TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Dua politisi senior Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla (JK) berpeluang maju di Pilpres 2024 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh ahli hukum tata negara, Refly Harun.
Adanya wacana tersebut ditanggapi oleh pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio.
Ia menilai wacana tersebut sebagai hal yang wajar dan tren saat ini mengizinkan.
"Ya boleh aja, kan nggak ada larangan untuk maju lagi. Bahkan mungkin selain Megawati dan JK ada Prabowo ya. Jago-jago senior yang juga turun gunung, karena mungkin memang trennya mengizinkan untuk itu," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin 25 Januari 2021.
Baca juga: Tommy Soeharto Gugat Pemerintah RI Rp 56 Miliar, Tak Terima Propertinya Digusur Proyek Jalan Tol
Megawati dan Prabowo yang dinilainya memiliki peluang atau kans lebih besar maju dalam Pilpres 2024.
Sebab mereka memiliki partai politik (parpol) dan menjabat sebagai ketua umum.
"Megawati dan Prabowo lebih punya kans untuk maju karena mereka punya parpol. Jusuf Kalla ini yang agak, dia harus diminta lah. Tapi kan Jusuf Kalla dekat juga dengan beberapa parpol seperti Golkar dan PKS. Jadi sangat mungkin maju," kata dia.
Di sisi lain, baik Megawati maupun JK disebut Hendri bisa dipertimbangkan oleh masyarakat nantinya dengan kondisi tertentu.
Kondisi yang dia maksud adalah dimana negara Indonesia membutuhkan sosok senior berpengalaman untuk menghadapi masalah.
Setidaknya selama satu periode.
"Kalau dilihat dari track record nya baik Megawati dan JK memang punya pengikut yang bagus. Apalagi kalau kemudian kondisi negara memang menginginkan sosok-sosok senior yang berpengalaman yang kemudian memegang kondisi negara minimal satu periode gitu. Maka nama Megawati dan JK sangat mungkin dipertimbangkan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, ahli hukum tata negara Refly Harun menilai, dua politisi senior Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla berpeluang maju di pemilihan presiden (Pilpres 2024).
Jika ada perubahan konstelasi politik, menurut Refly bukan tidak mungkin Megawati dan JK akan bertarung dalam Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Refly, dikutip Tribunnews, Senin 25 Januari 2021 dari video berjudul 'Bukan Tidak Mungkin 2024 JK Dan Mega Nyapres Lagi!!' yang tayang di Channel YouTube Refly Harun.
Dalam unggahannya, Refly membacakan sebuah artikel yang berspekulasi bahwa JK akan maju Pilpres mendatang.
Artikel itu dijelaskan bahwa terlepas dari usia yang sudah cukup tua, JK memiliki peluang untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sebab kedekatan JK dengan Presiden AS Joe Biden berdampak positif.
Refly Harun menjelaskan, terlepas dari dukungan partai politik atau tidak, ia meminta masyarakat untuk tidak melupakan 'Mahathir Effect'.
"Ada dukungan parpol atau tidak, jangan melupakan bahwa yang namanya 'Mahathir Effect'. Ini seperti fenomena bola salju, menggelinding makin besar dan terbukti misalnya Amerika Serikat pada dua perhelatan pemilu terakhir ini memunculkan orang-orang tua sebagai presiden terpilih Donald Trump dan kemudian juga yang lebih tua Joe Biden," kata Refly.
Refly juga menyoroti umur JK dan Joe Biden yang tak jauh beda, hanya berjarak berapa bulan saja.
Hal itu bisa membuat JK memiliki peluang menjadi presiden seperti Joe Biden.
"Ternyata JK juga usianya sama saja dengan Joe Biden, hanya JK tua enam bulan. Kalau dia ingin maju di tahun 2024, jadi usianya nati jadi 82 tahun. Artinya bukan tidak mungkin JK kembali menjadi calon presiden jika memang ada peluang ke arah itu," ucapnya.
Refly juga menyinggung kemungkinan Megawati Soekarnoputri kembali maju presiden, lantaran usia Mega yang lebih muda ketimbang JK.
Dia menegaskan untuk tidak menutup peluang Megawati dan JK maju dalam Pilpres 2024.
"Bukan tidak mungkin konstelasi berubah menjadi drastis, yang maju sebagai calon presiden adalah Megawati Soekarnoputri dari koalisi istana, why not," katanya.
"Jangan tutup peluang Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla. Bisa jadi, tiba-tiba orang lanjut usia itu justru kembali bertarung dalam Pilpres. Itu yang namanya politician never die," imbuhnya.
Refly menilai, Megawati akan melihat saingannya tidak banyak lagi.
Hal ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 saat Mega merelakan Joko Widodo (Jokowi) maju.
Sementara, pada Pilpres 2024 Jokowi tidak akan maju lagi lantaran sudah dua periode jadi presiden.
Bagi JK, lanjut Refly, bahkan bisa dua periode menjadi presiden karena belum pernah menjadi presiden jika berminat mencalonkan diri.
"Siapa tahu? Kalau kita bicara usia, usia itu kan tergantung. Kalau maintenance-nya bagus, ya orang yang lebih senior dari kita bisa saja jauh lebih sehat dibandingkan kita semua yang jauh lebih muda. Dan ini akan mengubah konstelasi yang luar biasa," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wacana JK dan Megawati Maju Pilpres 2024, Pengamat : Senior Turun Gunung Karena Tren Mengizinkan