TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penduduk Bali saat ini berjumlah sebanyak 4,3 juta orang dengan pertumbuhannya hanya 1,2 persen pertahun.
Angka tersebut pun dikatakan rendah oleh, Gubernur Bali, Wayan Koster saat berpidato diacara Tatap Muka Dengan Masyarakat Kota Denpsar yang berlokasi di Art Center pada, Selasa 21 Februari 2023.
“Rendah pertumbuhan penduduk di Bali dan satu ibu produktif rata-rata melahirkan dua anak jadi keluarga berencana (KB) dua anak di Bali ini berhasil. Karena itu saya menggalakan jangan KB 2 anak tapi KB 4 anak,” jelas, Koster.
Lebih lanjutnya ia mengatakan, karena jika semua penduduk Bali mengikuti KB 4 anak maka berarti populasi Nyoman (anak ketiga) dan Ketut (anak keempat) akan punah.
Dengan begitu Koster mengatakan Bali akan kehilangan unsur budayanya. Dalam hal ini ia tidak memaksakan, namun jika bisa disarankan untuk pasangan suami istri memproduksi sampai 4 anak.
“Jadi bagi generasi muda saya berharap nikahlah dengan pasangan yang cocok dan rencakan 4 anak minimal. Sekarang coba kalau kita cek pendaftaran siswa baru di SD ada berapa Nyoman dan Ketut pasti sudah langka. Jadi karena itu kita harus dijalankan kedepan saya sudah bicara dengan Kepala BKKBN, untuk Bali jangan KB 2 anak karena mempersulit masyarakat Bali. Sudah populasinya sedikit diperkecil lagi,” tandasnya.
Ia pun meminta pada muda-mudi di Bali agar menikah juga dengan orang asli Bali. Hal ini bertujuan agar ras orang Bali tetap terjaga.
Dan warga Bali harus mempertahankan pernikahan sesama Bali agar ras Bali terjaga dengan baik.
Baca juga: Banyak Kecipratan Program Pemerintah Selama Jadi Gubernur Bali, Koster Katakan Rezeki Anak Saleh
“Kalau nikah nikahlah sesama orang Bali kalau bisa supaya rasnya terjaga. Boleh mencari Bule (Warga Negara Asing) supaya tidak kecil seperti saya hehe. Kita harus mempertahankan pernikahan sesama Bali supaya ras Bali terjaga dengan baik. Jangan blasteran. Kalau bisa kita nikah dengan sesama orang Bali agar SDM bali terjaga dengan baik,” ucapnya.
Koster juga mengatakan, leluhur di Bali ini sangat luar biasa menciptakan alam Bali yang luasnya kecil hanya 5.780 km⊃2; dan penduduknya sedikit namun anugrahnya luar biasa, produk hasil Bali juga luar biasa.
“Apa yang tidak terkenal? Jeruk Bali terkenal, arak Bali terkenal, salak Bali terkenal, garam Bali terkenal. Nak Bali (orang Bali) terkenal juga. Dan transmigran yang paling berhasil seperti di Lampung, Sulawesi itu pasti transmigran yang berhasil nak Bali karena tekun. Kualitas dan integritas orang Bali, dan jati diri harus diperhatikan kedepannya. Itu menjadi strategi bersaing. Dan Bali survive secara berkelanjutan,” tutupnya. (*)