TRIBUN-BALI.COM - Hasil Persib Bandung vs Bali United, dengan skor 2-3 hingga akhir pertandingan, nampaknya tidak memuaskan bobotoh.
Khususnya bobotoh yang menonton langsung di Stadion GBLA.
Pasca kemenangan Serdadu Tridatu, membuat protes oknum bobotoh.
Bahkan dikabarkan, punggawa Bali United tidak bisa keluar usai pertandingan pekan keenam Liga 1 Indonesia 2022-2023 ini.
Tentu saja ini tidak layak dalam sportivitas dunia sepak bola Indonesia.
Baca juga: OKNUM BOBOTOH Tahan Pemain Bali United Usai Menang Lawan Persib Bandung di GBLA
Baca juga: KLASEMEN Liga 1 23 Agustus 2022, Bali United Naik Kelas Posisi 5, Persib Bandung Nomor 13
Aksi lempar botol air minum kemasan, dan benda lainnya ke dalam lapangan yang dilakukan oknum bobotoh, mewarnai kekalahan Persib Bandung Vs Bali United dengan skor 2-3 di Stadion GBLA Kota Bandung, Selasa (23/8/2022).
Tindakan yang dilarang dalam regulasi ini, dan dapat berimbas pada jatuhnya sanksi dari PSSI tersebut, malah dilakukan oknum bobotoh sejak pertandingan babak kedua masih berlangsung, bahkan hingga laga telah usai.
Tampak lemparan botol air minum kemasan terus terjadi, seiring tensi pertandingan dari kedua tim yang kian memanas di atas lapangan.
Termasuk keputusan wasit yang dinilai bobotoh menuai kontroversi.
Akibatnya, para pemain dan ofisial tim Bali United, termasuk perangkat wasit terpaksa harus diamankan barikade petugas jajaran Polrestabes Bandung dan Polda Jabar, menggunakan tameng huru hara, saat akan meninggalkan lapangan menuju ruang ganti setelah pertandingan.
Baca juga: MENANG BESAR! Hasil Persib Bandung vs Bali United Skor 2-3, Privat Mbarga Unjuk Gigi
Baca juga: SUNDULAN PRIVAT & SPASO Unggulkan Serdadu Tridatu, Hasil Persib Bandung vs Bali United 0-2
Bahkan, sanksi denda sebesar Rp 50 juta pun menanti panitia penyelenggara pertandingan laga kandang Persib Bandung ini, akibat ulah oknum bobotoh tersebut.
Hal serupa pernah menimpa PSS Sleman, di mana Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi Rp 50 juta, atas ulah supporternya saat PSS Sleman menjamu PSM Makassar di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada 23 Juli 2022 lalu.
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra pun menanggapi situasi timnya yang harus diselamatkan petugas kepolisian saat akan meninggalkan lapangan.
Menurutnya, setiap supporter tim di Indonesia harus memiliki kedewasaan dan mampu menerima saat tim kesayangan menelan kekalahan dari lawan, terutama saat bertanding di laga kandang.
"Kami paham bahwa supporter ini (bobotoh) dalam situasi yang kurang bagus.
Saya pikir semua supporter di Indonesia juga harus terima waktu kalah, jangan cuma waktu menang," ujarnya dalam sesi konferensi pers usai pertandingan di Stadion GBLA Kota Bandung, Selasa (23/8/2022).
Karena dalam pertandingan sepak bola, lanjutnya hanya ada tiga hal, yaitu menang, kalah, atau imbang.
Sehingga setiap situasi yang didapatkan tim kesayangannya, harus bisa diterima dengan jiwa besar.
"Kadang-kadang di Indonesia terlalu fanatik, dan tidak terima ketika timnya tidak menang atau kalah," ujarnya.
Di sisi lain pihaknya pun berterima kasih kepada petugas kepolisian, yang telah membantu para pemain dan timnya untuk meninggalkan lapangan secara aman.
"Waktu kita mau keluar mereka terus lempar kami dan kami berterima kasih kepada polisi, karena bisa bantu kami buat keluar dan semua aman.
Sekali lagi, kami sebagai pelatih dan pemain profesional cuma datang buat tim, dan kami tetap respek ke tim suporter lawan," katanya. (Cipta Permana).