TRIBUN-BALI.COM - Sejarah dan kehebatan Paskhas TNI AU, tak tumbang meskipun diserang Kelompok Kriminal Beresenjata (KKB) Papua.
Sebelumnya diberitakan bahwa Paskhas TNI AU diserang KKB Papua.
Mereka dihujani tembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pada Jumat 19 Februari 2021.
Baku tembak antara Paskhas TNI AU dan KKB Papua tersebut terjadi di Bandara Amenggaru, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
Baca juga: Sempat Baku Tembak, KKB Papua Tak Hanya Incar Prajurit TNI Banteng Raider Tapi Juga TNI AU
Namun demikian pasukan Paskhas TNI AU tak tumbang meski digempur KKB Papua selama 2 setengah jam.
Justru KKB Papua yang kehilangan 1 anggotanya dalam baku tembak tersebut.
Anda yang belum mengetahui bagaimana Paskhas TNI AU dan kehebatan mereka, inilah ulasan yang dirangkum.
Pasukan yang dikenal dengan baret jingga ini merupakan pasukan dari TNI dari matra udara, atau TNI AU.
Paskhas TNI AU merupakan pasukan tempur yang bersifat infantri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara.
Paskhas TNI AU menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem senjata matra udara.
Sekilas Sejarah Paskhas TNI AU
Pasukan ini terbentuk karena permintaan Gubernur Kalimantan yang ketika itu dijabat Mohammad Noor untuk menerjunkan pasukan dalam membantu perjuangan rakyat Kalimantan.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'HUT Ke-73 Kopaskhas TNI AU, Ini Sejarah Terbentuknya Korps Baret Jingga'
Pada 17 Oktober 1947, 13 orang dipersiapkan untuk terjun di Kotawaringin.
Mereka semuanya belum pernah mendapat pendidikan secara sempurna tentang terjun payung, kecuali teori dan latihan darat.
Melansir laman resmi Kopaskhas, paskhas.mil.id, penerjunan dilakukan dengan pesawat Dakota RI-002, pesawat sewaan milik Robert Earl Freeberg.
Freeberg merupakan seorang pilot berkebangsaan AS yang dikenal dengan julukan One Man Air Force.
Dakota RI-002 lepas landas pada pukul 03.40 dan berhasil menerjunkan ke-13 orang tersebut di atas Kotawaringin.
Pada pukul 07.00 WIB kala itu, pesawat Dakota yang membawa 13 prajurit AURI berada di atas sasaran dan melakukan penerjunan di daerah Sambi, Kotawaringin, Kalimantan Tengah.
Mereka bertugas membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan, membuka stasiun radio induk untuk menghubungkan Yogyakarta-Kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan dropping zone untuk penerjunan selanjutnya.
Operasi Kotawaringin ini menjadi catatan sejarah sebagai operasi pertama pasukan payung di Indonesia.
Dalam tahap awal perkembangannya, pasukan ini lebih mendekati bentuk satuan (batalyon) infantri lintas udara pada umumnya.
Kemudian, seiring dengan reorganisasi mutakhir TNI/ABRI pada 1984-1985, organisasi korps pasukan TNI AU dimantapkan dalam bentuk organisasi dan formatnya kini, dengan nama Paskhas TNI AU.
Tanggal penerjunan ini dijadikan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang nantinya berubah menjadi Paskhas TNI AU.
Keputusan ini dibuat berdasarkan Keputusan Men/Pangau Nomor 54 Tahun 1967 tanggal 12 Oktober 1967.
Tugas Paskhas hampir sama dengan Raider, sebagai pasukan infantri lintas udara yang mempertahankan dan mengamankan alat utama dan sistem persenjataan TNI-AU.
Paskhas juga mempunyai tugas dalam operasi pembentukan dan pengendalian pangkalan udara depan.
Paskhas mendirikan dan memasang fasilitas penerbangan, serta menghidupkan fasilitas yang di daerah pertempuran.
Mereka juga mampu mempertahankan pangkalan depan yang digunakan sebagai tumpuan udara.
Pada September 1999, dibentuk Satuan Wing Paskhas. Untuk wilayah barat, Wing I Paskhas di Jakarta, membawahi tiga skuadron dan empat flight Paskhas bs.
Wilayah timur, Wing II Paskhas di Malang membawahi tiga skuadron dan dua flight Paskhas bs.
Sedangkan Wing III Diklat Paskhas di Bandung membawahi tiga satuan pendidikan.
Motto yang digunakan adalah "Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana" yang bermakna menunaikan tugas tanpa menghitung untung dan rugi.
Kehebatan Paskhas TNI AU
Bahkan, Paskhas TNI AU memegang predikat pasukan khusus Angkatan Udara satu-satunya dan berkuliafikasi terlengkap di dunia.
