Hingga korban tenggelam, sampai saat ini sekitar pukul 20.00 Wita belum ditemukan.
Sejarah Tukad Pantai Balian Tabanan (dari berbagai sumber)
Kata balian berarti dukun atau "orang pintar". Nama balian ini disematkan dari tukad pantai tersebut,
konon berawal dari kisah seorang brahmana suci Hindu yang datang ke Bali dari pulau Jawa.
Beliau adalah Danghyang Nirartha atau dengan gelar Pedanda Sakti Wawu Rauh.
Beliau adalah pendeta sakti yang disegani, bahkan dalam sejarah perjalanan Dang Hyang Nirartha, beliau pula yang mendirikan Pura Tanah Lot yang merupakan Pura Dang Kahyangan dan sekarang tersohor menjadi salah satu objek wisata di pulau Dewata Bali.
Dalam perjalanan sucinya beliau juga sempat mampir ke tempat ini, beliau menemukan banyak orang sakit, dengan kekuatannya maka di tancapkanlah tongkatnya.
Sehingga keluar air yang bisa menyembuhkan orang-orang sakit. Karena keampuhan dari air sungai tersebut sehingga dikenal dengan Tukad Balian.
Tukad Balian tersebut dianggap suci, bahkan sampai sekarang masih tetap disakralkan dan sebagai untuk panglukatan (menyucikan diri secara rohani), hilir dari Tukad Balian ini bermuara di pantai, dan tempat muara itulah dikenal sebagai Pantai Balian.
Pantai Tukad Balian terletak di Banjar Pengasahan, desa Lalalinggah, Kec. Selemadeg, Tabanan – Bali. Akses menuju ke lokasi tempat ini sangat mudah, karena berada di jalan raya provinsi yang menghubungkan antara Denpasar – Gilimanuk.
Kurang lebih 60 Km atau sekitar 2 jam perjalanan dari kota Denpasar, atau sekitar 84 Km dari Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana Bali.
Warga yang Berhasil Diselamatkan
I Made Sujana
Ade Ravindra Ananda
Ni Nyoman Sumartini
I Putu Sintya Dewi
I Putu Seputra
I Putu J Satya Wiratama Nugraga
Ni Made Widya Marta Nugrahayani (*)