TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hiruk pikuk lokasi Thrift di Pasar Badung, Denpasar akan dijumpai setiap sore hari. Mulai dari anak-anak hingga ‘emak-emak’ padati kawasan thrift ini. Selain itu juga terdapat remaja-remaja yang ikut menggebur, menawar dan sesekali mencoba langsung pakaian thrift ini.
Salah satu pedagang thrift di Pasar Badung yakni Ketut Nada ketika diwawancarai, mengatakan pemandangan ini sudah setiap hari ia lihat. Banyak masyarakat yang antusias membeli pakaian thrift karena harganya yang terjangkau.
“Kalau sekarang mau bergaya kantong tipis bisa saja ya beli thrift solusinya,” ungkap, Ketut Nada ketika ditemui pada, Selasa 10 Januari 2023.
Untuk berjualan thrift ini ia mengambil barang-barang tersebut dari luar Bali dan menurutnya peminatnya sangat luar biasa, didominasi oleh perempuan. Pakaian bekas atau thrift yang ia jual pun harganya mulai dari Rp. 5 ribu sampai Rp. 30 ribu. Untuk membayar izin berjualan di Pasar Badung ini setiap harinya, Ketut merogoh kocek Rp. 17 ribu. Sangat terjangkau dan tentunya itu menjadi alasan mengapa thrift ini sangat diburu oleh masyarakat.
“Sehari bisa laku hingga ratusan pcs kita buka dari pukul 17.00-21.00 malam. Buka setiap hari. Dan ini pakaiannya dicuci dulu sebelum dijual,” imbuhnya.
Pembeli thrift inipun ada yang datang dari luar Kota, seperti Mira yang datang dari Tabanan untuk membeli thrift diarea Pasar Badung. Ia pun mengaku sangat senang berburu pakaian thrift.
“Senang berburu pkaian thrift. Harganya murah dan terjangkau biasanya random yang dibeli dan biasanya sekali belanja abis Rp. 100 ribu sudah dapat banyak,” kata, Mira.
Ia pun mengaku tak takut menggunakan pakaian thrift karena usai dibeli, pakaian-pakaian tersebut langsung ia cuci dengan menggunakan air panas. (*)