Proses Bunyi hingga Terdengar Oleh Telinga, Ini Soal Dan Jawaban Kelas 4-6 SD, TVRI 28 Juli 2020

Penulis: Widyartha Suryawan
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Program Belajar dari Rumah TVRI X-SAINS: Gaya dan Sifat-sifatnya, Selasa (5/5/2020).

TRIBUN-BALI.COM - Belajar dari Rumah TVRI pekan keenambelas memasuki edisi Selasa 28 Juli 2020.

Berbagai tayangan edukasi di stasiun TVRI masih akan menemani para siswa selama Belajar dari Rumah.

Siswa kelas 4-6 SD akan menyaksikan tayangan Bagaimana Bunyi Terdengar oleh Telinga mulai pukul 09.00 WIB.

Setelah menyaksikan tayangan tersebut, siswa diharapkan mampu menulis esai pendek untuk menggambarkan pengamatan dan pengalaman dengan lebih terstruktur.

Kemudian siswa juga memahami paparan lisan tentang topik yang dikenali, mengidentifikasi ide pokok, dan beberapa ide rinci dalam paparan tersebut, menjelaskannya kembali serta menanggapi menggunakan pengetahuannya.

Nah, sekarang kita akan membahas soal dan jawaban dari tayangan tersebut.

Soal 1
Setelah kamu menyimak video tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan mengenai proses bunyi hingga terdengar oleh telinga kita?

Jawaban:

Proses bunyi yang terdengar oleh kita disebabkan adanya gelombang suara yang diterima oleh daun telinga.

Kemudian gelombang tersebut diarahkan menuju gendang telinga.

Gendang telinga bergetar karena gelombang tersebut, kemudian diteruskan oleh tulang kecil.

Tulang kecil ini juga bergetar sesuai dengan kerasnya suara.

Ketika tulang kecil bergetar, rambut halus di koklea juga bergetar.

Rambut halus ini terhubung ke sel syaraf yang kemudian mengirim sinyal ke otak.

Di dalam otak kemudian sinyal itu diinterpretasikan sebagai suara.

Itulah proses bunyi hingga terdengar oleh telinga kita.

Soal 2
Setelah menonton video tentang bunyi dan sifatnya, sekarang coba lakukan percobaan sederhana di rumah dengan menyiapkan 3 gelas kosong yang terbuat dari kaca.

Lalu isi gelas pertama dengan air sampai penuh, isi gelas kedua dengan air setengahnya saja, dan isi gelas ketiga dengan air yang lebih sedikit dari gelas kedua.

Setelah itu, pukul ketiga gelas tersebut secara bergantian dengan menggunakan sendok.

Apa pendapatmu mengenai perbandingan bunyi tersebut?

Jawaban:
Pendapat saya dari hasil percobaan:

Masing-masing gelas memiliki nada berbeda ketika dipukul dengan sendok.

Gelas dengan air paling banyak memiliki nada terendah, sementara gelas dengan air paling sedikit memiliki nada tertinggi.

Getaran yang dibuat ketika memukul gelas menciptakan gelombang suara yang perjalanannya melalui air.

Semakin banyak air berarti getaran lebih lambat dan nada yang dihasilkan akan semakin kecil.

Itu terjadi karena saat kita mengetuk gelas menggunakan sendok, maka akan menghasilkan getaran pada gelas.

Getaran tadi akan menghasilkan gelombang bunyi yang dihantarkan oleh air.

Gelas yang berisi semakin banyak air akan menghasilkan getaran yang semakin sedikit, sehingga suaranya menjadi rendah.

Sedangkan pada gelas yang hanya terisi sedikit air, akan menghasilkan semakin banyak getaran sehingga suara yang dihasilkan semakin tinggi.

Disclaimer: Kunci jawaban ini hanya sekadar pegangan untuk orangtua mengoreksi jawaban anak.

Demikianlah pembahasan soal dan jawaban dari materi kelas 4-6 SD hari ini.

Selain tayangan tersebut, TVRI juga menghadirkan berbagai tayangan edukasi untuk jenjang pendidikan dari PAUD hingga SMA.

