TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah Kerajaan Majapahit dipimpin Patih Gajah Mada, menggempur Bali dan akhirnya memukul mundur Raja Bedahulu.
Adipati dari Majapahit dikirim ke Bali, sebagai penguasa dan menjadi perwakilan Majapahit di Bali. Penguasa itu tiada lain adalah Ida Dalem Kresna Kepakisan, yang berkuasa pada 1350 sampai 1380 Masehi.
Beliau saat itu memiliki keraton di Samprangan atau Samplangan, Klungkung.
Berdasarkan dari sumber berbagai babad, seperti Babad Dalem, Babad Arya, Babad Dalem Tarukan, dan sumber lainnya.
Baca juga: Kisah Pura Petilasan Cempaka Majapahit di Gianyar, Banyak yang Sukses dan Sembuh dari Sakit
Disebutkan bahwa pengganti Ida Dalem Kresna Kepakisan, adalah Dalem Agra Samplangan sebagai raja kedua pada tahun 1380-1383 Masehi, dengan keratonnya masih di Samplangan.
Karena berseteru dengan saudaranya Dalem Tarukan, dan dianggap tidak pandai memimpin kerajaan. Akhirnya para patih kerajaan, meminta adiknya Dalem Ketut Ngelusir untuk naik tahta, dan memimpin pada tahun 1383-1460 Masehi.
Dalem Ketut Ngelusir yang tidak ingin berseteru dengan kakaknya, Dalem Agra Samplangan. Meminta agar keratonnya dipindah ke Gelgel saja.
Mulai dari sana, keratonnya pindah ke Gelgel dan akhirnya Majapahit mengakui keraton Gelgel sebagai penerus tahta di Bali. Trah Dalem Ketut Ngelusir digantikan oleh anaknya Dalem Waturenggong, sebagai raja ke-II di Gelgel. Memerintah pada tahun 1460-1550 Masehi.
Dalem Waturenggong terkenal sebagai raja yang membawa masa keemasan pada Bali. Dan kisahnya bersama Pedanda Sakti Wawu Rawuh masih terkenal sampai saat ini.
Pada tahun 1550-1580 Masehi, tahtanya digantikan oleh Dalem Pemayun atau Dalem Bekung sebagai raja ke-III di Gelgel.
Dalem Bekung adalah anak pertama (tertua) dari Dalem Waturenggong. Kemudian tahta diteruskan oleh adik Dalem Bekung, yaitu Dalem Sagening sebagai raja ke-IV pada tahun 1580-1625 Masehi.
Tahta dilanjutkan anak pertama Dalem Sagening, yakni Dalem Anom Pemayun yang menjadi raja ke-V di Gelgel pada tahun 1625-1625 saja.
Ia tidak lama memimpin kerajaan, karena adanya masalah politik internal. Apalagi para menterinya terkena hasutan Gusti Agung Maruti.
Setelah kepergian Dalem Anom Pemayun, akhirnya tahta diisi oleh sang adik yaitu Dalem Dimade.
Baca juga: Pura Petilasan Cempaka Majapahit di Gianyar Tempat Memohon Jabatan dan Rejeki
Beliau menjadi raja ke-VI Bali pada tahun 1625-1651 Masehi di Gelgel. Tatkala awal pemerintahannya, Bali terlihat aman sentosa.