakan terima kasih," jelas dr Catharine.
• Beauty Vlogger Tasya Farasya Melahirkan Anak Pertama
Menurutnya, pengucapan 'terima kasih' merupakan hal baik yang harus diajarkan terus-menerus kepada anak sejak dini.
Selain untuk mengapresiasi anak, tapi juga membiasakan buah hati untuk bisa melakukan hal yang sama.
Sementara itu, asah merupakan pemenuhan kebutuhan anak mencakup stimulasi, keluarga, sekolah, masyarakat, hukum, dan nilai sosial.
Ada empat ranah dasar yaitu gerak kasar seperti duduk dan berjalan, lalu gerak harus seperti menulis dan menggambar, serta bahasa, dan sosial kemandirian.
Terkait dunia sosial, anak akan mulai diperkenalkan sejak dalam kandungan yakni hubungan antara anak dan ibu.
Kemudian ketika lahir beradaptasi menjadi keluarga inti.
Secara bertahap masuk ke keluarga besar, lalu ke sekolah, kemudian ke lingkungan masyarakat hingga akhirnya ke kehidupan bernegara.
Tahap ini semua mengisi anak tentang pemahamannya bahwa dia adalah bagian dari linkungan sosial yang besar.
"Pada masa melewati tahap ini semua, biasanya orangtua akan mengajarkan hukum dan nilai sosial seiring dengan kemampuan anak untuk mengerti," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pahami Tiga Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak: Asuh, Asih, Asah"