Berikut adalah jadwal lengkap program Belajar dari Rumah TVRI edisi Selasa 28 Juli 2020:

  • 08.00 - 08.30 WIB: PAUD & Sederajat: Belajar Matematika dan Sains
  • 08.30 - 09.00 WIB: SD Kelas 1-3: Penjumlahan Tanpa Menyimpan
  • 09.00 - 09.30 WIB: SD Kelas 4-6:Bagaimana Bunyi Terdengar oleh Telinga
  • 09.30 - 10.00 WIB: SMP sederajat: Bilangan Bulat
  • 10.00 - 10.05 WIB: Bahasa Inggris: Lesson 3: Where Are You?
  • 10.05 - 10.30 WIB: SMA sederajat: Persamaan Eksponen Bentuk 1, 2, 3
  • 10.30 - 11.00 WIB: Beranda Pak RT: Bangun Usaha dari Rumah
  • 21.30 - 23.30 WIB: Film Nasional: Jagad X Code

Selain menyaksikan langsung melalui televisi, program Belajar dari Rumah dapat disaksikan secara live streaming.

Seperti diketahui, program Belajar dari Rumah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah karena terdampak masa pandemik Covid-19.

Tayangan dalam program ini meliputi tayangan untuk anak usia PAUD dan sederajat, SD dan sederajat, SMP dan sederajat, SMA/SMK dan sederajat, dan program keluarga dan kebudayaan.

Pembelajaran dalam program Belajar dari Rumah ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.

Selain itu, tujuan lain program tersebut adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif.

Sekilas Belajar dari Rumah
Sebagaimana diketahui, tahun ajaran baru 2020/2020 telah dimulai pada 13 Juli lalu.

Kepala Biro Kerja sama dan Humas Evy Mulyani menegaskan bahwa dimulainya tahun ajaran baru tersebut tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.

“Tentunya yang menjadi prioritas kami adalah kesehatan dan keselamatan warga sekolah (siswa, guru dan orang tua) sehingga pembukaan kembali sekolah di wilayah zona hijau tidak serta merta dibuka, tetapi akan dilakukan dengan sangat hati-hati, dan tetap mengikuti protokol kesehatan,” demikian disampaikan Evy pada diskusi Zoom With Primus yang disiarkan secara langsung di BeritaNews Channel, di Jakarta, pada Jumat (5/6/2020).

Evy melanjutkan, sistem pembelajaran jarak jauh masih menjadi pilihan utama Pemerintah dalam menerapkan model pembelajaran Tahun Ajaran baru 2020/2021 bagi sekolah yang berada di zona merah dan kuning.

“Seringkali kita masih temukan kerancuan terkait tahun ajaran baru masih disamakan dengan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Saat ini model pembelajaran jarak jauh akan menjadi pilihan utama sehingga bagi sebagian besar sekolah akan melanjutkan pembelajaran jarak jauh seperti yang sudah dilakukan 3 bulan terakhir,” jelas Evy.

Evy menambahkan, aktivitas dan tugas pembelajaran pada sistem pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan bervariasi disesuaikan dengan minat siswa, serta akses atau fasilitas belajar di rumah.

Menurutnya, pembelajaran jarak jauh ini hadir untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna tanpa harus membebani guru dan siswa dalam menyelesaikan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.

“Aktivitas dan tugas pembelajaran juga dapat bervariasi antar siswa kemudian disesuaikan juga dengan minat dan kondisi masing-masing termasuk juga mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah,” kata dia.

Sementara itu, program Belajar dari Rumah diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah di masa pandemik Covid-19.

Program ini mulai diterapkan pada 13 April 2020.

Program ini dibuat untuk memastikan bahwa dalam kondisi darurat seperti sekarang ini masyarakat masih bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan pembelajaran di rumah, salah satunya melalui media televisi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengajak seluruh insan pendidikan di tanah air mengambil hikmah dan pembelajaran dari krisis Covid-19. 

Hal itu dia sampaikan dalam pidatonya yang disiarkan secara daring pada 2 Mei 2020.

"Timbulnya empati, timbulnya solidaritas ditengah masyarakat kita pada saat pandemi Covid – 19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan hanya di masa krisis ini, tetapi juga disaat krisis ini telah berlalu," kata Nadiem Anwar Makarim dalam pidatonya.

"Belajar memang tidak selalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. Inilah saatnya kita mendengarkan dan bangsa yang lebih baik di masa depan," lanjutnya.

Dilansir dari laman Kemdikbud RI, pembelajaran dalam program Belajar dari Rumah ini tidak mengejar ketuntasan kurikulum, tetapi menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi.

Selain itu, tujuan lain program ini adalah untuk membangun kelekatan dan ikatan emosional dalam keluarga, khususnya antara orang tua/wali dengan anak, melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan serta menumbuhkan karakter positif. (*)

Berita Terkini