Dikutip dari buku "All In One Tes Masuk TNI Polri 2015" karangan Tim Edukasi Indonesia, Paskhas TNI AU memilliki berbagai kemampuan tempur khas matra udara.
Seperti dilansir dari Tribun Batam dalam artikel 'Kehebatan Paskhas TNI AU, Jarang Terdengar Tapi saat Beraksi Bikin Pasukan Elite Negara Lain Melongo'
Di antaranya Pengendali Tempur (Dalpur), Pengendari Pangkalan (Dallan), SAR Tempur, jumping Master, Pertahanan Pangkalan yang memiluputi pertahanan horizontal (Hanhor) dan pertahanan vertikal (Hanver), Penangkis Serangan Udara, jungle warvare, air assault (mabod), raid operation hingga kemampuan anti teros aspek udara yang dikenal sebagai ATBARA (anti Pembajakan Udara).
Meski lekat dengan udara, Paskhas TNI AU juga mahir untuk bertempur di hutan, perkotaan, laut maupun pantai.
Ketangguhan prajurit Paskhas TNI AU ini ditakuti dunia bahkan oleh tentara negara maju sekelas Australia.
Diketahui pasukan berkekuatan luar biasa ini satuan paling minim informasinya, makanya sering membuat musuh susah untuk menebaknya.
Pasukan ini dikenal pula sebagai Korps Baret Jingga, mengingat baret yang digunakan berwarna jingga.
Paskhas memang Pasukan Khas. Kekhasannya atau ciri khasnya adalah terdapat pada kemampuan para personel pasukan itu untuk mengoperasikan bandara atau pangkalan udara.
Sebagai pasukan elit andalan TNI AU tugas utama Paskhas adalah menjaga pangkalan udara dan semua asetnya.
Dalam peperangan tugas utama mereka juga menguasai pangkalan udara lawan dan kemudian mengoperasikannya.
Itulah kekhasan pasukan Paskhas, yakni kemampuan mengoperasikan pangkalan udara untuk penerbangan pesawat.
Satu-satunya pasukan elit TNI yang bisa mengoperasikan bandara atau pangkalan udara memang hanya Paskhas.
Mereka telah mendapat pelatihan mengoperasikan pangkalan udara secara memadai.
KKB Papua 2,5 Jam Kontak Senjata dengan Paskhas
Sebelumnya, sebanyak lima hingga 10 anggota separatis kelompok kriminal bersenjata (KKB) melarikan diri ke atas bukit, sedangkan satu anggotanya tewas.
Seorang anggota KKB tewas setelah 2,5 jam kontak senjata dengan Paskhas TNI AU di Bandara Amenggaru, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Jumat 22 Februari 2021.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Detik-detik Personel Paskhas TNI AU Ditembaki di Bandara Amenggaru Papua, Kontak Senjata 2,5 Jam, 1 KKB Tewas'
Identitas anggota KKB tersebut masih didalami aparat dna jenazahnya sudah dibawa ke rumah sakit.
Kontak senjata itu berawal dari anggota KKB menembaki personel Paskhas TNI AU.
Buntut penyerangan itu, aparat gabungan TNI-Polri akhirnya terlibat kontak senjata selama 2,5 jam dengan KKB.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, menuturkan, kejadian tersebut terjadi pada pukul 09.20 WIT.
KKB menembaki personel Paskhas yang sedang melakukan pengamanan di bandara tersebut.
"Sekitar pukul 09.20 WIT di Ilaga, tepatnya di runway Bandara Ilaga terjadi penembakan terhadap rekan-rekan Paskhas sedang melakukan pengamanan bandara," kata Kamal, Jumat.
Setelah ada laporan kejadian tersebut, personel Polres Puncak segera menuju lokasi kejadian dan bergabung dengan personel keamanan lainnya untuk melakukan pengejaran.
Petugas melumpuhkan seorang KKB hingga tewas.
"Kontak tembak cukup lama karena dari ujung runway mereka (KKB) lari ke atas bukit.
Kelompok ini jumlahnya antara lima sampai sepuluh orang," kata Kamal.
Ia memastikan, tidak ada anggota aparat keamanan TNI-Polri yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Saat ini, kontak senjata sudah berhenti dan aparat keamanan masih melakukan pengejaran.
"Saat ini, personel gabungan masih melakukan pengejaran tapi sudah tidak ada kontak senjata. Kejadian berlangsung sampai 2,5 jam," kata Kamal.(*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Mengenal Paskhas TNI AU Pasukan Elite yang Tak Tumbang Diserang KKB Papua, ini Kehebatan Mereka