TRIBUN-BALI.COM - Umur memang tidak ada yang tahu, karena itu adalah rahasia ilahi atau Tuhan.
Begitu juga dengan korban tabrakan maut di Desa Pacung, Kecamatan Baturiti, Tabanan.
Wayan Wandani, menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam kejadiaan naas tersebut.
Wanita yang biasa disapa Okta ini, harus meregang nyawa bertepatan dengan hari suci Kuningan, pada 18 Juni 2022.
Tabrakan maut itu, juga akhirnya menjadi kecelakaan beruntun yang cukup parah.
Semua berawal dari bus pariwisata bernopol B 7134 WGA.
Baca juga: TABRAKAN MAUT BATURITI, Rem Blong Sebabkan Satu Korban Meninggal Dunia
Baca juga: FOTO-FOTO Kondisi Kendaraan KECELAKAAN MAUT BATURITI, 1 Orang Meninggal & Sejumlah Kendaraan Rusak
Bus pariwisata dengan atap berwarna orange itu, datang dari Jawa ke Bali.
Namun sayang saat melewati tanjakan Baturiti, bus ini mengalami rem blong.
Korban yang selamat dan saksi mata, sempat melihat bus ini berjalan zig-zag dari atas menuju jalan turunan di Baturiti.
Akibat rem blong, bus pariwisata ini akhirnya menabrak dan terjadi kecelakaan beruntun.
Wayan Wandani meninggal dunia.
Padahal ia sedang berjalan dan hendak menyeberang dengan membawa banten.
Dalam kejadian ini, ternyata masalah pada rem membuat bus menabrak kendaraan lain.
Sehingga terjadi kecelakaan beruntun.
Ditambah lagi kondisi jalanan menurun.
Dan bus pun terperosok ke perkebunan warga, sedalam lima meter dari permukaan jalan.
Baca juga: TABRAKAN MAUT BATURITI, Rem Blong Sebabkan Satu Korban Meninggal Dunia
Baca juga: FOTO-FOTO Kondisi Kendaraan KECELAKAAN MAUT BATURITI, 1 Orang Meninggal & Sejumlah Kendaraan Rusak
Informasi yang dihimpun, bahwa kejadian sekitar pukul 12.20 WITA.
Dari kejadian itu, ada sekitar belasan kendaraan dari roda dua, empat, dan bus itu sendiri yang terlibat.
Pertama bus pariwisata yang memuat wisatawan asal Jawa, melintas dan menghantam sedikitnya sepuluh kendaraan roda empat.
Serta tiga unit sepeda motor dan seorang pejalan kaki.
Kronologi kecelakaan lalu lintas ini, terjadi tepat di Kilometer 48,9 Jalan Nasional Denpasar- Singaraja.
Tepatnya di Banjar Pacung, Baturiti, Tabanan.
Bus sendiri dikendarai oleh Agus Supriyanto, 38 asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Kejadian itu dikabarkan bahwa kendaraan berangkat dari utara, atau arah Singaraja atau Bedugul.
Menuju ke arah Selatan, atau ke Denpasar.
Nah, setibanya di TKP, kendaraan mengalami rem blong dan tidak terkendali.
Akibatnya, sebuah Mobil Avanza ditabrak dari arah berlawanan.
Kemudian merembet ke Mobil jenis APV.
Selanjutnya, bus jatuh ke saluran air sebelah timur jalan.
Kemudian menabrak empat lagi kendaraan roda empat lainnya.
Termasuk menabrak sepeda motor tiga unit.
Sampai akhirnya, bus terperosok di kedalaman sekitar lima meter dari jalan umum.
Tepat di perkebunan milik warga.
Dan untuk korban Okta sendiri, diketahui memiliki nama lengkap Ni Wayan Wandani.
Wanita 30 tahun ini, adalah warga setempat yang saat itu sedang berjalan kaki usai melaksanakan Persembahyangan di pura sekitar.
“Kalau nama lengkap kurang tahu, biasanya dipanggil Bu Okta,” ucap salah seorang warga, Armawan.
Data yang dihimpun lainnya, diketahui bahwa kendaraan bus yang membawa penumpang sebanyak 55 orang itu.
Merupakan kendaraan yang membawa penumpang siswa SMP dari Surabaya.
Sebelumnya para siswa ini berwisata di DTW Ulun Danu Beratan.
Dan akan menuju ke objek wisata di Kabupaten Gianyar.
Kapolres Tabanan, AKBP Renfli Dian Candra, mengatakan, bahwa kejadian bus yang menabrak kendaraan lain secara beruntun itu masih dalam penyelidikan.
Dan kendaraan bus sendiri berangkat dari dari Jawa (Surabaya), langsung menuju Singaraja.
Usai masuk atau tiba di Gilimanuk.
Tidak melintas di Kabupaten Jembrana, untuk menuju wisata di Denpasar atau Badung.
Kemudian, naik ke daerah Singaraja hingga turun ke Bedugul.
“Ada satu korban meninggal.
Kemudian ada yang luka tapi sudah pulang.
Dari penyelidikan awal remnya tidak berfungsi,” jelasnya.
Renfli menuturkan, bahwa dari keterangan saksi.
Bus itu memang mengalami kendala pada rem.
Dimana rem tidak berfungsi, dan sopir sudah berusaha mengerem.
Namun, untuk itu pihaknya sudah menerjunkan Tim TAA Polda Bali untuk melakukan penyelidikan.
“Sopir tidak dalam kondisi mengantuk.
Karena saksi mengaku memang sudah berusaha mengerem,” bebernya.
Semoga korban diterima disisiNya. (*)