Baca tanpa iklan
AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Pencarian I Dewa Gede Puja, nelayan asal Bugbug, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Bali yang hilang terseret ombak disekitar Perairan Bugbug, telah dihentikan.
Mengingat petugas gabungan yang terdiri dari SAR Karangasem, Pol Air, Bakamla, BPBD Karangasem, Bakamla, serta Balawista tak menemukan target setelah 7 hari.
Koordinator Pos SAR Kabupaten Karangasem, Gusti Ngurah Eka Widnyana, mengungkapkan, pencarian dihentikan sejak Sabtu 17 Juni 2023 sore.
"Pencarian dihentikan sementara lantaran sudah 7 hari. Sesuai SOP dari Pos SAR, pencarian dilakukan selama 7 hari," kata I Gusti Ngurah Eka Widnyana, Minggu 18 Juni 2023.
Penutupan pencarian ini telah diketahui pihak keluarga.
Pencarian akan dilanjutkan kembali jika ada informasi keberadaan korban.
Petugas hanya sebatas evakuasi.
Pihaknya tetap berkoordinasi dengan petugas gabungan.
Petugas juga menghimbau ke nelayan untuk memberitahu seandainya menemukan sesuatu.
Baca juga: Hari Ketiga, Pencarian Nelayan Hilang di Perairan Bugbug Karangasem Bali Belum Ditemukan
"Selama 7 hari operasi SAR tak ada tanda target ditemukan. Selama proses pencarian, petugas sudah maksimal melakukan pencarian. Kita mengerahkan tim, rubber boat. Sekarang kita tetap melaksanakan pemantauan," jelas Gusti Eka, pejabat asal Kabupaten Klungkung.
Ditambahkan, selama 7 hari tim gabungan melakukan pencarian hingga menyisir sekitar Perairan Seraya, Tumbu, Jasri, Bugbug, Candidasa, Manggis, & Padang Bai.
Pada saat pencarian awal cuaca tak bersahabat karena angin cukup kencang dan gelombang lumayan tinggi.
Sehingga pencarian target di lapangan sedikit terkendala.
Untuk diketahui, tujuh nelayan asal Bugbug, Karangasem, Bali terseret ombak, pada Minggu 11 Juni 2023 dini hari.
Kejadiannya disekitar Pantai Bugbug, Bugbug, Kecamatan Karangasem, Bali.
Enam nelayan dinyatakan selamat, sedangkan Dewa Gede Puja hilang terbawa arus ke tengah laut.
Nengah Kantun, warga asli Bugbug yang berprofesi sebagai nelayan mengungkapkan, peristiwa terjadi saat para nelayan turun melaut.
Korban bersama rekannya mendorong jukung ke laut.
Ketika mendekati bibir laut, tiba - tiba ombak besar datang menghantam.
Nelayannya terseret, sedangkan beberapa jukung alami kerusakan.
"Kejadiannya dini hari. Cuacanya masih gelap. Ketika hendak dorong jukung, tiba-tiba ombak besar datang menghantam nelayannya. Ada tujuh orang, yang selamat enam orang dan satu orang hilang. Dikarenakan cuaca gelap, para nelayan tidak melihat korban terseret. Baru diketahui setelah ombak reda," kata Kantun.
(*)