TRIBUN-BALI.COM - Hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi berdampak pada 19 desa di tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Menurut data BPBD Kabupaten Magelang yang dikutip dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Rabu 11 Agustus 2021, hujan abu tipis akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi di antaranya meliputi Desa Paten dan Sengi di Kecamatan Dukun; Desa Ketep dan Wonolelo di Kecamatan Sawangan; serta Desa Pakis, Gejagan, Rejosari, Banyusidi, Ketundan, Petung, dan Daleman Kidul di Kecamatan Pakis.
Selain itu, hujan abu meliputi Desa Pucungsari, Pesidi, dan Lebak di Kecamatan Grabag; Desa Kaliurang di Kecamatan Srumbung; Desa Kebonagung di Kecamatan Tegalrejo; serta Desa Karangkajen, Donorejo, dan Krincing di Kecamatan Secang.
Baca juga: Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, 19 Desa Diselimuti Abu Vulkanik
Baca juga: Kilatan Cahaya Diduga Meteor Jatuh di Sekitar Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan LAPAN
"Kondisi aman. Aktivitas masyarakat masih terpantau aman dan tidak terganggu. Kita tetap siaga 24 jam," kata Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono.
Guna mencegah dampak abu vulkanik terhadap kesehatan masyarakat, BPBD Kabupaten Magelang sudah membagikan masker kepada warga di Kecamatan Sawangan dan Dukun.
Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran sejauh 2.500 meter ke arah barat daya pada Selasa Agustus 2021 pukul 20.27 WIB.
Awan panas guguran tersebut memicu terjadinya hujan abu tipis.
BPPTKG menyatakan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada di level 3 atau Siaga.
Warga belum direkomendasikan mengungsi ke tempat yang lebih aman, namun diimbau waspada.
"Tetap tenang dan waspada dengan tetap jalankan protokol kesehatan dengan baik. Jangan beraktivitas di luar jika tidak mendesak,” kata Edi.
Meluncur sejauh 3.000 meter
Sehari sebelumnya, Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah barat daya pada Selasa.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Selasa 10 Agustus 2021 menyebutkan awan panas guguran itu terjadi pada pukul 05.58 WIB.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 214 detik," kata dia.
Awan panas guguran itu memicu hujan abu tipis di sejumlah wilayah di Lereng Gunung Merapi dengan angin mengarah ke ke barat.