TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Asap pekat sisa bakaran sampah mengepul di sebuah jurang di areal Desa Adat Bonbiu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Rabu (2/12/2020) pagi.
Di sekeliling asap ini, tampak sampah rumah tangga masih menumpuk.
Dimana sebelumnya, areal yang masuk dalam wilayah administrasi Desa Saba ini telah disepakati untuk dibersihkan, mengingat sampah ini juga mencemari air sungai petanu.
Namun lantaran pihak pemerintahan masih menunggu paruman desa adat setempat untuk menyikapi hal ini, pembersihan secara massif belum dilakukan.
Baca juga: Tiga Orang Guru SMP di Kudus Meninggal Dalam Waktu Berdekatan, 2 Diantaranya Positif Covid-19
Baca juga: Pimpin Upacara Korps Raport Kenaikan Pangkat, Ini Pesan Kapolres Badung Pada Personilnya
Baca juga: Terkesan Biasa Saja, Arti Mimpi Memiliki Rambut Pendek Justru Pertanda Datangnya Cobaan Penyakit
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, sebelumnya jurang ini digunakan sebagai TPS liar, dikarenakan truk sampah desa sangat jarang datang mengangkut sampah rumah tangga warga setempat.
Diduga kesal, akhirnya mereka pun melampiaskannya dengan membuang sampah sembarangan di tempat tersebut.
Permasalahan ini pun sudah bergulir sejak beberapa tahun, bahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar sempat turun mengajak warga agar tidak membuang sampah di sana.
Namun upaya DHL tak membuahkan hasil.
Hingga pada November lalu, pihak kecamatan dan desa kembali mendekati warga setempat, akhirnya disepakati warga tidak lagi membuang sampah di sana.
Namun untuk lebih memastikan hal itu, krama setempat pun akan menggelar paruman (rapat) terkait hal ini.
Namun saat ini, jumlah sampah yang menumpuk di jurang ini menurut warga sudah mengalami pengurangan.
Sebab sejumlah warga tidak lagi membuang sampah ke sana.
Berkurangnya sampah ini juga tak terlepas dari peran warga, yakni Pak Karang.
Dimana setiap harinya, pria yang memiliki penginapan yang berdekatan dengan sampah berbau menyengat ini, menugaskan dua orang anak buahnya untuk membersihkan sampah tersebut.
Dimana sampah-sampah ini ditimbun lalu dibakar.
"Setiap hari ada dua karyawan bapak yang mengumpulkan sampah yang dibuang, biasanya langsung dibakar," ujar penjaga penginapan Pak Karang.
Camat Blahbatuh, Ida Bagus Dharmayuda saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih menunggu paruman desa adat sebelum melakukan pembersihan secara massif.
Namun ia berharap agar pembersihan ini bisa dilakukan secepatnya mungkin dan mengubah areal yang saat ini kumuh menjadi taman.
"Kita masih menunggu hasil paruman desa adat. Tapi saya tetap berharap secepatnya dibersihkan," tandasnya.
Gus Yuda juga membenarkan, saat ini pembersihan hanya dilakukan oleh Pak Karang.
Dimana setiap harinya, beliau menugaskan anak buahnya melakukan pembersihan.
"Beliau ini warga Banda (banjar tengga Desa Adat Bonbiu), setiap hari beliau menugaskan karyawannya membersihkan sampah-sampah itu," ujarnya.
Pihaknya meminta supaya tidak ada lagi yang membuang sampah di tempat itu.
Selain demi menjaga lingkungan, hal ini juga untuk menegakkan Perda dan UU tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
"Saat ini armada pengangkut sampah terus dioptimalkan dan sudah masuk mengangkut sampah warga setempat, jadi tidak ada alasan lagi untuk membuang sampah sembarangan. Mari kita selamatkan lingkungan kita dari pencemaran," ucapnya. (*).