Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksanaan vaksinasi rabies di Kota Denpasar tahun 2020 tak berjalan maksimal.
Dari jumlah populasi anjing yang mencapai 90 ribuan, yang tersasar vaksin hanya 4 persennya.
Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang mulai mewabah di Bali sejak Maret 2020.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, Made Ngurah Sugiri mengatakan, akibat adanya pandemi tersebut anggaran untuk pelaksanaan vaksin rabies juga kena refocusing.
• 27 Desa di Karangasem Bali Mendapat Prioritas Vaksin Rabies, Berikut Daftarnya
• Pemprov Bali Siapkan 532.157 Dosis Vaksin Rabies, Dimanfaatkan untuk Vaksinasi Serentak Tahun 2021
• Putus Penularan Rabies di Takmung, Dinas Pertanian Klungkung Eliminasi 4 Anjing Liar
“Memang untuk tahun 2020 karena pandemi dan anggaran kami kena refocusing, cakupan vaksinnya rendah. Sehingga hampir di semua wilayah cakupannya rendah sekali,” kata Sugiri saat dihubungi Minggu, 7 Februari 2021.
Oleh karena rendahnya cakupan vaksin tersebut, pihaknya takut jika di Denpasar akan terjadi kejadian luar biasa (KLB) rabies.
Hal ini pun dikhawatirkan semakin memperparah kondisi saat pandemi Covid-19 ini.
Mengingat masa berlaku kekebalan vaksin hanya 1 tahun dan maksimal 1.5 tahun.
Oleh karena itu, tahun 2021 ini, pihaknya menargetkan sebanyak 80 persen anjing di Denpasar, Bali, bisa divaksin rabies.
“Jadi tahun ini kami upayakan semaksimal mungkin untuk bisa melakukan vaksin. Kami targetkan sebanyak 80 persen anjing dari 89.796 anjing yang ada di Denpasar bisa divaksin,” katanya.
Untuk pelaksanaan vaksin rabies tahun 2021, pihaknya menyediakan sebanyak 47.157 dosis vaksin.
Vaksinasi ini dilakukan dengan menyasar 4 kecamatan, 43 desa/kelurahan dengan 433 dusun/lingkungan.
Dikarenakan masih dalam situasi pandemi Covid-19, untuk teknik pelaksanaan vaksin ini pihaknya bergerak secara door to door.
“Kami tidak melakukannya secara stasioner, tapi mobile dan door to door. Kami takut kalau melakukan di satu tempat nanti menimbulkan kerumunan,” katanya.
Dalam pelaksanaan vaksin ini, pihaknya menerjunkan 5 tim dimana satu tim beranggotakan dua orang dokter hewan.
“Sehingga kami turunkan sebanyak 10 dokter hewan dalam sekali turun ke lapangan,” katanya.
Untuk jadwal pelaksanaan vaksinasi ini, minimal dalam seminggu dilakukan sebanyak 5 kali.
Sementara itu, anjing yang menjadi sasaran utama yakni anjing liar dan anjing yang diliarkan selain juga anjing rumahan. (*).