Berita Denpasar

SDN 2 Tanjung Benoa Ikuti Latihan Kesiapsiagaan Tsunami

Penulis: Zaenal Nur Arifin
Editor: Harun Ar Rasyid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para siswa SDN 2 Tanjung Benoa saat berada di rooftop salah satu hotel untuk berlindung dari ancaman musibah tsunami dalam latihan kesiapsiagaan.(Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA – United Nations Development Programme (UNDP), bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badung, Bali, hari ini menyelenggarakan sebuah latihan kesiapsiagaan tsunami (tsunami preparedness drill) di SD Negeri 2 di Tanjung Benoa, Bali.

Dengan dukungan pemerintah Jepang, prakarsa UNDP berfokus pada penguatan kesadartahuan dan kesiapsiagaan tsunami di 18 negara di seluruh Asia Pasifik.

Latihan ini menyiapkan para siswa untuk merespon sistem peringatan dini kedaruratan, juga termasuk tinjauan zona evakuasi di Hotel Ion Benoa, salah satu dari tujuh hotel yang menjalankan Memorandum of Understanding (MoU) dengan kelurahan Tanjung Benoa untuk menunjang evakuasi aman, yang difasilitasi oleh UNDP.

Deputi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amina J. Mohammed, yang turut menghadiri kegiatan ini dan menggarisbawahi pentingnya tindakan dini untuk memitigasi dampak bencana.

Bahkan bencana merupakan ancaman atas pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs, Sustainable Development Goals).

“Bencana berpotensi, dalam waktu singkat, menghilangkan hasil pembangunan bertahun-tahun bahkan berdekade-dekade. Latihan hari ini sangatlah penting sebagai tindakan awal ini. Karena tiap orang mempunyai tanggungjawab untuk saling melindungi, untuk menghentikan daya rusak bencana (“stop the spiral”), juga memastikan kita mempunyai kesiapsiagaan yang baik,” ujar ibu Amina Mohammed.

Asako Okai, selaku Asisten Sekretaris Jenderal PBB/UNDP Asisten Administrator dan Direktur Biro Krisis menjelaskan prakarsa regional UNDP serta mitra-mitra regionalnya.

“Bersama kita telah mengidentifikasi sekolah-sekolah yang rentan terkena tsunami, mengkaji dan memperbaharui rencana kesiapsiagaan sekolah, mengadakan latihan evakuasi, serta mengadvokasi untuk dimasukkannya kesiapsiagaan tsunami ke dalam kurikulum sekolah. Prakarsa tindakan awal ini dilakukan melalui peringatan dini dan mengikutsertakan warga terutama yang paling rentan,” jelasnya.

Latihan kesiapsiagaan tsunami ini menginformasikan warga akan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko cedera, serta cara terbaik menghindari konsekuensi bencana alam.

Sejak 2017, UNDP, dengan dukungan pemerintah Jepang, telah menyelenggarakan latihan kesiapsiagaan tsunami untuk siswa sekolah di daerah pesisir di 18 negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.(*)

BERITA LAINNYA

Berita Terkini