TRIBUN-BALI.COM - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), jenis solar kembali terjadi di beberapa SPBU di Bali.
Berdasarkan pantauan wartawan Tribun Bali di lapangan, beberapa titik SPBU terlihat antrean mengular panjang.
Seperti di sepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk, antrean sudah terjadi sejak Sabtu, 3 Desember 2022 hingga hari ini.
Bahkan Pasemetonan Sopir Logistik, berencana akan melakukan aksi demo jika hal ini terus terjadi.
Mereka kesal, karena antrean untuk mendapatkan solar ini membuat pekerjaan mereka terhambat.
Dan arus lalu lintas logistik pun, menjadi terganggu jika terus seperti ini.
Baca juga: SOPIR Ancam Demo! Antrean Truk Mengular di Sepanjang Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk Bali
Baca juga: Antrean Truk Pencari Solar Juga Terlihat di Subagan Karangasem Bali, Simak Beritanya!
Kemudian antrean membeli solar juga terjadi di ujung timur Pulau Bali, yaitu di wilayah Karangasem.
Antrean kendaraan truk di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Subagan, Karangasem terlihat cukup panjang.
Pada Senin (5/12/2022) pagi.
Diperkirakan antrean panjang ini, mencapai puluhan meter.
Start dari perempatan Kelurahan Subagan, hingga Desa Adat Jasri, Kelurahan Subagan.
Rudi, sopir truk asal Banyuwangi, mengatakan puluhan truk ini mengantre demi mendapatkan BBM solar subsidi.
Mengingat beberapa SPBU di Karangasem, tak mendapatkan pasokan.
Seperti di sekitar Jasri, serta Padang Kerta.
"Hampir lima SPBU saya kunjungi, tetapi tak ada solar.
Cuma ada di SPBU ini (Subagan) solar.
Banyak truk mengaantre untuk dapat pasokan solar,"ungkap Rudi saat ditemui disekitar SPBU, Senin (5/12/2022).
Kelangkaan BBM jenis solar, juga terjadi di wilayah Badung.
Sejumlah SPBU di Kabupaten Badung, terlihat krodit pada Senin 5 Desember 2022.
Bahkan terlihat ada beberapa antrean kendaraan sampai panjang, untuk membeli BBM solar dan Pertalite.
Namun menurut informasi yang didapat, antrean panjang itu terjadi karena saat ini solar dan Pertalite ada pembatasan dari Pertamina.
Sehingga saat solar atau Pertalite datang, kendaraan pun harus mengantri untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.
Untuk di Kabupaten Badung terlihat dua SPBU yang krodit, seperti SPBU Kapal dan SPBU Lukluk yang berada di jalan Utama Denpasar –Singaraja.
Kendati demikian, aparat kepolisian pun sudah menurunkan beberapa personilnya untuk mengatur arus lalu lintas.
Kepala Bagian (Kabag) Sumber Daya Alam (SDA) Setda Badung, Made Adi Adnyana, didampingi Kasubag SDM Energi dan Air, Putu Puspita, tidak menampik kondisi tersebut.
Pihaknya mengaku saat ini memang terjadi kemacetan di beberapa SPBU.
Cholishon Liwajhillah, Pjs. Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, menjelaskan ihwal hal ini.
"Untuk antrean solar di beberapa SPBU, di wilayah Bali tersebut dikarenakan kuota solar di SPBU daerah tersebut sudah habis.
Sebab ada aturan pembatasan kuota solar dari regulator.
Pertamina menyalurkan solar subsidi sudah sesuai dengan aturan kuota yang ditetapkan oleh regulator (dlm hal ini BPH Migas)," sebutnya dalam rilis yang diterima Tribun Bali, 5 Desember 2022.
Karena peruntukan solar subsidi, berdasarkan Peraturan Presiden No .191 th 2014 telah menetapkan konsumen yang berhak menggunakan solar subsidi.
Pertamina, jelas dia, terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan kepolisian serta SPBU agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan normal.
Serta melakukan tindakan yang diperlukan, untuk memaksimalkan penyaluran ke konsumen lebih selektif.
Dengan melakukan upaya pengalihan kuota antar Kota/ kabupaten di Bali, sehingga distribusi solar subsidi merata.
Terkait laporan kekurangan kuota solar subsidi ini, khususnya di wilayah Bali yang mengalami kekurangan.
Pihak Pertamina juga sudah membuat laporan, kepada pihak regulator dan masih menunggu arahan lebih lanjut terkait hal tersebut. (*)