Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Satuan Reskrim Polresta Denpasar, Labfor Cabang Denpasar dibantu Basarnas Bali sore ini melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di ruko dua lantai yang menyebabkan 4 orang meninggal dunia diduga akibat kebocoran gas kimia beracun.
Peristiwa tragis tersebut terjadi di Jalan Danau Batur Raya Komplek Perumahan Taman Griya No. 49B, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Dari pantauan Tribun Bali di lapangan terlihat satu orang petugas dari Labfor Cabang Denpasar dan Basarnas Bali mengenakan perlengkapan masker tabung oksigen dan hazmat memasuki ruko tersebut.
Kegiatan ini pun mencuri perhatian warga sekitar dan pengendara yang melintas hingga memperlambat laju kendaraannya bahkan ada beberapa yang berhenti sejenak untuk melihat kegiatan tersebut.
Kabid Labfor Polda Bali Kombes Pol I Nyoman Sukena pun tampak berada di lokasi, namun ia enggan memberikan keterangan awal mengenai dugaan gas kimia apa yang mengakibatkan empat korban meninggal dunia.
"Belum bisa nanti ya. Nanti," jawabnya singkat kepada tribunbali.com.
Sementara itu, dari keterangan seorang warga yang berjualan di depan lokasi kejadian menuturkan, awalnya ia mengira ada korban tersengat listrik.
"Saya kira ada yang meninggal karena tersengat listrik tapi ternyata pekerja di ruko itu meninggal karena keracunan gas kimia. Katanya awal itu satu orang buka wadah campuran bahan kimia untuk bikin kerajinan kulit mungkin terhirup terus pingsan, lalu kedua mau nolong ikut pingsan juga, lalu ketiga mau bantu hirup gas kimia itu pingsan, terakhir yang punya juga sama tapi dia jatuh lalu kebentur kepalanya," papar seorang penjual jajan yang enggan disebut namanya.
Baca juga: Terkini, Korban Meninggal Akibat Keracunan Gas di Jimbaran Menjadi 4 Orang
Baca juga: BREAKING NEWS: 3 Orang Meninggal Dunia Setelah Keracunan Gas di Sebuah Ruko di Jimbaran
Baca juga: Penyelam Asal Jimbaran Hilang Saat Meneliti di Perairan Gili Tepekong Candidasa
Saksi menyebutkan, ia merasa kasihan lantaran korban yang meninggal itu anak-anaknya masih kecil-kecil.
"siapa yang tahu musibah kapan terjadi dan umur sampai kapan. Di sana setahu saya dipakai tempat buat kerajinan kulit dan pakai bahan campuran kimia gitu prosesnya kalau tidak salah, jadi bukan menghirup gas elpiji atau gas tabung.
"Katanya baunya juga sampai ke lantai dua toko HP sebelah itu. Bukan gas dari tabung gitu kayaknya tapi bahan kimia yang gas nya kehirup mereka," imbuhnya.
Warga lain di lokasi yang sama menuturkan, ia sempat melihat mobil ambulans berhenti di TKP dan menggotong pemilik usaha yang sudah pingsan.
"Tidak lihat secara langsung gimana kejadiannya kirain ada yang kena Covid-19 gitu karena lihat ambulance disitu. Lalu ada mobil Damkar datang terus rame ada Polisi, TNI sama yang lain pada nonton. Nanya-nanya katanya ada yang keracunan gas gitu, disitu katanya izin usaha mau buat kerajinan dari kulit," ujar Dini.
Sepengetahuannya di sana hanya ada enam orang setiap harinya termasuk si pemilik usaha kerajinan kulit.