Berita Gianyar

Kasus Suspek Meningitis Hantui Gianyar, Dinkes Sebut 1 orang Tewas dengan Total 27 Kasus

Penulis: I Wayan Eri Gunarta
Editor: Fenty Lilian Ariani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bakteri Streptococcus pneumoniae penyebab penyakit radang selaput otak atau meningitis.

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kasus suspek Meningitis atau bahasa ilmiahnya meningitis streptococcus suis (MSS) kini menghantui Kabupaten Gianyar, Bali.

Sejak awal tahun 2023 ini, telah ada sebanyak 27 orang yang telah dilarikan ke RSUD Sanjiwani Gianyar. Kasus ini pun telah mendapatkan perhatian serius Dinas Kesehatan Gianyar.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, Senin 27 April 2023 membenarkan hal tersebut.

Dia mengatakan, kasus ini sudah terdeteksi dengan Januari 2023, dan terakhir terdeteksi 14 April 2023.

Dimana pasien terakhir ini sebanyak tiga orang yang masih dalam satu keluarga di Banjar Telabah, Desa/Kecamatan Sukawati.

Informasinya, mereka dilarikan usai menyantap lawar plek atau lawar dengan olahan daging babi mentah. 

Ariyuni menyebutkan, dari 27 kasus suspek MSS, 19 orang dinyatakan sembuh (70,37 peren), 1 orang meninggal (3,7 persen), dan 7 orang masih dalam perawatan intensif di RSUD Sanjiwani.

Dia menjelaskan, pada umumnya gejala muncul setelah beberapa jam sampai 14 hari setelah mengkonsumsi olahan daging babi mentah yang terinfeksi atau dari lingkungan yang tercemar. 

"Gejala yang sering muncul, mulai dari demam, sakit kepala, mual, muntah dan kaku kuduk, serta penurunan kesadaran," jelas Ariyuni.

Dia mengagakan, dapak serius penyakit ini bisa dihindari. Yakni, semakin cepat pasien mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit maka tingkat kesembuhan meningkat.

"Pengobatan yang tepat dan cepat tentunya dapat menghidari kemungkinan pasien mengalami gangguan pendengaran permanen atau kematian, oleh sebab itu dihimbau kepada seluruh masyarakat jika mengalami gejala serupa dan memiliki riwayat mengkonsumsi olahan dari daging babi mentah yang terinfeksi untuk segera ke Rumah Sakit," tandasnya. 

Dari data dari Rumah Sakit Daerah Sanjiwani, Suspek MSS terbanyak tahun 2023, yaitu di Kecamatan Sukawati dengan 10 kasus, disusul Kecamatan Blahbatuh dan Gianyar masing-masing 6 kasus dan keempat Kecamatan Ubud dengan 5 kasus.

Kata Ariyuni, kewaspadaan dini terhadap kasus MSS perlu ditingkatkan melalui koordinasi lintas sektor dan lintas program terkait, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, mengkonsumsi olahan dari daging babi yang telah dimasak dengan baik.

"Bagi mereka yang kontak dengan ternak agar selalu menggunakan slop tangan dan sepatu bot, dan sedapat mungkin menghindari luka kontak dari lingkungan peternakan," ujar Ariyuni. (*)

Berita Terkini