Tak Sempat Selamatkan Dagangan dari Kebakaran Pasar Blahbatuh, Wayan Ajin : Sudah Ludes Semua

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Editor: Eviera Paramita Sandi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wayan Ajin, salah satu pedagang Pasar Blahbatuh Gianyar, Wayan Ajin yang kios nya terbakar.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Musibah kebakaran yang terjadi di Pasar Blahbatuh Gianyar, Bali, Selasa 15 Juni 2021 menyisakan kesedihan bagi para pedagang.

Dengan cepatnya si jago merah melalap seluruh kios yang kurang lebih berjumlah lebih dari 200 kios.

Tentunya kebakaran ini sangat merugikan para pedagang, salah satunya adalah Wayan Ajin.

Wayan Ajin sudah berjualan selama kurang lebih 35 Tahun di Pasar Blahbatuh. Namun baru kali ini ia dan pedagang lainnya ditimpa musibah kebakaran.

Ketika ditemui, wanita yang berumur 62 tahun itu, tak kuasa menahan kesedihannya.

Ia mengaku baru mengetahui kebakaran pada Pukul 17.20 Wita, kemarin. 

"Jam 17.20 saya tahu kios saya terbakar. Di dalamnya saya jual rokok, sembako lengkap. Saya tidak tahu apa yang menyebabkan pasar terbakar. Saya tiba di lokasi api sudah menjalar dari atas. Api sudah besar jadi tidak bisa menyelamatkan barang-barang," ungkapnya pada, Rabu 16 Juni 2021. 

Memiliki dua kios di dalam Pasar Blahbatuh, Ajin mengatakan kerugiannya yang ditafsir hampir Rp 500 Juta.

Hal tersebut dikarenakan banyaknya stok barang dagangan yang ada di dalam kios seperti roti, sembako dan rokok.

Dan ketika api sudah menjalar ke setiap sudut kios ia tidak sempat menyelamatkan barang dagangannya.

"Total kerugian banyak hampir 500 juta rupiah. Rokoknya yang banyak sekali. Sama sekali tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Api sudah besar di dalam. Dua kios saya punya full isi barang dagangan," tambahnya.

Ia juga sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah dikarenakan tempat berjualannya tersebut merupakan satu-satunya mata pencaharian nya ia dan keluarganya.

Dan jika nantinya akan dipindah ke Pasar Yadnya, ia pun tidak mempermasalahkan hal tersebut, yang terpenting adalah ia tetap bisa berjualan.

"Saya sangat menunggu bantuan Pemerintah, karena itu (berjualan di Pasar) satu-satunya mata pencaharian saya dan keluarga. Kalau dipindah ke Pasar Yadnya saya bersedia saja, yang penting bisa berjualan," tutupnya. 

Kesedihan akibat terbakarnya pasar di Gianyar ini tidak hanya dialami Wayan Ajin, pedangang lain pun mengalami hal yang sama. Meskipun beruntung dalam kejadian tersebut tak ada korban jiwa. 

Namun kerugian yang besar, tak pelak membuat para pedagang "menjerit". 

Menurut seorang pedagang lainnya, api pertama muncul dari kios baju.

Saat kejadian, ada pedagang yang masih buka dan ada juga yang sudah tutup.

Di pasar yang terbakar tersebut, berisi berbagai jenis kios, mulai dari peralatan upacara, pedagang baju, dan sebagainya.

Tidak jauh dari pusat kebakaran, para pedagang tampak berkumpul.

Mereka menangis, bahkan ada yang sampai tidak bisa bicara karena mengetahui barang dagangannya sudah ludes di lalap api.

Seperti yang dialami Ni Made Lungi, seorang pedagang peralatan upacara umat Hindu.

Dia tampak menangis sesenggukan.

Ia ditenangkan oleh pedagang lainnya, yang lebih bisa tabah atas kejadian ini.

Pedagang upacara lainnya, Ni Made Gunasih mengatakan, ia tidak berani melihat kiosnya.

Sebab ia memastikan kiosnya beserta barang dagangannya telah ludes.

"Barang saya lagi full. Saya tidak berani memikirkan nasib kios saja. Sudah pasti ludes," ujarnya.

Odik, warga Blahbatuh, menjelaskan, warga yang banyak berjualan di Pasar Blahbatuh adalah dari Banjar Teruna.

Pada 11 Juni dan 31 Juni 2021 ini, Banjar Teruna akan mengadakan Ngaben massal.

"Tentu ini menjadi pukulan bagi warga yang akan ngaben massal, dengan adanya kebakaran ini," jelasnya.

Sebab warga sangat terdampak dengan kebakaran ini.

Apalagi di Pasar Blahbatuh banyak menjual alat-alat upakara, yang sangat dibutuhkan untuk upacara agama.

Satu diantaranya adalah upacara Ngaben massal ini.

Peristiwa ini menyebabkan arus lalu lintas mengalami macet parah.

Sementara situasi di kawasan TKP gelap gulita.

Sebab listrik dipadamkan agar petugas lebih mudah melakukan pemadaman.

Kepala Dinas Damkar Gianyar, Made Watha mengatakan, para petugas pemadam kebakaran relatif kesulitan memadamkan api.

Hal tersebut karena hampir sebagian besar benda pada pasar tersebut merupakan benda yang mudah terbakar.

"Awalnya api kecil, tapi sangat mudah membesar karena benda-benda di sana sebagian benda kering, seperti dedaunan, kain dan benda yang mudah terbakar lainnya hal," ujar Watha pada 15 Juni 2021. 

Adapun yang terlibat dalam pemadaman ini sebanyak 10 armada.

Terdiri dari satu unit mobil Damkar Kabupaten Klungkung, dua unit armada Damkar Bangli, dua unit armada Damkar Denpasar dan sisanya dari Damkar Gianyar. (*) 

Berita Terkini